3

52 6 0
                                    

HAPPY READING YA GUYS!!! 👍👍👍👍👐
👇👇👇👇👇
👇👇👇👇👇
👇👇👇👇👇

Entah kenapa selama perjalanan pulang ke rumah, aku merasa merinding. Ya, aku tahu ini sudah jam 10 malam. Tapi aku tidak merasa semerinding ini sebelumnya. Bahkan jika hanya karena menonton film Horor.

Untung saja malam ini ibu belum pulang. Kalo tidak, dia pasti akan memarahiku yang pulang malam larut apalagi masih mengenakan seragam. Apalagi aku yang baru pulang dari tempat karaoke bersama teman temanku.

Kami berlima Aku, Rani, Diva, Laila, dan Tari ke tempat itu untuk mencari hiburan atas kejayaan kami yang telah selesai UAS beberapa minggu lalu. Semester selanjutnya kami harus mempersiapkan mental dan pikiran untuk Ujian Nasional nanti.

Perlu kuingatkan, kami bukanlah anak nakal karena pergi ke tempat karaoke di malam hari. Kami hanya mencari hiburan. Jika kami anak nakal, kenapa tanggung tanggung kesana, mungkin kami akan mengunjungi Klub Malam sekaligus.

Aku merebahkan tubuhku di kasur tanpa melepas dulu seragamku, memejamkan mata dan hendak memasuki gerbang alam tidur.

●●

Dasar jorok, harusnya dia langsung mandi dan mengganti seragamnya dengan piyamanya. Apa aku harus terus memandangi gadis menyebalkan itu yang tertidur pulas mengenakan gelangku. Aku tidak akan tenang sebelum mendapatkan gelangku.

Ini sudah jam 2 pagi dan aku masih berdiri memandanginya yang tertidur pulas. Benar benar membosankan.

Lebih baik aku pergi dari sini, ketika aku hendak menembus pintu untuk keluar tiba tiba gadis itu menjerit. Aku pun menoleh pada gadis itu, dia sudah bangun dari tidurnya.

"Oh tidak, PR ku belum selesai. Bb-besok pak guru matematika pasti datang. Jika aku tidak mengerjakannya, siap siap orangtuaku yang mereka panggil. Aku tidak mau itu terjadi!" Gadis itu menggerutu kesal.

Aku memperhatikan setiap aktifitasnya. Dia berdiri bangkit dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Kulihat dia keluar masih memakai seragamnya. Lalu tiba tiba dia sepertinya hendak melepaskan pakaiannya. Aku buru buru membalik untuk tidak melihat adegan itu.

Dasar gila gadis itu, dimana mana adegan itu biasanya begini, mengambil dulu piyama lalu membuka pakaian dan memakai piyamanya. Dan apa ini? Dia malah melakukan yang sebaliknya.

Kebetulan jam dinding berada tepat di depanku saat ini. Ternyata aku sudah membalikkan badanku dan menunggunya selesai dari aktifitasnya itu selama 15 menit, kurasakan itu waktu yang cukup.

Perlahan aku membalikkan tubuhku, sedikit demi sedikit aku berusaha melihatnya dan syukurlah dia sekarang sudah mengenakan piyamanya dan sedang duduk meja belajar. Sibuk dengan buku dan pulpennya.

"Untung saja Pak Rudi guru matematikaku masuk kedalam mimpi, ya meskipun tetap dengan memarahiku. Kalau tidak, aku tidak akan lupa dengan prku." Ujar gadis itu sambil tetap fokus mengisi soal sepertinya.

●●

Ketika aku sedang mencari cari contoh penyelesaian soal di buku panduan, sudah pasti aku membutuhkan kedua tanganku untuk mencarinya dan melepaskan pulpen ku sementara.

Setelah kutemukan, tak sengaja tanganku menyenggol pulpen hingga pulpenku terjatuh ke lantai. Lalu, aku berdiri dari dudukku dan berjongkok mengambil pulpenku. Tapi ketika aku  melihat diantara selangkanganku kulihat ada sosok arwah dibelakangku menatapku tajam.

"AAAAAAAARRRRRRRRGGGGHHH!!!"
Jeritku memecah keheningan, aku benar benar ketakutan hingga aku menabrak kursi didepanku dalam keadaan masih berjongkok dan melihat arwah itu ditengah tengah antara kedua kakiku. Aku terjatuh setelah berjongkok dan menabrak kursi karena panik.

"Kk-kau hantu?" Tanyaku ketakutan sambil berusaha berdiri. Dia hanya menyimpulkan tatapan datar sambil. Menggeleng geleng tanpa bicara.

"Lalu kau apa?" Tanyaku lagi, sungguh kakiku saat ini sedang bergetar dengan hebatnya.

Kemudian ia mendekatiku, aku pun melangkah mundur menjauhi dirinya hingga berhenti di tembok.

Arwah itu menjulurkan tangannya sambil menunjuk nunjuk ke arah gelang yang baru saja ku temukan di jalan raya tadi. Tentu saja aku menggeleng geleng tidak mau. Gelang ini meskipun jadul tapi tetap keren bagiku.

Aku berusaha memejamkan mata ketika ia berusaha mendekati dan mengambil gelangku.

...
...
...
...

Aku merasa terlalu lama memejamkan mata dan tidak merasakan sentuhan sedikit pun dari pergelangan tanganku. Aku pun langsung membuka mata dan melihat apa yang sedang arwah itu lakukan padaku.

Apa ini? Dia sontak membuatku tertawa dengan tingkahnya. Kukira dia sudah mengambil gelangku tapi ternyata ia sedang berusaha meraih gelangku tapi.... ya tapi tidak bisa hahahaha... karena dia arwah, dia tidak bisa menyentuh apapun.

Kau lagi Cey, bodoh dipelihara. Kenapa kau bau sadar sekarang. Seharusnya gadis kuat sepertiku tidak perlu takut pada arwah tampan seperti dia.

Aku membayangkan apakah dia meninggal ketika sedang ke salon, makanya wajah dia tidak menakutkan malah sebaliknya sangat tampan.

Menurutku dia tidak buruk juga, pakaiannya seperti pakaian khusus pasien, rambutnya tidak acak acakan, tidak ada luka mengerikan sedikitpun. Ditambah rupanya yang sangat tampan apalagi dengan tubuhnya yang tinggi dan sedikit kekar. Sangat cool. Sayangnya arwah.

"Aku hanya sibuk mentertawakannya , sedangkan arwah tampan itu berhenti dari aktifitasnya tadi dan menatapku tajam, amat tajam.

Tatapan yang diberikannya membuatku berhenti tertawa dan kembali ke ekspresi semula, ya ketakutan.

Tiba tiba saja ibuku berteriak.

"CEEEEEEYYYYYY..... apa kau sudah tidur?" Suara ibuku terdengar semakin mendekat apalagi dengan suara hentakan kakinya itu.

Bukan aku saja yang terkejut, ternyata arwah itu juga sama terkejutnya. Dia langsung pergi menembus pintu dan entah kemana.

Ibuku membuka pintu pelan pelan, dan mengerutkan keningnya setelah melihat ku yang berdiri tegang di tembok.

"Mengapa kau belum tidur, Cey?" Tanya ibuku yang sudah menampakkan dirinya di lawang pintu.

"Aku sedang berolahraga bu..." ujarku asal. Aku tahu ini alasan yang tak masuk akal.

Ibuku kembali mengerutkan keningnya, " di jam 2 pagi seperti ini?" Ia langsung mengerucutkan pandangannya pada jam tangannya.

"Iya bu." Jawabku seadanya.

"Tubuhmu itu hanya tinggal tersisa kulit, tulang, dan kentut saja. Dan sekarang kau ingin menurunkan berat badanmu itu? Dasar kau ini Cey. Tidurlah, ini sudah sangat malam besok kau harus ke sekolah." Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Maaf ibu telat pulang. Selama perjalanan dari rumah bibimu kesini jalanan sangat macet nak."

"Iya bu, aku mengerti."

●●

Sebenarnya aku sudah bangun sejak tadi, hanya saja aku takut arwah itu kembali menampakkan wujudnya tepat didepan mataku ketika aku bangun membuka mataku. Maka itu hingga sekarang aku masih memenjamkan mataku.

Tapi tidak mungkin juga jika aku akan terus memejamkan mataku seperti ini. Aku harus tetap berangkat ke sekolah.

Perlahan aku membuka mataku dengan rasa takut yang luarbiasa. Ketika mataku sudah benar benar terbuka aku melirik lirik ke setiap arah tapi syukurlah aku tidak melihatnya lagi bahkan di sekeliling ruanganku.

Segera aku bangkit dari kasurku, mengambil handuk dan langsung membersihkan diri dikamar mandi.

👇👇👇👇

👇👇👇👇

👇👇👇👇

👇👇👇👇

👇👇👇👇

👇👇👇👇

Kalo seru ceritanya Vote ya guys, biar gw semangat nulisnya.

👇👇👇👇

👇👇👇👇

👇👇👇👇

KomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang