[Satu]

182 5 0
                                    



Hujan rintik – rintik

Turun rintik – rintik

Di tengah rintik hujan

Payung warna warni

Seperti jamur yang tumbuh subur

Disirami hujan rintik – rintik

(Petikan lirik lagu Hujan Rintik-Rintik, ciptaan AT Mahmud, dipopulerkan oleh Tasya Kamila)

======

Ding!

Speaker komputerku berbunyi. Di sudut kanan bawah muncul smiley rtf (roll on the floor) dari akun Yahoo! Massenger bernama sipayungjamur.

Aku langsung menanggapi responnya. Dia menyanyikan lagu itu saat kami ber-webcam kemarin. Kupikir itu hal yang konyol. Seorang pemuda dengan usia yang sudah menginjak 20 tahun tapi masih menyukai lagu anak-anak. Ya, aku lebih memillih kata "konyol" ketimbang "unik". Unik terlalu istimewa untuknya.

ijo_lumut : Menertawakan diri sendiri ya?

Kataku

sipayungjamur : Iya. Hehe. Lagu itu tidak banyak orang yang tahu kan? Tapi aku selalu takjub pada penggambaran payung yang berwarna-warni, yang bertangkai dan memiliki tudung seperti jamur. Setiap hujan turun aku selalu teringat pada lagu itu dan membayangkan dari mana inspirasi AT Mahmud hingga menuliskan kata-kata seperti itu. Menurutku itu luar biasa.

Dia memang selalu takjub pada hal-hal yang unik. Menurutku orang ini sangat imajinatif dan memiliki dunia fantasinya sendiri. Aku akan menceritakan padamu tentang sebuah kisah yang pernah dia ceritakan padaku dalam sebuah chat yang panjang di Yahoo! Massenger.

====

Alkisah, di sebuah negeri dongeng, negeri khayalan yang hanya ada dalam pikiran seorang pemuda. Hiduplah sesosok jamur kancing --yang para chef kerap menyebutnya dengan Shiitake atau Campignon.

Di negerinya itu, si Jamur hidup bersama sesosok lumut. Mereka terlahir bersama dan tumbuh di atas sebuah bongkahan batu. Awalnya mereka tidak ada, hanya berupa sel mitokondria yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Lalu perlahan karena suhu udara yang rendah dan kelembaban yang tinggi, mereka akhirnya bisa terlahir dan memiliki kehidupan.

Mereka hidup berdampingan satu sama lain. Setiap tersirami hujan mereka selalu bahagia. Sebab hal itu ibarat tambahan nyawa buat mereka. Mereka bisa hidup lebih lama lagi. Benarlah kata orang-orang baik bahwa hujan selalu membawa rejeki, meskipun seringkali kehadirannya dirutuki oleh orang-orang yang tidak pandai bersyukur.

Keberadaan jamur dan lumut di atas bongkahan batu itu bukanlah hal yang biasa. Melainkan hal yang istimewa. Mereka memberikan semacam penanda historis pada sebongkah batu. Semakin banyak lumut dan jamur yang hidup di batu itu maka semakin historis-lah batu itu.

Selain sebagai penanda historis, keberadaan jamur dan lumut selalu menjadi penanda kesunyian. Ya, bahwa keberadaan manusia di sekitar bongkahan batu itu teramat jarang. Itu artinya tempat itu adalah tempat yang sunyi dan menenangkan. Kehadiran manusia terlalu sering membuat dunia menjadi bising.

Jamur dan lumut selalu hidup berdampingan. Mereka bekerja sama sekaligus berebut nutrisi dari alam di sekitar bongkahan batu. Meskipun begitu, mereka juga seringkali cekcok yang menyebabkan salah satu di antara mereka mengering karena kekurangan nutrisi. Tapi mungkin itulah resiko hidup berdampingan seperti itu, akan selalu ada pihak yang kalah, mengalah ataupun pura-pura kalah.

Tahukah kau, mereka sebenarnya saling mencintai. Ya tentu saja! Hidup bersama sejak baru lahir, di tempat yang sama, tak terpisahkan, saling bercengkrama satu sama lain, berbagi makanan dan sebagainya, tentu semua itu menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.

Namun sayangnya mereka tidak akan pernah bisa bersatu. Cinta mereka terlarang. Jamur berasal dari golongan monera yang memiliki ikatan spora yang melingkar dengan teratur, sedangkan lumut adalah golongan monera yang memiliki ikatan spora yang acak. Tentu saja, jenis dan kultur kehidupan mereka berbeda.

Kehidupan sosial mereka ternyata juga berbeda, jamur terlalu parlente untuk lumut. Jamur memiliki tudung yang indah, berwarna-warni. Dia juga memiliki simpanan senjata beracun yang bisa melumpuhkan siapapun yang mencoba mengganggunya. Sedangkan lumut, tubuhnya hina dan tidak memiliki keahlihan apa-apa.

Terang saja, mereka tidak akan mungkin bisa bersatu. Hal itu akan menentang takdir yang telah digariskan oleh Tuhan. Yang dapat mereka lakukan hanyalah berusaha saling menggapai satu sama lain lewat jaringan spora yang mereka buat. Saling berkait, saling bertaut.

Ah, kisah ini terlampau sedih. Sepertinya tidak usah aku lanjutkan lagi. Begitu kata akun sipayungjamur kala itu, sebelum kemudian mengakhiri kisahnya.

======

Payung Seperti JamurWhere stories live. Discover now