+ this is not dream

1.4K 213 3
                                    

"Just when my heart was walking on the sky. It felt like i was gonna fall somewhere. Someone told me to dream it."..... but, this is not.


"Renjun!"

Renjun yang lagi jalan menuju kelas, langsung noleh ke belakang begitu ada yang manggil namanya.

Jaemin.

"Kiara udah masuk, Jun." katanya singkat. Renjun hanya mengangguk lalu jalan menuju kelas lagi ninggalin Jaemin di koridor dengan kebingungan.

"Lah si Junet gue mau kasih kabar baik malah didiemin, padahal gue baru mau bilang kalo doi ditanyain Kiara, malah jalan terus. Hadeh, kemarin aja uring-uringan nyariin itu cewek."




"Jun, serius lo gak mau ikut ngumpul? Jarang njir, ngumpul sama si Mark." ucap Jeno.

Renjun yang lagi beresin buku-bukunya hanya menggeleng tanpa mengeluarkan suara lagi.

"Duluan, Jen. Salam sama bang Mark." ucap Renjun yang kemudian ninggalin Jeno dikelas.

"Kenapa lagi itu anak hadeh." ucap Jeno saat Renjun udah keluar kelas.

Hari ini Renjun nggak bawa motor, dia naik bus dan sekarang lagi nunggu di halte. Nggak, bukan karena Kiara kalo dia hari ini naik bus. Karena kebetulan motornya dipinjem kakaknya yang lagi pulang kerumah, jadi Renjun ngalah buat naik bus kesekolah.

Renjun juga tau, Kiara pasti hari ini udah nggak naik bus lagi. Pasti dijemput Ayahnya.

Tapi Renjun salah.

Renjun melihat Kiara menaiki motor —yang jelas bukan ojek online dan nggak berasal dari sekolahannya. Karena yang jemput Kiara barusan pake baju bebas.

Bang Taeyong kali ya?

Yaudah, Renjun positif thinking aja, lagian Renjun juga bukan siapa-siapa.

Udah 2 hari yang lalu semenjak Renjun chat Kiara, dan udah 2 hari berlalu juga semenjak Renjun ke rumah Kiara, ya walaupun sebatas depan rumah doang. Renjun bener-bener nggak ngechat Kiara lagi, begitu juga sama Kiara. Chat Renjun hanya di read.

Yaudah, Renjun tau apa jawaban Kiara.

Pasti Kiara merasa terganggu kan selama beberapa hari semakin deket sama Renjun? Walaupun Kiara nggak bales, ya jawabannya pasti iya. Kalo nggak, kenapa Kiara nggak ada niatan untuk bales walaupun cuma 1 kata?






Renjun hari ini mutusin untuk nggak langsung pulang, tapi ke taman kota. Moodnya lagi kurang baik, makanya dia tadi nolak ajakan Jeno buat ngumpul sama Mark juga.

Hal yang paling Renjun suka ke taman kota sore hari adalah pasti banyak anak kecil yang lagi main kesana-kemari. Renjun suka sama anak kecil, dia suka senyum sendiri kalo lihat anak kecil main sambil ketawa-ketawa.

"Renjun?" panggil seseorang itu.

Renjun yang lagi duduk sambil ngeliatin anak kecil main langsung noleh.

"Eh?"

"Ngapain lo disini sendirian?" orang itu langsung ngambil tempat duduk disamping Renjun.

"Jernihin pikiran, bang. Kelas 12 banyak tugas jadi mumet." jawab Renjun.

"Oalah, gue kira gara-gara Kiara."

"Eh nggak, kok bang. Hahaha," kata Renjun dengan tawa yang sedikit dipaksakan.

"Bang Taeyong kesini ngapain?" tanya Renjun.

"Itu nemenin Kiara, katanya udah lama nggak main. Anaknya lagi beli minum tuh disana." Taeyong nunjuk kearah perempuan yang lagi beli minuman dingin disalah satu penjual asongan.

"Maafin Kiara ya, Jun." ucap Taeyong tiba-tiba.

"Eh, kok minta maaf bang? Kan gak ada salah?" Iya, Renjun bingung. Gak Kiara, Gak Taeyong sama sama minta maaf.

"Kiara aja deh yang cerita." ucap Taeyong lalu manggil Kiara.

"Kir, sini!" Kiara menghampiri keduanya.

"Balik sama Renjun ya? Gue mau ke rumah temen, ngambil flashdisk." kata Taeyong.

"Bang? Gak bawa motor guenya?"

"Pake bus aja, Kiara juga katanya kangen naik bus. Apalagi sama lo." Habis bilang gitu, Taeyong langsung pergi beneran.

Kiara rasanya udah mau kabur aja, pulang sendiri. Tapi Renjun malah nahan tangan Kiara.

"Duduk, Kir. Pegel berdiri."

Ya, mau nggak mau, Kiara duduk disebelah Renjun.

Awkward.

Mereka udah diem-dieman selama kurang lebih 10 menit, cuma ngeliatin anak kecil yang lagi pada lari-larian.

"Hm, Jun."

"Kemana udah hampir seminggu gak masuk?"

Iya, yang satu mau basa-basi. Satunya lagi to the point.

"Sorry, ya." Lagi.

"Iya." ucap Renjun, membuat Kiara noleh.

"Kamu... gak ada mau nanya?"

"Aku bahkan udah nanya dua kali, tadi dan dua hari yang lalu lewat chat tapi nggak ada yang dijawab. Mungkin emang kamu nggak suka sama pertanyaan dan lebih suka bertanya jadi aku cuma ngejawab aja." ucap Renjun santai tanpa melihat wajah Kiara. Bukan, bukannya nggak gentle atau apa. Cuma rasanya aneh kalo sambil lihat wajah Kiara, Renjun takut orang-orang mengira mereka adalah pasangan yang lagi berantem. Renjun nggak suka nunjukin kalo emang mereka berantem. Ya nggak berantem sih, lebih tepatnya diem-dieman.

"Sorry."

"Tiga kali."

Mereka diem lagi.

Renjun melirik ke sebelah, melihat Kiara menunduk Renjun jadi ngerasa bersalah.

"Nenek aku meninggal, Jun."

Renjun akhirnya noleh, natap wajah Kiara.
"Kenapa nggak bilang?" tanya Renjun.

"I've shocked that day." jawabnya. "Hari itu juga aku langsung dijemput sama kak Taeyong untuk berangkat ke Melbourne. Bahkan, aku gak sempet cerita sama temen kelasku yang tau cuma wali kelas, itu juga Mama yang kasih kabar. Pas sampe Indo lagi, aku masih berduka. Masih ada perasaan kaget karena ditinggal, jadi aku belum sempet bales chat kamu."

"Sorry. Aku gak ada niat untuk jauhin kamu atau merasa tergangg—"

"Sshh," Renjun meraih bahu Kiara untuk di rangkul. "You don't have to say sorry anymore, Kir. Kamu... gak salah. Mungkin emang akunya aja yang terlalu terbawa perasaan dan terlalu buru-buru dan terlalu menuntut, mungkin?" Renjun tertawa kecil.

Kiara menggeleng pelan lalu memanggil nama Renjun. "Jun,"

"Iya?"

"Aku nyaman sama kamu."

💘🌱💘

hEHEHEHEHEHEHE udah segitu dulu yash.

double up jangan?

Ohya, 4 chapter selanjutnya bakal ada flashback dan mungkin setiap chapter itu bakal pendek banget, gatau juga sih.

YAUDAH SAMPAI KETEMU DI CHAPTER SELANJUNYA🤗💙

walk you home; renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang