Part 42 - Keputusan yang terbaik

1.9K 108 20
                                    

Assalamualaikum ....
Lama yahhh ? Lama banget malah ... Hehe maafkan yaa author akhir - akhir ini sibuk banget sumpah hehe ... Pas mau ngetik eh Wp nya error hufth ... Maaff yaa hehee ... Makasih udah mau nungguin IUM UP ... Dan dari tadi pagi Wp author error teruss ... Mau UP pun gak bisa ... Tapi sekarang Alhamdulillah udah bisa lagi kok hehee ... Selamat membaca 😊😎

Awas baperr yang lagi puasa tahan air matanya haha

💞💞💞

"Sha, kami memutuskan untuk mencabut alat yang ada di tubuh Daffa," ucap Papah Daffa kepada Alesha yang sedang duduk di kursi.

Alesha pun membuka mulutnya sempurna karena ia tahu kalau alat itu dicabut maka nyawa Daffa akan melayang.

"M mmaksudnya Om ?"

"Melihat Daffa seperti itu membuat kami semakin tersakiti dan untuk itu kami akan mengikhlaskan Daffa, karena itu yang terbaik."

Mendengar itupun Alesha hanya bisa menangis, itu artinya tidak akan ada Daffa lagi untuk selamanya.

Annisa pun merangkul bahu Alesha dan membawanya kedalam pelukkannya.

Code blue ICU 541

Code blue ICU 541

Tak lama dari itu suara seorang perawat membuat mereka panik.

Tunggu 541 ? Bukannya itu kamar ICU yang Daffa tempati ? Code blue ? Daffa dalam keadaan gawat darurat ? Ah mungkin Alwsha salah dengar. Daffa baik - baik saja kan ?

Pertanyaan itu terus ia keluarkan dari hati nya.

Tak lama dari pengumuman itu para dokter dan perawat pun berlarian menuju ICU dan mereka masuk kedalam kamar Daffa, itu artinya ?

Alesha, beserta orang tua Daffa pun langsung menghampiri pintu ICU yang berisi Daffa di dalam nya.

Mereka hanya bisa berdo'a agar Daffa bisa kembali. Tapi melihat penderitaan Daffa selama ini, kedua orang tua Daffa pun hanya bisa pasrah.

"K kkak ... As hiks Asha mohon ke ... Kembali hiks," lirih Alesha dengan tersendat - sendat.

"K kak gak boleh pergi ... Gak ... Pokoknya gak boleh ... Hiks hiks,"

Alesha kini hanya bisa duduk di ubin rumah sakit, dirinya sudah sangat lelah menghadapi semua ini, apalagi Bunda sedang tidak berada di sampingnya.

Anisa pun hanya bisa mengamati keadaan di dalam sana dengan air mata yang sudah lolos keluar dari mata indah wanita setengah paru baya itu, Fathir hanya bisa menatap kosong, memikir kemungkinan yang terjadi.

Tiitt tiitt tiitt

Garis lurus pun akhirnya terpangpang jelas di Bed Side Monitor dan para tenaga medis pun mengakhiri pekerjaanya.

Alesha yang mendengar suara itu pun berdiri dari duduknya dan langsung menutup mulutnya, ingin rasanya dirinya berteriak, kenapa dunia ini tidak adil? Kenapa Tuhan tidak memberikan kesempatan hidup untuk Kak Daffa ? Kenapa Tuhan tidak memberikan kesempatan bagi Alesha menjelaskan semuanya ?? Kenapaa ??.

Kata - kata itu terus terputar di ingatan Alesha. Kedua orang tua Daffa sendiri hanya bisa menangis dalam diam nya, putra semata wayangnya sudah meninggalkan mereka untuk selamanya.

IzinkanKu Untuk MelupakanMu [COMPLETED]Where stories live. Discover now