PART 15

2.8K 471 35
                                    

It's Okay











“Don't worry about me.”










-











Azka sudah berada di apartemen gue, sekarang dia lagi terbaring lemah diatas tempat tidur kamar gue. Sekitar duapuluh menit yang lalu banyak orang yang masuk ke apartemen gue, hanya untuk membawa Azka kesini. Setelah dibaringkan diatas tempat tidur, gue sempat mengecek suhu badan Azka, dan hasilnya, alhamdulillah baik-baik aja. Benar 'kan kata gue, Azka hanya butuh istirahat.

Dan disini, gue sedang menunggu Azka sadar di ruang tengah, bersama dengan Jae. Daritadi gue dan Jae berseteru tanpa henti soal keadaan Azka.

"Ya masa lo ngebiarin cowok itu tinggal satu atap sama lo? Nanti kalo lo diapa-apain gimana? Siapa yang repot? Gue." Ketus Jae.

"Apaan sih, Jae. Lo jangan negatif thinking kayak gitu dong, Kak Azka lagi sakit dan lo nggak boleh seenaknya nuduh dia yang nggak-nggak kayak gitu! Lagian mana ada orang yang mau macem-macem saat keadaan dia lagi nggak enak kayak gini!?"

Jae mendengkus. "Pindahin aja si Azka ke apartemen gue, biar gue yang ngerawat. Dan lo, nggak perlu repot-repot minjemin kamar tidur lo buat dia istirahat."

"Nggak. Halah, lo tuh ya, pake sok-sok'an mau ngerawat Kak Azka yang lagi sakit. Lo sendiri aja nggak bisa ngerawat diri sendiri. Pokoknya Kak Azka harus disini dulu, dan ... gue bakal telepon Kak Winar, juga Nara untuk datang kesini buat nemenin gue."

"Tapi, Nath ... "

"Ini apartemen gue, Jae. Jadi lo nggak ada berhak ngatur-ngatur gue ataupun yang lain, apalagi Kak Azka juga temen gue."

Jae bergeming, pandangannya lurus kedepan, tepatnya kearah gue. Gue pun menghela napas kasar, lantas mengalihkan pandangan.

"Nath, emangnya salah kalo gue khawatir sama lo?" tanya Jae.

"Don't worry about me" jawab gue, kemudian beranjak berdiri dan melangkah menuju kamar untuk melihat keadaan Azka kembali.

Sesampainya di kamar, gue melihat Azka yang sudah membuka matanya kembali, alias sudah sadarkan diri. Disitu gue pun langsung tersenyum lebar, lalu melangkah cepat mendekati Azka.

"Kak Azka?" panggil gue, sambil duduk ditepi ranjang tidur. Azka pun menoleh kearah gue, wajahnya masih terlihat pucat.

"Nathalie? Saya dimana?" tanyanya, dengan nada yang lirih.

"Di apartemen saya, Kak. Kak Azka istirahat aja dulu ya disini, soalnya tadi Kakak pingsan didepan gedung apartemen. Oh iya, Kak Azka haus nggak? Mau saya ambilin minum?" jawab gue, sekalian menawarkan minum padanya.

Azka tersenyum tipis. "Makasih, Nathalie, kamu udah bantu saya. Dan maaf jadi ngerepotin. Saya nggak haus kok."

Gue mengangguk. "Iya Kak, nggak apa-apa kok. Lagian, kenapa bisa Kakak tiba-tiba jatuh kayak gitu? Kak Azka kurang istirahat lagi ya? Makanya jadi lemah kayak gitu."

"Itu ... termasuk juga, tapi ada hal lain yang ngebuat saya tiba-tiba kayak gitu."

Gue terdiam sejenak, berpikir dua kali untuk menanyakan apa masalah yang sedang dihadapi Azka. Namun, setelah itu gue mengurungkan niat untuk bertanya lebih pada Azka, lagipun Azka baru sadar dan gue nggak mau terlalu banyak tanya sama dia.

True Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang