Satu

5K 341 99
                                    

Biar nggak bingung bisa baca novel yang berjudul "Rapuh" terlebih dahulu, karena cerita ini adalah sekuel dari cerita yang berjudul "Rapuh"

Matahari tidak muncul hari ini, pusat dari tatasurya itu mungkin sedang ingin bersembunyi dibalik awan-awan yang menggumpal di atas sana. Masih pagi dan jalanan sudah begitu ramai, ya mungkin karena mereka ingin menghindari cuaca yang akhir-akhir ini sedang tidak bersahabat. Sonya berjalan menuju halte bus, cukup jauh tapi sepertinya ia bersemangat. Sesuatu menjatuhinya, rambutnya terasa basah, ia melihat ke atas, dan benar sekarang hujan, segera gadis itu membuka payung yang disimpan di dalam tasnya. Sepuluh langkah lagi, halte bus sudah di depannya. Sonya duduk disana, melipat payungnya, berteduh di bawah atap halte dan menunggu bus datang. Entah haruskah ia bahagia atau bersedih saat ini, tidak, sepertinya ia bahagia tidak hanya ia yang bersedih kali ini, langit juga bersedih, gadis itu tidak sendirian dia punya teman. Tidak ada yang Sonya lakukan, hanya duduk diam menatap jalanan dan menunggu bus itu tiba.

            Bus trans ini fasilitasnya cukup lumayan, ini akan menjadi transportasinya untuk minggu-minggu kedepannya. Tidak butuh waktu lama hanya 20 menit ia sudah sampai di kampusnya, kampus impian banyak orang. Entah itu kampus impiannya atau kampus impian papanya. Ia melangkah masuk ke dalam fakultas yang katanya hanya orang-orang keren yang berada disini.

"Sonya, ikut gue" ucapnya sambil menggenggam dan menarik tangan Sonya disela-sela saat Sonya berjalan di halaman fakutas. Sonya hanya diam menuruti apa maunya. Dia melepaskan tangan Sonya, tidak, lebih tepatnya Sonya yang memberontak ingin lepas darinya. "lo coba hindarin gue?" ucapnya. "enggak, kenapa gue harus ngehindarin lo?" jawab Sonya. "karena gue kemaren bohong soal hubungan kita" jawab Kevin. Sonya hanya menggeleng tidak ingin mengucapkan apapun juga, itu sangat menyakitkan baginya. "maafin gue, secepatnya mereka akan tau yang sebenarnya" ucapnya dengan memegang bahu kanan Sonya. Gadis itu tersenyum tipis "lo nggak perlu minta maaf Vin, emang udaah aturannya kan senior dan junior nggak boleh akrab satu sama lain dan itu berlaku selama gue semester 1" jawab Sonya. Di fakultas ini memang ada sebuah aturan yang cukup aneh, mahasiswa semester 1 tidak boleh terlalu akrab dengan kakak-kakak tingkatnya atau mahasiswa semester di atasnya. Tujuannya baik, agar saling menghormati tapi cukup aneh saja.

"Kevin" ucap wanita di ujung sana, ia menatap Sonya dan Kevin "udah mau kelas ayo" ucap wanita itu. Siapa itu? Mungkin teman sekelas Kevin. "gue duluan Son" Sonya mengangguk.

            Sonya berjalan menuju kelasnya, ia memakai earphone, ini berarti dirinya tidak ingin ditanya atau diganggu atau disapa siapapun. Berjalan dengan tatapan lurus ke depan tanpa peduli siapa di sekelilingnya sudah menjadi gayanya sejak dulu. Seorang wanita tiba-tiba berada tepat di hadapannya, Sonya melepaskan earphone di telinganya. Wanita itu tersenyum sinis pada Sonya "lo mahasiswa baru kan? Lo bawa ini ke meja wadek 1" ucapnya memerintah sambil menunjukkan tumpukan-tumpukan buku di tangannya. Entah siapa wanita itu, sepertinya ia juga mahasiswa di sini, Sonya menghela nafasnya "lo punya tangan dan kaki kan? Lo aja sendiri yang bawa" jawabnya datar lalu melangkah pergi. Wanita itu tidak bisa diam saja, ia menarik tangan Sonya menaruh tumpukan buku itu pada kedua tangan Sonya "lo bawa itu" ucapnya. Sonya benar-benar sudah dibuat marah olehnya, secara sengaja Sonya menjatuhkan buku-buku itu dari tangannya "gue nggak mau" kalimat terakhir yang Sonya ucapkan lalu melenggang pergi menyisakan buku yang berserakan di lantai dan ekspresi syok wanita itu di sana. Laki-laki tinggi yang menyandarkan punggungnya di tembok Lorong kelas menatap kejadian itu dengan senyuman tipis di wajahnya lalu melanjutkan membaca buku lagi.

            Setelah kelas paginya selesai, Sonya berjalan menuju tempat makan siang di kampusnya. Makanan disini gratis, memang sudah fasilitas yang diberikan. Semua makanan berjajar di meja panjang, bisa memilih hanya makanan yang disukai atau semua diambil. Benar-benar pilihan yang tidak bisa dipilih bagi Sonya, semuanya mengandung sayur, daging, dan makanan sehat lainnya di tambah buah sebagai makanan penutup. Apa karena ini fakultas kedokteran harus semuanya makanan sehat. Sonya hanya mengambil daging dengan sayur tanpa nasi, melihat makanan-makanan disana membuatnya tidak nafsu makan, tapi tetap saja ini akan menjadi makanannya selama ia berkuliah disini. Sudah banyak mahasiswa yang sudah mengambil duduk dan makan. Sonya melihat sekeliling mencari tempat duduk yang kosong. Saat matanya sibuk mencari ia melihat Kevin duduk dengan seorang wanita, mereka tertawa, sesekali berbicara lalu tertawa lagi, sepertinya mereka sudah akrab. Yasudah biarlah batin Sonya. Tidak ada kursi yang kosong kecuali kursi di samping meja kevin, haruskah? Terpaksa, kursi itulah yang akan Sonya duduki. Sonya berjalan menuju kursi itu, ia duduk lalu makan sendirian walau ada kursi kosong di hadapannya. Kevin tahu itu, tapi dia sama sekali tidak menyapa atau mengajak Sonya bergabung bersamanya. Hampir lupa, aturan senior dan junior itu masih berlaku.

            Saat Sonya sudah menghabiskan setengah dari makanannya, tiba-tiba saja seseorang duduk di hadapannya. Sonya tetap melanjutkan makannya, tidak melihat atau melirik siapa orang yang ada di hadapannya itu. Yang duduk di hadapan Sonya adalah seorang laki-laki, laki-laki yang tersenyum tadi pagi saat melihat Sonya menjatuhkan tumpukan buku di tangannya. Seperti mencari perhatian, laki-laki itu menendang meja sonya dari bagian bawah. Tidak terlalu keras, hanya saja membuat meja itu bersuara dan sedikit bergeser. Tendangan pertama tidak membuat Sonya menggubrisnya. Tendangan kedua membuat Sonya menatap laki-laki di hadapannya itu. Laki-laki itu tersenyum miring "nama lo siapa?" tanyanya dengan memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Kemudian ponsel Sonya bergetar ada pesan masuk, Sonya membukanya ternyata sms dari Kevin.

Kevin: Lo bisa pergi, jauhi dia dia bukan orang baik

Sonya membaca dengan ekspresi datar sms dari Kevin. Kepedulian macam apa itu, kenapa tidak dirinya saja yang memberitahunya langsung lalu mengajaknya pergi.

"sorry, gue nggak bisa ngasih tau nama gue ke sembarang orang" jawab Sonya. Laki-laki itu tertawa mengejek "gue Rey, Reyhan Dias, gue satu tingkat diatas lo" jawabnya sambil menatap Sonya yang sibuk makan. Rey menendang meja itu lagi "nama lo?" tanyanya memaksa. Sonya masih belum menjawab ia meneruskan makan dengan terus menunduk tanpa menatap laki-laki dihadapannya itu. Kevin yang mendengar percakapan mereka sudah geram ia mengangkat piringnya lalu menaruh di meja kembali dengan benturan keras menimbulkan suara. Suara itu menghentikan aktivitas makan Sonya. Kevin melenggang pergi entah kemana, Kevin pergi keluar dari ruang makan itu.

            Sonya beranjak dari duduk lalu berjalan pergi juga. "woy, nama lo siapa?" teriak laki-laki itu membuat semua orang menatap Sonya lalu Reyhan bergantian. Sonya mempercepat jalannya ia sungguh malu saat ini. Rey masih disana ia menendang kursi di hadapannya hingga kursi itu bergeser agak jauh. Ekspresi Rey cukup kesal namun masih terlihat cool. Wanita yang duduk di hadapan Kevin tadi berjalan ke arah Rey duduk "lo gila lo coba deketin mahasiswa baru?" ucapnya dengan menelangkupkan tangannya di atas perut. Rey tersenyum miring tanpa menatap wanita itu "iyakah?" tanyanya dengan tatapan tajam lalu berjalan pergi meninggalkan wanita itu yang masih berdiri di sana.

            Sonya keluar ruang makan itu ia berjalan seorang diri. Dan lagi tangannya ditarik oleh seseorang "apa lagi?" ucap Sonya pada Kevin. "gue bilang lo pergi, kenapa lo nggak pergi?" ucap Kevin. "oya? jawab Sonya singkat. "lo udah baca sms gue" jawab Kevin lagi. "oh, sorry Vin gue ada urusan kali ini, gue harus pergi" jawab Sonya lalu berjalan meninggalkan Kevin. "Son, Sonya" panggilnya namun Sonya tidak menggubris. Kevin berniat mengejarnya namun terlambat ada Vera memanggilnya. Vera, wanita yang duduk dengan Kevin saat makan tadi. "siapa dia?" tanya Vera. "nggak ada hubungannya sama lo" ucap Kevin lalu meninggalkan Vera yang masih berdiri disana.

            "Rizal" teriak Sonya pada seorang laki-laki yang sedang bercengkrama dengan teman-temannya. Laki-laki yang bernama Rizal itu menoleh pada Sonya, lalu berlari menghampiri Sonya berdiri. "Hai Son, lo ngapain disini" ucap Rizal sambil melihat ke kanan dan ke kiri. "gue mau ketemu sama lo" jawab Sonya. "mau duduk dulu?" tawar Rizal dengan menunjuk kea rah tempat duduknya tadi. Sonya menggeleng "apa lo udah ada kabar dari Sammuel?" tanya gadis itu. "apa lo nggak ada pertanyaan lain? Kalua nggak ada lo bisa pergi" jawab Rizal sinis. "Dimana Sekarang dia?" tanya Sonya lagi. Wajah Rizal sudah frustasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh Sonya "Lo bisa nggak sih lupain aja dia?" jawabnya agak membentak. Sonya menggeleng "bagaimana gue bisa lupain orang yang selalu berkorban buat gue? Gimana Zal? Kalua lo bisa jawab, gue lupain dia" jawab Sonya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "lo pikir Sam berkorban buat lo aja, Sama dia juga berkorban buat gue Son" ucap Rizal lalu mengacak rambutnya "lo bego kalau lo nggak bisa lupain masa lalu lo, masa lalu hanaylah kenangan lo bisa mengenang, tapi lo juga punya masa depan yang harus lo lewatin, jangan stagnan" tambah Rizal lalu pergi meninggalkan Sonya yang sudah meneteskan air matanya.

            Rizal kembali duduk di tempatnya tadi. "Zal, lo gila, lo udah buat cewek nangis" ucap salah satu teman laki-lakinya "cantik lagi, biar gue yang hapus air matanya" ucap teman laki-laki Rizal yang lainnya lalu berdiri. "lo duduk" ucap Rizal dengan tatapan tajam kea rah laki-laki yang sudah berdiri akan menghampiri Sonya. Laki-laki itu duduk seolah menurut dengan ucapan Rizal. Rizal merupakan mahasiswa Fakultas Manajemen, dalam universitas yang sama dengan Sonya. Berbeda dengan SMA dulu, mungkin di SMA Rizal hanya;ah murid yang biasa-biasa saja, namun saat kuliah Rizal bukan lagi mahasiswa yang biasa, Rizal adalah salah satu cucu dari pendiri universitas ini. Dan semua orang tahu itu.


Semoga suka dengan ceritanya, jangan lupa vote dan komentari. Tunggu ya kelanjutannya.

SENDU (Sekuel Rapuh)Where stories live. Discover now