Autumn In New York || Chapter 3

36.4K 2.6K 20
                                    

Update..

Rapatkan barisan

Vote dan commentnya please 🙏🙏

Permohonan dari Ems si fakir Vote.

Happy Reading

-----------

Playlist : Love Yourself by Justin Bieber

Sebuah mobil Bentley berhenti didepan gedung pencakar langit dikawasan elit New York. Seorang Pria berusia 30 an memakai jas hitam dipadukan celana hitam yang memang dijahit khusus untuk dirinya,  keluar dengan anggunnya dari dalam mobil, dari pintu depan, asistennya langsung mengikuti langkah pria yang berjalan yakin. Pria itu tampak acuh dan tak peduli atas aktifitas disekitarnya, Ia bukan tidak menyadari setiap mata yang memandangnya, para wanita yang langsung berbisik-bisik mengenai dirinya. Sekuriti gedung dengan cepat membuka lift khusus yang hanya dipergunakan untuk kalangan direksi atau tamu-tamu VIP. Pria itu berjalan masuk masih dengan wajah dingin.

"Jadwalku hari ini Max." Sahutnya memberi perintah. Tangan kanannya langsung membuka tab yang selalu tersedia ditangannya

"Meeting dengan pihak pengembang hotel di bora-bora siang ini sir."

"Nanti malam ada undangan dari Walikota Dexter untuk acara ulang tahun putrinya." Pria itu tersenyum sinis, Ia sudah mengetahui motif apa yang ada dibalik undangan itu.

"Beli kado, Mungin di tiffany untuk putri walikota kirim dengan kartu ucapan aku tidak bisa menghadiri acaranya."

"Baik sir." Max mengangguk lalu melangkah keluar lift setelah bosnya beranjak keluar.

"Jangan ganggu aku sampai waktunya akan rapat." Sahut pria itu sambil membuka pintu ruangannya dan menutupnya. Max hanya mengangguk dalam diam. berarti tugasnya hari ini adalah meng handle telepon yang masuk.

Didalam ruangan kantor yang semuanya memakai jendela pria itu membuka jasnya dan melemparnya kearah sofa, ia berdiri didepan jendela yang tampak menyajikan pandangan New York sejauh mata memandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam ruangan kantor yang semuanya memakai jendela pria itu membuka jasnya dan melemparnya kearah sofa, ia berdiri didepan jendela yang tampak menyajikan pandangan New York sejauh mata memandang. Ia mengerutkan keningnya, mengingat kembali kejadian sebelum ia tiba dikantor. Gadis dilampu merah itu, dia merasa pernah melihat gadis itu tetapi walaupun ia membuka memori otaknya tetap saja ia tidak bisa mengingat dimana ia pernah melihat gadis itu. Tapi ia yakin, ia dan gadis itu pernah terhubung dimasa yang sama.

Autumn In New York ✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang