Bumi

9.9K 1.4K 54
                                    

"Hallo guys, gimana potongan rambut aku? Sebenernya bagusan panjang atau pendek sih? Yaampun sebenernya aku tuh lebih suka rambut panjang sih, tapi rambut pendek juga kelihatannya lebih fresh. Komen ya aku bagusan rambut panjang atau pendek. Have a nice day all."

Asa hanya menatap Bella dengan malas. Sudah tidak diragukan lagi, sahabatnya itu memang eksis di media sosial. Bahkan seluruh penjuru kampus pasti mengenali gadis itu.

Pandangan Asa kembali menyapu seluruh ruangan ini. Mereka sedang berada di kamar asrama Sissy. Gadis itu memang memutuskan tinggal di asrama kampus daripada apartemen.

"Sy, kemaren gue ketemu Bima anak fotografi. Lo kenal?" Tanya Asa tiba-tiba. Membuat Sissy yang sedang merapikan rambutnya, terhenti sejenak.

"Em.. Gue cuma tau nama doang sih, Sa."

"Gue kenal." teriak Bella tiba-tiba. "Dia kan ketua klub foga. Klubnya lumayan terkenal tuh, sering ngadain pameran kayak kemaren. Kenapa? Lo naksir Bima? Yaampun anak foga gak ada yang bening kayak kuah bayem. Mentok-mentok kuah santen doang, butek gitu. Kalau mau cari cowok kuah bayem tuh di anak BEM atau teater."

Asa dan Sissy melongo. Asa bahkan sempat tidak mengerti dengan penjelasan Bella tadi. Kuah bayem? Kuah santen? Apa hubungannya?

"Lo mau ikut UKM itu?" Tanya Sissy tiba-tiba.

Asa mengangguk ragu. Sebenarnya Asa tidak begitu pandai dalam membidik foto. Tapi perkataan Ares terus berputar-putar di otaknya. Terlebih lagi, ada tawaran yang terbuka untuknya.

Jadi, adakah alasan untuk menolak?

"Oh, bagus deh. Biar hidup lo nggak cuma kuliah sama pulang doang." Sissy mengangkat dua jempolnya sambil tersenyum lebar ke arah Asa.

Ting!

Mencul sebuah notifikasi dari ponselnya. Asa sempat bingung ketika membaca nama pengirim pesan itu.

"Itu nomor WhatsApp Bima. Sama-sama." ucap Bella acuh tak acuh.

"Makasih nenek lampir!"

Asa tersenyum mengejek. Meskipun dia selalu berada argumen dengan Bella, tapi gadis itu diam-diam memang peduli padanya.

Terkadang Asa memang bersyukur memiliki teman seperti Bella dan Sissy. Meskipun mereka punya kesibukan masing-masing, punya karakter yang berbeda dari berbagai latar belakang, tapi mereka mencoba mengerti dengan caranya masing-masing.

Memang selama dua tahun ini mereka tidak selalu kemana-mana bersama seperti anak ayam, hal yang sempat membuat Asa ragu apakah mereka benar-benar berteman atau hanya friends with benefit. Tapi sekarang Asa sudah mulai paham bahwa pertemanan seharusnya tidak mengikat, apalagi di awal-awal perkuliahan adalah waktu yang tepat untuk mencari teman dan relasi sebanyak-banyaknya.

Karena persahabatan itu seperti Bintang. Kamu tidak bisa selalu melihat mereka, tapi kamu tahu mereka akan selalu ada disini, untukmu.

PLUTOWhere stories live. Discover now