kenyataannya

15.8K 512 13
                                    

Part 15

“Mama?” Kinan tidak percaya dengan sosok wanita di depannya. Apakah ini hantu, khayalan atau nyata? Diliriknya Destia yang sama-sama kaget melihat wanita yang mirip mamanya.

Apakah Mama memiliki saudara kembar?, pikirnya dalam hati

“Iya sayang, ini Mama,” ucap Belinda memeluk Kinan. Kinan hanya terdiam tidak membalas pelukan Belinda. Belinda terisak dipelukan Kinan.

“Anda bukan hantu, kan?” tanya Destia polos.

Viktor dan Belinda tertawa mendengar pertanyaan Destia. Belinda melepas pelukan Kinan dan menghapus air matanya. “Tentu saja bukan, Sayang,” kata Belinda setelah menghentikan tawanya.

“Bisa kalian jelaskan?” Kata Kinan dengan nada yang teramat dingin.

“Sebaiknya kita semua duduk,” kata Viktor.

Setelah mereka semua duduk, Destia memegang tangan Kinan memberikan semangat. Destia mengerti dengan perasaan Kinan. Siapa yang tidak terkejut melihat Mama yang sudah kita anggap meninggal muncul di depan kita. Belum lagi perasaan Kinan yang terabaikan selama 24 tahun ini. Tidak merasakan kasih sayang orang tuanya.

“Papa harap kamu akan mengerti dan tidak menyalahkan Mama mu. Papa juga kaget mengetahui Mama mu masih hidup,” kata Viktor mohon pengertian Kinan.

“Sejak kapan, Pa?” tanya Kinan.

“Hampir 3 tahun ini,” jawab Viktor

“Pantas selama beberapa tahun ini Papa menetap di Perancis , jadi karena Mama?”

“Iya, Papa tidak sengaja bertemu dengan Mama mu sewaktu Papa meninjau hotel kita di sana,” jawab Viktor lagi.

“Bukan kah Mama meninggal dalam kecelakaan itu?” tanya Kinan. Dia masih tidak mengerti. Bila Mamanya selama ini masih hidup kenapa tidak pernah mencari keluarganya?

“Itu bukan Mama, Sayang. Saat itu memang Mama ada di mobil itu, bersama dengan seseorang yang berusaha menculik Mama. Tetapi karena Mama terus melawan jadinya kami kecelakaan dan Mama terlempar lumayan jauh dari mobil dan mobil itu terbakar,” jawab Belinda.

Viktor memeluk bahu Belinda memberikan kekuatan kepada istrinya untuk meneruskan ceritanya. Sesekali mencium kening istrinya. Destia melakukan hal serupa. Dia memeluk lengan Kinan mengatur emosi Kinan sewaktu-waktu bisa meledak.

“Siapa yang berusaha menculik Mama?”

“Yang selama ini kamu anggap orang tua Mama,” jawab Belinda.

“Maksud Mama?”

“Orang tua Mama bukan orang tua kandung Mama. Mereka membunuh Kakek mu demi harta keluarga kami. Ternyata Kakek mu mengetahui niat buruk mereka dan mewariskan seluruh hartanya kepada anaknya yang masih di dalam kandungan. Setelah Nenekmu melahirkan Mama, mereka membunuhnya dan mengatakan bahwa merekah orang tua kandung Mama,” jelas Belinda. Dia menitikan air matanya mengingat kedua orang tuanya yang tidak pernah diketahuinya.

“Tante jangan nangis,” Destia bangkit dari tempat duduknya dan merangkul Belinda. Kasihan sekali hidup calon mertuanya, pikirnya. Uuppss.. Calon mertua? Ngarep nggak papa kan?

“Terus kenapa mereka tidak membunuh Mama? Bukannya dengan membunuh Mama mereka akan bisa menguasai harta Mama?” bukannya mengharapkan mereka membunuh Mamanya tetapi bila dia jadi orang jahat pastilah dia membunuh Mamanya.

Belinda meneruskan ceritanya setelah sedikit tenang dengan pelukan Destia.

“Kakek mu lebih cerdik dari mereka. Kakek mu membuat surat wasiat apabila terjadi sesuatu dengan Nenek mu dan Mama maka seluruh hartanya akan jatuh ke pemerintah dan bila Mama lahir dengan selamat maka seluruh harta akan jatuh ke tangan Mama disaat Mama di umur 20 tahun atau menikah,” jelas Belinda, Destia makin memeluk Belinda menenangkannya.

Devil in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang