Past and "Nana"

3.2K 408 24
                                    

Jaemin dan Renjun hanya saling diam ditaman belakang sekolah.
Setelah acara menangis di kantin tadi, Jaemin menarik Renjun ke arah taman. Tidak mempedulikan teriakan Haechan yang memanggil.

"Mian... Aku tidak tau kenapa tiba-tiba menangis seperti tadi" Renjun menundukan kepalanya.

Jaemin yang ada disebelahnya hanya diam seraya memperhatikan setiap inci dari wajah Renjun.
Merasa tidak ada jawaban Renjun mengangkat kepalanya, melihat ke arah Jaemin disampingnya.

Dilihatnya Jaemin yang sedang memandangnya dengan lekat. Seketika berhasil membuat tubuh Renjun memanas dengan sendirinya.
Diperutnya seakan-akan ada banyak kupu-kupu yang berterbangan.

"Cantik..." lirih Jaemin yang masih setia memandang wajah Renjun.

"M-Mwo? Kau bilang apa?" tanya Renjun yang tidak terlalu jelas mendengar ucapan Jaemin.

Jaemin mengerjapkan matanya gugup karena ketahuan memandangi wajah Renjun.

"A-ah aniya, gwaenchanha"

Jaemin tersenyum lembut kearah Renjun seraya mengambil daun yang ada di rambut Renjun dengan lembut.

Tubuh Renjun seketika memanas dan pipinya mulai memerah.
Jaemin yang melihatnya tersenyum, Renjunnya sungguh sangat manis.

"Ngomong-ngomong aku belum tau namamu" Renjun memberanikan dirinya melihat kearah Jaemin yang masih terus memandangnya.

"Jaemin, Na Jaemin"

Renjun menatap lama kearah Jaemin setelah laki-laki itu menyebutkan namanya.
Ada bagian dari ingatannya yang sepertinya pernah menyimpan nama itu.

Jaemin

Na Jaemin

"Na...na?"

Jaemin membelakan matanya terkejut saat mendengar Renjun menyebutkan kata itu

"Ka-kau tadi bilang apa? Nana?" Jaemin bertanya dengan nada antusias.

Sedangkan Renjun hanya menatapnya bingung.

"Otomatis keluar dari mulutku. Sungguh"

Jaemin lagi-lagi hanya tersenyum.
Dia tahu, setidaknya walau dirinya hilang dalam ingatan Renjun tapi hati Renjun akan selalu mengingatnya.

Nana

Dulu saat kecil, Jaemin sangat benci saat ada orang yang memanggilnya Nana.
Dia pikir nama itu terlalu feminim baginya. Tetapi semua berubah saat Jaemin bertemu anak laki-laki seumurannya ditaman.
.
.
.
Jaemin kecil yang saat itu sedang bermain bersama Jeno ditaman tidak sengaja melihat anak seumurannya jatuh dari ayunan sendirian.
Anak itu langsung menangis kencang dan secara reflek Jaemin kecil langsung berlari kearah anak itu.

"Gwaenchanha..." ucap Jaemin kecil seraya mengelus rambut hitam anak itu.

"Hiks... Ap-appo... Hiks..."

Jaemin kecil langsung meniup luka di lutut anak itu. Ajaibnya anak itu langsung berhenti menangis, menyisakan isakan kecil diwajah imutnya.

"Cudah tidak cakit kan? Kalau ditiup nanti kuman jahatnya pergi" ucap Jaemin kecil dengan senyum manisnya.

"Cudah tidak cakit kan? Kalau ditiup nanti kuman jahatnya pergi" ucap Jaemin kecil dengan senyum manisnya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Ne... Telima kacih...." balas anak itu tersenyum menampilkan gigi gingsulnya yang menggemaskan.

"Ah namamu ciapa?"

"Injun"

"Hallo Injun, aku Jae...."

"NANAAAA!!!"

Sebuah teriakan membuat Jaemin kecil memasang wajah jengkelnya.
Temannya Jeno benar-benar membuat Jaemin gemas sendiri

"YAA! LEE JENO! NAMAKU JAEMIN, BUKAN NANAA!"

Jaemin menatap teman barunya yang tertawa manis. Entah mengapa tiba-tiba pipi Jaemin kecil memanas saat melihat senyum menggemaskan itu.

"Nana... Aku lebih cuka Nana dali pada Jaemin....Nana johaeyo..." ucap Injun dengan senyum menggemaskan yang membuat Jaemin ikut tersenyum.

"Cekalang kita belteman ya. Cuma Injun cantik yang boleh memanggil Nana, cepecial buat Injun, ok?"

Jaemin mengarahkan kelingking kecilnya kearah Injun. Tapi Injun hanya diam dan malah menatap Jaemin dengan bibir yang mengerucut menggemaskan.

"Wae?" tanya Jaemin karena Injun hanya diam.

"NANA! INJUN TAMPAN BUKAN CANTIK! ISHH!"

Jaemin tertawa melihat wajah teman barunya yang sangat menggemaskan saat sedang marah.

"Alaseo... Injun tampan, cudah?"

Injun tersenyum manis lalu mengaitkan kelingking kecilnya dengan milik Jaemin.

Mereka saling tertawa senang mengabaikan Jeno yang sedari tadi hanya menatap mereka
.
.
.
Jaemin tersenyum saat mengingat awal mula bertemu Renjun.
Saat mereka selalu bermain bersama karena ternyata Renjun adalah tetangganya.

"Araseo... Panggil Nana tidak masalah, spesial untukmu" Jaemin tersenyum saat mengatakan kalimat itu pada Renjun. Sama seperti saat dia kecil dulu.

Renjun orang pertama yang boleh memanggilnya Nana.
Karena Renjun orang spesial sejak pertama kali Jaemin bertemu Renjun.
.
.
.
TBC



Setiap manusia memiliki ke'typo an😚

Love Story [JaemRen]Kde žijí příběhy. Začni objevovat