8. pasca insiden

5.9K 243 7
                                    

Agnes melamun di ruang kerjanya di butik. Ketukan di pintu pun tak terdengar olehnya.

"Bu, Bu Agnes," panggil Mela, salah satu karyawannya yang sedari tadi mengetuk pintu.

Mela kembali mengetuk pintu ruang kerja bosnya lebih kencang.

"Bu Agnes!" 

Agnes kaget, ia menatap ke arah pintu.

"Ah iya Mel, kenapa?" tanya Agnes.

"Laporan stok minggu ini sudah saya email bu," ucap Mela sopan.

Agnes mengangguk lalu menyuruh Mela duduk di depannya. Agnes kemudian membuka laptopnya dan mengecek email yang masuk. Dibacanya dengan teliti.

"Stok dari 3 bulan lalu masih ya?" tanya Agnes sembari membaca laporan dari karyawannya.

"Iya bu," jawab Mela sambil membaca laporan lewat tabletnya.

"Keburu ganti musim sih, habisin aja deh kasih 25%."

"Baik bu," Mela memberi coretan di laporannya.

"Yang baru udah nipis ya stoknya?"

"Iya bu."

"Hubungin pabrik, bikin lagi deh 100pcs aja."

"Baik bu, oya bu untuk stok model dress yang dipakai buat photoshoot HUT kemarin juga udah mau habis. Mau sekalian ditambah bu?" tanya Mela.

Agnes diam mendengarnya, bicara soal photoshoot dan HUT adalah hal yang sensitif. Dia bakal ingat apa yang udah terjadi sama dia dan Julio gara-gara itu. Oh bukan, gara-gara dia mabuk, tapi mabuknya juga sama rekan-rekannya, ada kaitannya juga sama HUT.

Mela memanggil bosnya saat melihat perempuan itu kembali melamun. 

"Bu," panggil Mela untuk kesekian kalinya.

Mela memberanikan diri menyentuh tangan bosnya. Dan itu sukses membuat Agnes terkejut dan lamunannya buyar.

"Iya, kenapa?"

"Mau ditambah juga bu?"

Agnes mengangguk,"Iya, boleh."

****

Sedangkan Julio di kantornya sedang sibuk browsing soal kehamilan lewat pc-nya. Julio terlihat serius membaca artikel 'Proses Terjadinya Kehamilan Setelah Berhubungan Intim' di salah satu website kedokteran.

"Proses terjadinya kehamilan setelah berhubungan intim," ucap Jojo yang berdiri di belakang Julio.

Julio buru-buru menutup tab browsernya. Sekarang pc-nya menampilkan Lightroom.

"Lo kenapa baca artikel gituan?" tanya Jojo penasaran.

"Gpp," jawab Julio sedikit gugup.

Dia males kalau temennya ini kepo dan ikut campur urusannya. Jojo yang duduk di kursi samping Julio, menatapnya dengan curiga. Apalagi Julio terlihat sok sibuk sekarang ini, padahal tidak ada kerjaan yang urgent.

Jojo tampak berfikir keras, menebak-nebak apa tujuan Julio membaca artikel seperti itu. Sedangkan Julio menatapnya was-was.

"Lo mending cabut sono, daripada lo di sini ngapain. Usilin orang cafe kek atau jajan sono, beli ketupat. Udah jam makan siang juga," ucap Julio.

"Dih ngusir gue. Lo ngapain baca artikel begituan? Ga biasanya."

"Iseng doank tadi nemu aja pas baca-baca."

"Iseng kok ampe serius gitu bacanya."

Julio hanya diam. Dia memilih sok sibuk sama foto.

"Ah gue tau nih, lo kepo kan gimana bisa lo ada di perut nyokap lo," ujar Jojo sok tau.

"Iye, gue kepo soal itu."

Jojo ketawa.

"Udah sono lo pergi. Ga ada kerjaan juga lo di sini," usir Julio dengan tangannya.

"Yee, ada kali kerjaan gue," jawab Jojo lalu membuka laptopnya.

Julio memilih tidak peduli. Paling ga temennya itu ga lagi kepo berlebihan.

****

Agnes baru saja turun dari mobilnya saat mamanya baru saja keluar dari rumah dengan membawa kotak makan.

"Eh anak mama udah pulang, kebetulan nih," ucap Jane.

Agnes tersenyum.

"Mau kemana mah?"

"Ke depan. Kamu aja yang nganter ya," kata Jane menyerahkan kotak makanan besar membuat Agnes sedikit kesusahan menerimanya.

"Ini apa mah?" tanya Agnes.

"Mama bikin opor ayam, Julio kan suka."

Agnes tersenyum tipis, nama itu mengingatkan kejadian malam kemarin.

"Yaudah sana, keburu makan malam," Jane lalu masuk ke rumah.

Agnes menghela nafas, dia berjalan dengan tidak bersemangat ke rumah Nancy.

Agnes baru aja memencet bel rumah Nancy saat ada sepeda motor terparkir di depan garasi rumah Nancy. Julio pulang, dan itu membuat Agnes panik.

Oke biasa aja, biasa aja. Pura-pura ga ada apa-apa.

Pintu terbuka, Agnes tersenyum pada Nancy yang menyapanya.

"Dari mama tan, opor ayam," kata Agnes sambil menyerahkan kotak makan ke Nancy.

"Wah, makasih ya. Eh Julio udah pulang ya," ucap Nancy saat melihat anaknya berjalan ke teras rumah sambil melepas helm.

Julio merasa canggung melihat Agnes berdiri di teras rumahnya.

Dia menyapa mamanya, saat melirik Agnes, perempuan itu justru berpamitan.

"Yaudah tante, kalau gitu permisi dulu," pamit Agnes.

Julio menatapnya tapi Agnes sama sekali tidak menatapnya. Perempuan itu langsung meninggalkan rumah Julio tanpa berpamitan dengan laki-laki itu.

Dulu-dulu hal itu sama sekali bukan masalah, karena memang hubungan keduanya tak pernah baik.

Gara-gara kejadian malam itu, membuatnya makin tidak baik.

Julio masuk ke dalam rumah menyusul Nancy yang lebih dulu ke dapur.

.
.

"Wah ada opor ayam," ucap Julio senang.

Nancy tersenyum melihat anaknya girang melihat makanan kesukaannya.

"Dibawain calon istri kamu itu tadi," goda Nancy sambil mengambil nasi untuk anaknya.

Julio berdecak sebal.

"Mas Jul ini kok aneh toh, wong mba Agnesnya aja cantik gitu kok ditolak," Mirah yang meletakkan teko berisi air putih dingin ikut nimbrung.

"Ini atu malah ikut-ikutan," Julio merasa diserang.

"Loh bener kok, ya kan bu?" tanyanya pada Nancy.

Nancy mengangguk sambil tertawa.

"Gue lemparin cicak ya lo Mir," ancam Julio membuat Mirah lari ke belakang sebelum beneran dilemparin cicak.

"Kamu itu suka banget godain Mirah gitu, ga inget apa nangisnya kayak gimana dia? Ngambek sama kamu tau rasa kamu," ucap Nancy.

"Biarin mah, dianya juga usil kok," ucap Julio sambil terkekeh.

.

.

.

Tbc

Jodoh?Where stories live. Discover now