iii

6.1K 406 92
                                    

"Anak-anak yang di barisan depan sebentar lagi waktunya stand by!" Teriak salah satu kru stasiun televisi yang sedang melakukan proses meliput gambar untuk program anak-anak.

Victor meremas celana labu yang ia kenakan dengan tangan-tangan kecilnya. Wajahnya memerah seperti ingin menangis. Rambut platinumnya jatuh terurai menutupi dahi dan wajahnya ketika ia menunduk. Victor menatap khawatir ke arah kamera yang sebentar lagi mejadi hal yang harus ia hadapi. Ini kali pertamanya berhadapan dengan kamera. Victor kecil merasa begitu gugup hampir nyaris mengompol.

Greb

Victor mengangkat wajahnya saat merasakan tangan hangat menggenggam tangannya.

Mata Victor membulat saat melihat anak kecil sama sepertinya namun lebih mungil dengan rambut hitam legam, mata bulat bersinar dan pipi merah tembam yang lucu.

"Onii-chan, daijobu?" Tanyanya. Victor ragu mau memjawab atau tidak, ia tidak begitu bisa akrab dengan orang lain selain keluarganya. Saat ini Victor ingin langsung lari ke pelukan Ibunya namun saat ini Ibunya sedang membelikannya minuman.

"Jangan takut. Telsenyumlah." Ucap anak itu saat melihat raut wajah Victor yang takut. Anak itu memberikan senyuman secerah mataharinya yang mampu membuat siapapun luluh. Memamerkan gigi-giginya yang masih belum utuh. Senyuman ini ampuh untuk orang dewasa maupun Victor kecil. Victor ingat anak di depannya ini. Anak yang akan menjadi pusat perhatian utama di program ini.

"Kalau gugup pegang tanganku saja. Aku tidak akan meninggalkan Onii-chan sendilian!" Ucapnya dengan semangat. Mendengarnya Victor mengangguk dengan semangat. Ia menghapus air matanya. Membalas genggaman anak itu dan mengikutinya.

"Oh my..." di saat bersamaan Ibu Victor yang baru saja kembali melihat kejadian itu dan takjub. Ia tidak menyangka anaknya yang begitu pemalu dan tidak suka orang asing dapat dibujuk oleh anak yang baru saja ia temui. Wanita cantik berambut serupa dengan Victor itu pun menghela nafas lega. Sepertinya anaknya sudah mulai terbiasa di Jepang. Syukurlah. Ia sempat khawatir kalau Victor akan merengek ingin kembali ke Russia.

Tanpa di duga proses syuting berjalan dengan lancar. Dan selama proses syuting itu pun Victor tak lepasnya berada di samping sang aktor cilik berambut hitam legam yang juga senantiasa menggenggam tangannya. Melihat kedekatan mereka siapapun akan lumer karena keimutan kedua bocah cilik itu. Dan persahabatan kecil seperti itu terlalu sayang untuk dilewatkan, jadi tidak ada yang protes kalau Victor terus menempel dengan si aktor cilik.

"Mommyyy!!" Victor berlari riang menuju Ibunya. Tampak jelas wajah ceria menghiasi wajah kecilnya.

"Mommy, aku senang disini! Aku suka Jepang. Aku suka syuting disini." Ucapnya ceria. Ibunya tersenyum membalas celotehan anak semata wayangnya itu.

"Bagus, Victor anak pintar. Victor hebat, mama kagum sama Victor." Ucapnya.

Mata Victor berbinar mendengar pujian Ibunya. Ia pun memeluk pinggang Ibunya erat. Padahal umurnya sudah nyaris enam tahun, tapi tetap begitu manja dengan Ibunya.

"Victor sudah tahu nama anak itu?"

"Yuli! Dia bilang namanua Yuli."

"Yuli? Wah namanya unik."

"Victor akan menikah dengan Yuli kalau sudah besar nanti!" Ucap Victor dengan semangat dan mata berbinar

"Ehh?!" Ibunya kaget.

"Victor suka Yuli dan kami sudah berjanji kelingking." Victor menunjukkan jari telunjuknya dengan bangga.

Ibunya menepuk kepala Victor sayang. "Victor hebat sudah bisa dapat teman. Tapi Yuli itu laki-laki sama seperti Victor, jadi kalian tidak bisa menikah." Ucapnya lembut.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Aug 28, 2020 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

LIMERENCE 🔞 (Victuri 18+) ⚠️HIATUSHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin