Dont forget to comment and vote!
.
.
.
"Jinyoung pul—" seruan Jinyoung yang baru pulang dari jalan sama Eunbin itu terputus begitu ia membuka pintu rumah dan mendapati sesosok gadis yang tengah duduk manis di kursi ruang tamu.
Jinyoung menyipitkan matanya, menatap gadis itu lamat-lamat, dan mengingat apakah ia pernah bertemu gadis itu sebelumnya, kemudian bertanya "Lu siapa?"
Gadis itu tersenyum, merasa dirinya perlu memperkenalkan diri terlebih dahulu, lantas mengulurkan tangannya "Kenalin, gua Shuhua, Ye Shuhua. Lu Bae Jinyoung kan?"
Jinyoung menautkan alisnya, ragu-ragu membalas uluran tangan Shuhua, "Tau nama gue dari mana?"
"Dari bokap lu"
"Ha? Sebenarnya lu siapa sih, kok bi—"
"Kapan kamu pulang, Young? Kok Papa ga denger" oknum pemotong ucapan Jinyoung muncul dari sebuah kamar.
Jinyoung menatap papanya "Barusan, Pa" jawabnya.
Papa Jinyoung mengangguk "Eh, kalian udah kenalan?"
"Udah, Pa" jawab Shuhua dan Jinyoung bersamaan.
"Dia siapa, Pa? Kok bisa ada di rumah kita?" tanya Jinyoung menunjuk Shuhua yang belum bergerak dari duduknya.
"Dia saudara tiri kamu, Young. Baru datang dari Medan. Kemarin dia sekolah di sekolah berasrama, besok dia sekolah di tempatmu"
Penjelasan sang ayah yang belum terlalu jelas tersebut membuat Jinyoung terkejut, dan semakin bingung.
Saudara tiri? Bagaimana bisa?
***
"Eh, Young. Ada anak baru ya di kelas lu?" tanya Felix membuat kawan-kawannya yang tengah khusyu' menikmati makanannya menoleh.
Jinyoung mengangguk pelan.
"Iya, Bro! Cewe, cantik lagi" sahut Jaemin bersemangat.
"Oh, yang Chihuahua itu?" tanya Jeno membuat kawan-kawannya tertawa lepas.
"Shuhua, anjir" ucap Jinyoung tertawa kecil.
"Habisnya, waktu perkenalan dia ga jelas nyebut namanya" ujar Jeno kemudian melanjutkan makannya.
"Jadi, Shuhua Shuhua itu beneran saudara tiri lu, Young?" tanya Jaemin yang sebelumnya sudah diberitahu Jinyoung, teman sebangkunya.
Jinyoung mengangguk, kawan-kawannya terkejut.
"Begimana ceritanya?!" seru Jisung.
"Jadi, ceritanya, waktu mama gue hamil gue, ada ibu-ibu bawa satu bayi perempuan yang dateng ke rumah minta ketemu sama papa gue, katanya minta pertanggung jawaban gitu lah. Ya, mama gue otomatis shock, kan. Papa gue apa lagi. Beliau aja ngerasa ga pernah hubungan sama perempuan selain mama gue. Jadi, karena papa gue ngerasa kasian, dan ibu itu juga udah maksa, bilang bakal bawa kasus ini ke polisi, akhirnya mama gue ngizinin papa buat poligami. Siapa tahu papa gue emang pernah secara ga sadar ngelakuin hubungan sama ibu itu. Akhirnya, papa gue nikahin ibu itu, yang ternyata ibunya Shuhua.
"Dan, waktu mama gue meninggal habis ngelahirin gue, ibunya Shuhua baru ngaku kalau Shuhua itu bukan anak papa gue. Dan, sampai sekarang, Shuhua ga tau siapa bapaknya, soalnya ibunya Shuhua itu mantan pelacur, yang pasti udah pernah ngelakuin itu sama banyak orang" cerita Jinyoung panjang lebar membuat enam kawannya membeku.
"Anjir, kok gue nangis?" tanya Haechan seraya menyeka bulir air matanya.
"Kok, bangsat sih? Ngaku-ngaku kalau Shuhua itu anak papa lu?" tanya Hyunjin.
"Soalnya ya, ibunya Shuhua sendiri kaga tau lah anak siapa yang dia lahirin itu. Dan, karena papa gue itu mantan gebetannya waktu SMA, jadinya dia datengin papa gue" jelas Jinyoung membuat seluruh kawannya mengangguk.
"Terus, sekarang ibunya Shuhua masih ada?" tanya Jaemin.
Jinyoung menggeleng "Ibunya Shuhua kabur entah kemana setelah ngakuin kalau Shuhua itu bukan anak papa gue, dan dia ninggalin Shuhua yang bahkan belum satu tahun"
"Anjir anjir, ini gue beneran nangis nih" ujar Haechan kembali menyeka air matanya.
"Terus, papa lu sendirian gitu ngerawat lu sama Shuhua?" tanya Jisung.
"Engga, Papa gue nitipin gue sama Shuhua ke tante gue, tante Irene sampe gue sama Shuhua umur 4 tahun. Setelah itu Shuhua dibawa ke Medan sama tante Irene. Makanya gue sebelumnya ga kenal sama Shuhua" jawab Jinyoung .
"Yang sabar ya, gan" ujar Hyunjin menepuk bahu Jinyoung.
"Ya, gue sih bisa aja sabar, asal tu cewe ga bakal ganggu kehidupan gue" jawab Jinyoung.
***
"Jinyoung!" seru dua orang gadis secara bersamaan membuat Jinyoung yang sedang mengeluarkan motornya dari parkiran, menoleh.
Dan, Jinyoung terkejut melihat dua gadis yang menghampirinya adalah Shuhua dan Eunbin.
"Mau pulang sekarang?" tanya Eunbin.
"Gue bareng lu ya, Young. Please!" pinta Shuhua dengan wajah memelas.
Tolong, Jinyoung bingung harus menjawab yang mana dulu?!
"Eh, lu siapa maksa-maksa Jinyoung. Gue ini cewenya!" seru Eunbin, mencoba menahan marahnya.
"Gue saudaranya. Mau apa lu?!" Shuhua balas bentak.
"Anjing, nyolot"
"Lu tuh yang anjing!"
"STOP STOP!!!" teriak Jinyoung membuat kedua gadis di hadapannya itu berhenti berdebat.
"Shuhua, ayo pulang" ajak Jinyoung pada akhirnya membuat Shuhua bersorak senang kemudian menjulurkan lidahnya kearah Eunbin.
Eunbin melotot tak percaya. Jadi, kekasihnya ini sekarang lebih memilih cewe lain ketimbang dirinya?
Gadis itu sudah mengepalkan tangannya, menatap motor Jinyoung yang sudah mulai menjauh dari pekarangan sekolah.
Sedangkan, Jinyoung sudah merasa takut, takut jika besok Eunbin minta putus.
"Maafin aku, Bin. Kalau bukan karena pesan papa tadi pagi, aku ga akan pulang bareng cewe sialan ini" batin Jinyoung.
_____________
Yea, this chapter is special to my husband, Bae Jinyoung :v
Wkwkwkwkwkwkwk
Jangan bully aku :v
YOU ARE READING
Secret || 00L [✔]
Random❝apakah rahasia itu akan selamanya tersimpan rapi ?❞ ©seonoora, 2017