⚽ SEMBILAN BELAS ⚽

2.1K 205 0
                                    

Liga yang lalu telah usai, telah masuk di tahun 2017 dimana dunia persepakbolaan tanah air digemparkan oleh berita pemilihan pelatih timnas dari luar negeri. Kabarnya pelatih yang sudah mentereng namanya di benua Eropa. Meninggalkan pelatih yang dulu menangani Timnas Indonesia hingga berhasil finish di urutan kedua piala AFF senior.

Kabarnya pelatih tengah menjalani seleksi, alah, seleksi macam pemain saja. Tapi, memang seperti itu, dua pelatih yang menjadi kandidat juru taktik timnas harus melakukan persentasi di depan para anggota Exco PSSI dan semua pengurus PSSI, mungkin. Kita tunggu saja kabar baiknya.

"Pelatih baru mantan Barcelona keren tuh, Luis Milla," ujar Zola di sela-sela fokusnya pada game.

Febri mengangguk.

Henhen yang sedang numpang tidur di kamarnya juga ikut memperhatikan.  "Iya, ah tapi siapanya kan yang penting bisa jadi bapak aja buat Timnas."

"Siapa aja, yang penting teh kita dilirik Timnas," sahut Zola penuh dengan harap.

"Bener pisan euy. Tapi kan aku teh agak susah, persaingan lini belakang ketat, Man. Putu Gede, Gavin Kwan yang mulai berkembang, posisinya bisa sama denganku. Keren mereka," komentar Henhen sudah pesimis lebih dulu.

"Jangan pesimis lah," Febri langsung menanggapi.

"Eh, ini bukan pesimis, berdasarkan fakta dimana takles dan clean-sheet lebih banyak mereka. Statistik mengatakan hal yang sangat nyata, kalau pesimis teh saya tak akan belajar untuk jadi lebih baik atuh, Bow," jelas Henhen.

Gelaran-gelaran internasional dalam waktu dekat memang sudah santer didengar oleh banyak pemain bola, selain menunjukkan kebangkitan pemain sepakbola juga gairah yang semakin tinggi akan bola. Dan gelaran dalam waktu dekat memang lebih banyak gelaran untuk Timnas Indonesia U-23. Maka banyak pemain under 23 tahun yang bersiap dan menanti harap. Termasuk mereka yang tengah berbaring-baring di kamar Febri.

"Masih mending kamu sih, Hen. Lah aku? Bersaing dengan Evan Dimas? Bagaimana menurutmu? Pemain syarat pengalaman macam itu bisa dengan mudah dikalahkan oleh pemain baru yang jam terbangnya masih terombang ambing? Dia biasa main di lini tengah sama denganku hanya beda karakter. Dan dia idola saya." Zola ikut menerawang tempatnya saat ini.

"Di sayap juga banyak pemain bagus, suka agak khawatir tapi yakinlah, di laga-laga selanjutnya aku harus tetap tampil baik. Biar dilirik," kata Febri.

"Ah, semoga saja pelatih yang baru bisa memilih pemain terbaik dan memberikan yang terbaik." Henhen menerawang jauh.

Zola dan Febri mengangguk bersama.

"Woy, diumumin tuh pelatih Timnas kalian," teriak Kang Natsir dari depan kamar Febri juga Zola.

Zola langsung duduk di tempatnya. "Pelatih kita, Kang? Kaya kita pemain Timnas aja," protesnya.

"Ya kan calon atuhlah."

"Aamiin, semoga Allah SWT meridhoi," ucap Febri.

"Yakin weh dipanggil Timnas, kesempatan ini teh, jangka dekat gelaran lebih banyak untuk Timnas U-23, kalian kan masih di bawah itu."

"Siapa pelatihnya, Kang?" Tanya Henhen.

"Lihat sendiri weh, ada tuh di TV." Lantas suara Lang Natsir menghilang.

Febri bangkit lebih dulu, dia penasaran dengan Bapak Timnas yang baru. Tapi langkah pertama Febri terhenti ketika ponsel di sakunya bergetar. Dilihatnya dari Alma.

Mengucap sapa salam setelah mengangkat, menanyakan kabar sebab Alma hari ini harus menjalani pengobatan, usaha terakhir katanya sebab kanker masih bisa tumbuh dengan cepatnya. Leukimia memang sangat sulit disembuhkan, tekad besar Alma dan kuasa Tuhan telah membawanya tumbuh sebesar ini.

Sayap GarudaWhere stories live. Discover now