Nana

1K 52 11
                                    

"Hyah~, tak kusangka kau bisa membuatnya Erina. Itu berarti aku kalah lagi kali ini"

Kutatap wajahnya yang terlihat lelah dan kecewa. "Tentu saja, masih terlalu cepat 100 tahun untukmu mengalahkanku kau tau?" Kubalas dia dengan nada aroganku yang biasanya.

"Demo, bukankah aku telah mengalahkanmu dalam merebutkan kursi pertama dewan elite ten? Bukankah itu berarti aku memang lebih cepat 100 tahun?" Terukir dalam pikiranku untuk menghajarnya "Yukihira!!"

"Untuk shokugeki itu, aku mengharap itu diulang kembali. Pokoknya diulang lagi" Rengekku kepadanya, waktu itu memang kuakui makanannya lebih hebat jika dibandingkan dengan masakanku.

"Baiklah baik" Dia malah membalasku dengan nada mengejek.

" Oh ya Erina, kalau tidak salah besok ada Ujian Kenaikan Kelas untuk anak kelas satu ya?"

"Ya, begitu lah''

" dan kau menjadi penanggung jawabnya ya?"

"Eh? Hem, ya kenapa? "

"Tidak hanya mengingat dulu"

Benar dengan katanya, kejadian setahun yang lalu adalah kejadian yang tak akan pernah kulupakan, dimana Central yang dipimpin oleh ayahku sendiri datang dan mengambil alih totsuki. Serta Ujian Kenaikan Kelas yang membuat kami tim pemberontak kesusahan untuk naik kelas, dan sekarang sistem totsuki menjadi kembali seperti semula kembali. Dimana mereka harus melewati tes yang sangat sulit untuk naik kelas. Tapi dengan begitu mereka bisa dengan bebas membuat masakan tanpa terikat, dan semua itu karenanya. Tanpa sadar aku menoleh kearah Yukihira.

"Ngomong-ngomong, kalau ingat dulu aku jadi ingin makan telur salmon deh" Dia menoleh kearahku sambil tersenyum.
"Nani?" Aku bingung mengartikan senyumannya.

"Tidak, aku jadi ingat betapa besarnya pengorbananmu untuk membuat kita lulus"
"Aku tidak pernah memikirkannya sih"

"Pokoknya jangan pernah memaksakan diri lagi ya!?" Dia mengelus puncak kepalaku pelan, dan aku hanya membalas dengan anggukan kecil

" Tentang kau lebih cepat 100 tahun, bukankah sampai sekarang kau masih belum bisa mengalahkan ayahmu Soma?"


Are, aku menyebut nama depannya?

Semoga dia tidak sadar



"Hyah~ itu sudah menjadi kekalahanku yang ke 888".

Syukurlah dia tidak sadar :v

"Apa kau tak bosan kalah?" Aku dengan tertawa kecil menyindirnya.
"Ya, mau bagaimana lagi?"

"Hei Yukihira, kapan kapan mau kuajak satu team lagi?" Entah mengapa hal ini yang malah keluar dari mulutku

" Hemm, kenapa harus kapan kapan?"
"Kau tak mau?"

"Bukan begitu, kenapa tidak sekarang saja?" Yukihira mendekatkan wajahnya ke arahku dan kini hidung kita saling bersentuhan.

"Heh?"

"Sungguh hari ini ku jadi ingin menciummu" Entah mungkin aku yang salah dengar, kata kata itu keluar dari mulut Yukihira dengan pelan. Dia menjauhkan wajahnya dariku dan menghela nafas yang dalam sambil menggaruk tengkuknya.

"Lupakan saja, mari masuk dan tidur" Dia pergi masuk ke dalam asrama setelah memukul pelan kepalaku, meninggalkanku di balkon dengan wajah memerah karenanya. Entah mengapa kaki ku menjadi lemas saat memikirkan kata katanya tadi, dan kini membuatku jatuh terduduk.

"Sial, aku....."

*****

"Na ki ri Eri na - sa n"

Lelaki itu mulai geram akan kelakuan sang tunangannya itu. Jam telah menunjukkan pukul 8.30 dan sekarang Erina sedang tertidur pulas diranjang kesayangannya. Padahal 30 menit yang lalu seluruh kelas 1 sudah berangkat menuju Hokkaido, dan seharusnya mereka dewan elite harusnya berangkat menemani kelas 1. Namun saat mengetahui bahwa salah satu dari mereka yang menempati kursi kedua belum datang, mereka panik dan mencarinya. Sekarang Yukihira Soma menemukannya sedang berenang dalam lautan mimpi di pulau kapuk yang tenang.

"Erina jika dalam hitungan kesepuluh kau juga tidak juga bangun kami akan meninggalkanmu " Soma berbisik ke telinga Erina dengan agak keras setelah ia membuka semua jendela dan tirai kamar itu agar semua sinar masuk untuk membuktikan betapa siangnya sekarang.

"Ichi (satu)"

Soma menghitung sambil menepukkan tangannya satu kali

"Nii (2)"

"....."
Tak ada respon

"San (3)"

Erina mengeliat ke samping dan menarik selimutnya

"Yon (4) "
Erina terlihat semakin nyenyak tidur

"Jika kau tak segera bangun, aku akan membakar semua manga shoujomu"

Soma dengan ide briliantnya karena sudah kesal dengan kelakuan tunangannya itu. Ia yakin dengan begitu Erina akan segera bangun, dan benar saja bukan segera bangun namun malah Erina langsung bangun ketika mendengar kata kata yang barusan Soma katakan. Dia langsung duduk dengan wajah memelas menatap wajah Soma. Soma merasa hal itu sedikit memberikan kesan imut Erina ditambah dengan rambut erina yang masih berantakan.

"Aku tunggu di bawah" Soma mengacak acak rambut Erina yang sudah berantakkan untuk pelampiasannya dan keluar dari kamar Erina.

*****
"Gwah, Hokkaido kah??" Itulah yang dikatakan Soma ketika melihat Hokkaido dari dalam pesawat melalui jendela di sebelahnya. Dimana Hokkaido terlihat jelas dari atas, jelas jelas ditutupi salju maksudnya.

"Ada apa dengan reaksimu itu, bukankah kau dulu juga kemari saat Ujian kenaikan kelas?" Erina yang duduk di samping Soma ketus menanggapi Soma dan melipatkan kedua tangannya kesal.

"Sungguh ini keren ya, Soma-senpai" Touka yang berada di belakangnya juga melihat ke luar jendela dan berkali kali memotret kejadian itu. Soma masih bersorak semangat terlihat sekali dari matanya bahwa ia sangat antusias untuk kenaikan adik kelasnya ini. Di sepanjang perjalanan ia selalu melihat pemandangan di bawah melalui jendela dan kadang kadang bernyanyi. Erina yang sedang membaca manjalah masakan terkenal pun diam diam tersenyum gemas melihat kelakuan soma. Jika saja tidak ada gensi didalam tubuh Erina, mungkin Erina sudah mencubit gemas tubuh soma.

"Ingat kita kemari karena akan mengawasi adik kelas kita dalam ujian ini, jadi jangan-"

"Yukihira, walaupun udara sangat dingin di Hokaido pun, aku pasti akan menang melawanmu"Sang rival menagih janji ke Soma
"Oh, ya"

"Woy dengarkan aku kenapa?" Erina membentak mereka karena tidak mendengarkannya tapi malah direspon sebagai lelucon oleh mereka. Erina hanya mengembuskan nafasnya keras, Erina telah faham dengan sikap teman teman seperjuangannya itu.

"Ma ma janganlah kaku seperti itu Nakiri, marilah kita bersenang senang"
Erina rasa ucapan Soma itu ada benarnya, selama ini mungkin Soma bahkan yang lainnya sadar jika ia harus berusaha menjadi penerus kepala sekolah yang baik. Hal itu membuat Erina sedikit tertekan dan mengorbankan waktu untuk bersenang senang dengan teman temannya.





'Arigato Soma'








"Padahal kau saja membuat kami telat datang ke ujian ini, bukankah kau juga harus lebih serius lagi?"
Tambah Soma dengan senyuman menghiasi wajahnya. Erina memerah karena malu yang bercampur marah karena Soma hampir saja mau membakar manganya tadi.





"MOU YUKIHIRA, AKU BENAR BENAR MEMBENCIMU"

† ††††† ††††† ††††† ††††† ††††† ††††† ††††† ††††† ††††† ††††† †††††

Mou sebenarnya aku sedang membuat apa ini? Entah mengapa Soma malah jadi ooc. Gomenkan author ya :'v. Maaf jika membuat kalian bosan.

Oh ya kalian udah baca chapter baru Shokugeki no Soma? Sungguh aku dibuat kesal karenanya, Tsukuda emang hebat dah. Aku gk mau spoiler deh, klo mau tau gimana chapternya baca aja sendiri ya

Mohon kritik, saran, dan sharenya :)


Kimi wa Watashi no Daisuki (Kau Adalah Orang yang Kucintai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang