3.

3.3K 389 44
                                    

Tok..tok..tok..

"Choi ah--jumma" panggil Jin dibalik pintu dengan gemetaran. Tidak lama, Pintu pun terbuka

"Aigo, Tuan muda! Ayo masuk!" ujar Choi Ahjumma panik dan memapah tubuh Jin yang basah kuyup. Choi Ahjumma pun membawa Jin untuk duduk disofa ruang keluarga.

"Tuan muda tunggu disini, Saya akan membawakan anda handuk dan air hangat dulu"

Jin tidak membalas , ia masih sibuk memeluk dirinya karena kedinginan. Choi Ahjumma pun kembali dengan membawa handuk dan air hangat, ia pun langsung menyampirkan handuk itu pada bahu Jin.

"Tuan Muda wajah anda penuh dengan luka. Sebentar ya, saya mau ambil kotak obat dulu" saat hendak bangkit, tangan Choi Ahjumma ditahan oleh Jin.

Jin menggeleng "Tidak per--lu. Di--si--ni saja." lirihnya menatap sendu Choi Ahjumma. Choi Ahjumma yang mengerti keadaan Jin pun langsung duduk kembali dan mendekap hangat tubuh pemuda itu.

"Ibu" racau Jin.

"Aku merindukanmu"

"Apa ibu lupa denganku?"

Choi Ahjumma yang mendengar racauan Jin pun mengelus punggung Jin dengan didepannya.Bagi Jin, Choi Ahjumma adalah pengganti ibunya selama 12 tahun ini.

"Ibu--"

"Ayah"

"K--ookie"

"Kenapa? Kenapa kalian meninggalkanku sendiri?"

"Sss-t, Tuan muda tidak sendiri. Ada saya" tenang Choi Ahjumma,

Jin tidak mengindahkan ucapan Choi Ahjumma, ia sibuk meracau.

"I--bu"

Choi Ahjumma menatap iba Jin. Selalu seperti ini, Jika Jin  pulang dengan keadaan hujan hujanan ia pasti akan meracau sampai tertidur dipelukannya. Sejujurnya, ia kasihan pada sosok rapuh didepannya. Beberapa menit kemudian tidak ada racauan lagi, Jin pasti tertidur karena terlalu lelah meracau dan menangis. Ia pun menyuruh salah satu pegawai laki laki untuk menggendong Jin dan mengganti baju seragamnya yang basah dengan piyama. Setelah, Jin dipindahkan dan bajunya pun sudah ganti Choi Ahjumma langsung mengobati luka luka lebam Jin.

Choi Ahjumma mengelus surai hitam Jin "Tidur yang nyenyak tuan muda"

***

Arghh....

"TEMAN MACAM APA AKU INI?"

"TANGAN INI! SHIT! KAPAN AKU TERBEBAS?!"

"AKU MENYESAL!" Pemuda itu melemparkan barang barang yang di ada di kamar nya sehingga membuat kamarnya berantakan.

"KALAU AKU TIDAK INGAT DIA SAHABATKU, SUDAH KU BUNUH DIA DARI DULU! SIALAN, KAU KIM NAMJOON!" umpat pemuda itu.

"mianhae, Jin. Si Brengsek itu membuat diriku tersiksa. Bahkan tangan ini dengan biadabnya memukulmu dengan kejinya. Maafkan aku , hiks" pemuda itu terduduk dan menunduk lemas,

"Aku bodoh! Aku bodoh! Aku bodoh, ARGHH"

cklek.

"Jimin!" seru pemuda berkulit pucat itu masuk ke kamar Jimin yang berantakan.

Pemuda itu, Jimin. Menoleh dan menatap Yoongi dengan tajam "Mau apa?" ketusnya.

"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kamarmu berantakan"

"Bukan urusanmu"

"Tentu urusanku. Kita satu rumah , kita saudara! Ceritakan apa masalahmu?!" desak Yoongi

RAIN & TEARSWhere stories live. Discover now