48. Bring He To Him

16.4K 664 24
                                    

"Ryan sudah bilang kan, Ryan hanya terpikirkan cara itu! Dan alasan aku melakukan itu karena kau!! Karena mereka lebih berharga buatmu dibandingkan kami semua yang ada di mansion ini!!!"

Brian mengatur napasnya yang terengah karena emosinya. Dia memejamkan matanya, berusaha menghilangkan emosi dan amarahnya

"Mengertilah sedikit Dad... Ryan peduli pada mereka.. Ryan tahu mereka sangat penting dan berharga untuk Daddy..."  ujar Brian pelan dan lirih

"Bahkan aku yakin jika mereka memberimu pilihan kembali ke Kanzpia atau tetap bersama kami, maka kau akan memilih mereka dibanding kami..." ucap Brian lagi nyaris seperti bisikan

Brian berbalik dan segera melangkah menjauhi ayahnya. Dia berhenti sejenak untuk menatap ayahnya yang masih terdiam dengan tangan terkepal erat

"Ryan tidak akan pulang untuk beberapa hari. Mungkin Ryan akan tinggal di apart Mommy"

Brian menatap ayahnya yang masih berdiam disana tanpa menjawab ucapannya

"Maaf Dad, maaf jika menurut Daddy apa yang Ryan lakukan salah. Good night Dad"

Brian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Dario terus terdiam sampai suara pintu yang menutup membuat dia berbalik menatap pintu putih itu

"Harusnya Dad yang minta maaf Ryan... Maaf" ucap Dario

Jujur saja, Dario tidak menyangka putranya melakukan hal seberbahaya itu karena persepsi gila yang mungkin dirinya juga penyebabnya

"Kamu, Chea dan ibumu sama berharganya seperti kedua kakek dan nenekmu untukku. Maaf membuatmu berpikir seperti itu" ujar Dario lagi

Brian menghela napasnya dengan berat. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan ucapan konyol hasil pemikirannya tadi. Brian memang selalu berpikir begitu tapi, selama ini dia selalu memedamnya dan tidak pernah mengatakannya pada siapapun. Hari ini, semua pemikiran itu keluar begitu saja dari bibirnya dalam kondisi emosi yang tidak bisa dia kendalikan

"Maaf Dad..." gumamnya

Brian keluar dari rumahnya setelah izin dan pamit pada ibunya. Dia membawa tas ransel ukuran sedang bersamanya. Brian melajukan mobilnya menuju apartemen sang ibu dulu

.............

Two days later

"New jobs again?" gumam Brian sambil memakan makan malamnya

Brian mencari dimana targetnya dan menemukan target itu berada di sekitar Le Ciel. Brian menarik napasnya dalam-dalam. Dia mengambil jaket hitam yang baru dia beli kemarin malam seusai syuting. Dan hari ini syuting dihentikan sementara karena aktris utama yang dipasangkan dengannya tengah sakit

Brian menenteng ranselnya dan memasukan jaket hitamnya ke dalam ransel sementara dirinya memakai jaket berwarna abu dengan hoodie. Brian berjalan menuju ke tempat dimana mobil hitam miliknya diparkirkan

"Pakai apa ya? Handgun? Pisau? Revolver?" ujar Brian sambil melihat ke kursi penumpang di belakangnya

Di kursi penumpang itu sudah tergeletak berbagai senjata yang Brian beli secara ilegal dari Black Market maupun dari penjual dimana ayahnya membelikannya pistol pertamanya. Semua benda itu dibeli Brian dari uang yang dia dapatkan setiap mengerjakan satu tugas

"Apa yang akan Mom dan Dad katakan kalau mereka tahu aku mengerjakan hal seperti ini? Apa mereka akan murka?" tanya Brian pada dirinya sendiri saat menunggu lampu berubah menjadi hijau

Brian mengernyit saat melihat ponselnya berdering. Brian tahu ini bukan panggilan masuk ataupun pesan masuk ke nomornya. Brian memeriksanya dan menemukan e-mail dari Petter Lawrence yang mengirimkan pesan kepada semua orang di Black Market dan pembunuh bayaran untuk membunuh seorang Xavierro Malvares Dimitry. Mata Brian terbelalak kaget

"Sial!" Brian segera membuka laptopnya

Tinnn! Tin!

Suara klakson mobil menyadarkan Brian kalau lampu sudah berubah menjadi hijau. Brian segera melajukan mobilnya dan berhenti di tepi jalan untuk memeriksa keberadaan kakeknya

"Le Ciel?"

Brian menutup matanya. Sekali lagi dia akan dan harus melindungi kakeknya. Lagipula targetnya juga berada di sekitar sana. Brian melajukan mobilnya dan berhenti sekitar empat blok dari Le Ciel. Dia menenteng tas ranselnya dan berjalan menuju Le Ciel

Brian menghentikan langkah kakinya. Dengan jaket berwarna abu itu, wajah Brian terlihat dengan sangat jelas. Ketika Brian hendak menukar jaketnya, dia melihat Ares sedang keluar dari Le Ciel dan beberapa orang yang Brian tahu merupakan kelompok dari Black Market mendekati Ares

"Holy shit!" umpat Brian

Brian segera berlari ketika orang itu semakin mendekati Ares. Brian mempercepat langkahnya dan melompat sambil berteriak pada Ares

"Mr. Xav! Get down!!"

Ares menunduk dan Brian menendang pria di belakang Ares serta berdiri di atas pria yang tersungkur itu. Ares langsung mengeluarkan pistolnya dan menembak siapa pun yang mendekatinya. Sementara Brian berkelahi dengan sisanya

Keributan itu menarik perhatian banyak orang dan juga anak buah Dario dan Ares. Para pengawal itu pun turun tangan melawan gerombolan pembunuh itu. Melihat hal itu, Brian segera berdiri tegak dan berniat pergi jika saja tangan Ares tidak mencekalnya dan menariknya ke dalam Le Ciel

'Damn! What the hell he think he's doing? He's gonna bring me to him?'

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang