Pt. 22

2.1K 246 15
                                    

Aku sedang tidur saat Haewon membangunkanku dengan nada yang lumayan tergesa-gesa.

"Noona, ayo bangun! Mingyu hyung ada disini!" kata Haewon. Ia terus menggoyangkan tubuhku namun aku tak ingin membuka mata. Hehe.

"Seperti waktu itu saat aku membawakan bubur untuk sarapan kalian, ya?" Aku mendengar Mingyu tertawa—tunggu. MINGYU?!

Mataku otomatis terbuka dan tubuhku langsung bangun dengan sendirinya. Aku menatap ke arah pintu dan disanalah Mingyu berdiri, dengan wajahnya yang pucat dan matanya yang sayup. Mungkin karena kelelahan.

"Aku.. Aku akan meninggalkan kalian," ujar Haewon. Ia lalu keluar dari kamar, entah kemana ia pergi.

Mingyu menghampiri kasurku dan duduk di dekat kakiku. Ia terus menatap wajahku, seolah-olah hanya itu yang bisa ia lihat di dunia ini.

"Oraenman." (Sudah lama, ya.)

Aku membuka mulutku namun tak bisa mengeluarkan suara. Seakan-akan aku ini bisu. Seakan-akan aku ini memang tak pernah bisa bicara.

Aku ingin memberitahukan perasaanku selama ini kepada Mingyu. Aku ingin meminta maaf. Aku ingin mengatakan bahwa aku merindukannya. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku ingin mengatakan bahwa aku menyayanginya. Aku ingin mengatakan bahwa aku sungguh khawatir dengan kehidupannya yang sekarang.

Aku ingin bertanya tentang keadaannya. Aku ingin bertanya tentang keluarganya. Aku ingin bertanya tentang pekerjaannya. Aku ingin bertanya tentang hobinya yang baru. Aku ingin bertanya tentang hal-hal yang terjadi setelah aku meninggalkannya.

Tapi tidak ada satupun dari semua itu yang keluar dari mulutku. Aku hanya menatap Mingyu, dengan air mata yang mulai berlinang.

Aku sangat merindukannya.

Bagaimana ia bisa mengatakan itu dengan tersenyum? Bagaimana ia bisa mengatakan lama tak bertemu dengan senyuman manisnya itu? Bagaimana ia bisa membuatku jatuh kepadanya lagi dengan senyuman itu?

"Jangan menangis. Memangnya apa yang kulakukan terhadapmu?" lanjutnya.

Banyak. Kau menyakitiku. Kau membuatku tidak percaya diri bahwa aku ini pantas untuk mendampingimu sebagai seorang pasangan. Kau membuatku selalu melamun setiap harinya. Kau membuatku selalu berpikir tentang dirimu. Kau membuat duniaku selalu tentang dirimu. Kau jahat karena kau terlalu sempurna untuk berada di duniaku.

"Ada yang ingin kau katakan?" tanyanya. "Karena aku mempunyai banyak hal yang ingin kukatakan."

Aku langsung memeluk tubuhnya. Kataku, "Aku berubah pikiran. Kau boleh memelukku."

Aku merindukan hal ini. Tangannya yang melingkar di pundakku, napas pelannya yang terasa geli di leherku, dan juga detak jantungnya yang tenang. Aku sangat merindukan Kim Mingyu yang bodoh itu.

"Kau tahu, aku benar-benar sungguh sangat merindukanmu," bisiknya di tengah pelukan itu.

Aku tersenyum. "Sudah berapa kali kau katakan itu?"

"Bayangkan saja. Satu detik berarti satu kali rindu. Satu tahun lebih lamanya kau meninggalkan aku. Sudah berapa banyak rinduku padamu?"

"Masih sedikit dibandingkan rasa rinduku padamu."

Perkataanku itu berhasil membuat Mingyu terdiam karena malu. Cih. Rasakan. Baru pertama kali digombali oleh wanita?

"Apa kau.. Apa kau mempunyai pacar saat aku.. pergi?" Ah, aku pasti sudah gila sampai berani menanyakan hal ini! Aku malu sekali!

"Hah? Tidak! Bagaimana kau bisa mempunyai pacar saat kau adalah pacarku yang sesungguhnya?" balasnya.

Shit.

"Kau tahu aku sungguh membencimu, 'kan?"

"Tidak apa-apa," jawabnya, "benci itu cinta."

Ya ampun. Anak ini benar-benar...

"Apa aku boleh memelukmu lagi?"

"Apa yang akan kau lakukan jika aku menjawab tidak?"

"Tentu saja aku akan bertanya lagi."

Aku tertawa. "Kau ini memang bodoh."

"Tentu saja, aku, 'kan, si bodoh milik Yoon Haekang seorang saja~"

Apakah itu.. sebuah aegyo...?

"Aku benar-benar tidak boleh memelukmu? Aku harus kembali sekarang, takut nanti Coups hyung menyadari aku tidak ada."

"Ya sudah. Bye."

Aku menatap Mingyu bingung saat ia tidak bergeming dari tempatnya. Tadi ia berkata ia harus pergi, 'kan?

"Kenapa?"

Mingyu memajukan bibirnya. "Aku merasa ada yang kurang."

"Apanya yang kurang?"

"Dulu.." Mingyu tersenyum sendiri, "kita kan sering—"

"Tidak!" MAKSUDNYA CIUMAN DI DAHI? APA IA SEDANG MEMINTA ITU?

"Eh? Aku tidak berkata apa-apa, loh? Memangnya apa yang kau pikirkan?"

Ya ampun. Apa yang baru saja kulakukan?

"Me-Me-Me-Memangnya apa yang kau maksud?!"

Mingyu tertawa. Apa ia baru saja tertawa di saat aku sedang malu?

Cup. Mingyu tersenyum padaku. Gigi gingsulnya memperlihatkan diri, seperti biasa. Matanya berbinar. Ia sangat senang, bagaikan anak kecil.

Aku juga senang.

"Selamat malam! Tidur dan mimpi indah, ya! Kalau kau memimpikan aku, mimpimu akan lebih indah!" Mingyu membuka pintu. "Mimpikan aku saja!"

Blam. Pintu ditutup.

Aku memegang pipiku yang kurasakan semakin lama semakin panas.

"Apa-apaan itu tadi?" gumamku.








—————

Bacotan q

Hellaw teman-teman! Kimwaifeu disini hehe.

Watashi cuma pengen bilang, cerita ini udah mau tamat desu. Watashi mau nanya, cerita dare yang yeorobun inginkan watashi lanjut? Bang Josh? Boo? Atau gimana?

Sekedar informasi, cerita Bang Josh itu ada menceritakan kelanjutkan Haeming couple, kalau cerita Boo sejalan dengan cerita Haeming. Tapi kalau mau member lain juga boleh kok hehe. Pls jawab :)

SVT: MingyuWhere stories live. Discover now