Thirty Seven !

211 26 0
                                    

Vomentnya sabi kan :))



.



.




.



Hari terus berjalan menuju minggu, dan minggu terus berlari menuju bulan. Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya semenjak meninggalnya Haechan. Teman-teman Haechan sudah dapat melupakan kesedihan mereka, walau sosok pemuda Lee itu sangat mustahil untuk sirna dari memori mereka masing-masing.

Terlebih Chaeyoung. Gadis itu sangat tak bisa melupakan Saudara lelaki seayahnya itu akibat rasa bersalah yang memuncak. Tetapi, gadis itu telah berusaha kuat untuk tidak terus terlarut dalam kesedihan. Dirinya harus memperhatikan diri sendiri, juga orang-orang disekitarnya.

Dua minggu setelah meninggalnya Haechan, Chaeyoung sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah. Tentu hal itu membuat Chaeyoung sangat senang. Dengan begitu, dia bisa melakukan banyak hal untuk menghilangkan rasa sedihnya.

***

Tiga bulan terakhir ini, adalah waktu tersibuk bagi kelas XII SMA untuk mempersiapkan ujian akhir dengan harapan bisa lulus dan dapat masuk ke perguruan tinggi favorit.

Walau Nakyung sudah susah payah belajar dan les, dirinya belum yakin dapat kuliah di perguruan tinggi. Meskipun semua orang tahu, tanpa belajar pun Nakyung pasti bisa lulus ujian akhir. Namun, hal lain yang Nakyung pikirkan adalah, biaya kuliah serta keadaan keluarganya.

Ya, Nakyung bisa saja masuk lewat jalur beasiswa yang disediakan oleh perguruan tinggi yang ia inginkan. Tapi, tetap saja kuliah adalah hal yang mustahil bagi Nakyung.

Terus kenapa lo les, panjul?

Nakyung les itupun karena mendapatkan biaya dari tantenya yang kebetulan Sang Tante memiliki anak yang setingkat sama Nakyung. Namanya Choi Bomin. Kebetulan juga Bomi ini satu sekolah dan satu kelas dengan Nakyung. Jadi, sekalian Nakyung disuruh les bareng Bomin.

Ya, itu keberuntungan Nakyung aja sih. Yakali Nakyung harus minta Tantenya juga buat biayain seluruh kebutuhan untuk kuliahnya nanti? Lagipula, Nakyung juga ga ada niatan buat kuliah. Dia mau kerja buat bayar seluruh biaya sekolahnya yang menunggak sejak ibunya sakit, dan tentu untuk biaya berobat ibunya.

***

"Eh, Yeon, lu jadi masuk kedokteran?" tanya Heejin ketika kedua gadis itu, ditambah Nakyung sedang bercakap-cakap di kantin.

Jangan tanya yang lain kemana, karena Nancy, Eunbin, Chaeyoung dan Siyeon sedang bersama kekasihnya masing-masing.

"Ya, maunya sih. Tapi takut ga dapet beasiswa" jawab Seoyeon.

"Jangan takutlah, Yeon. Kan belom nyoba" sahut Nakyung.

Heejin menganguk setuju.

"Iya iya. Kalian doain gua makanya"

"Selau Yeon" sahut Heejin dan Nakyung bersamaan.

"Lu, Jin? Jadi farmasi?" tanya Nakyung.

Heejin mengangguk mantap "Kalo ga jadi farmasi, gua mau ambil Ekonomi"

"Buset, jauh amat Jin perbedaan bidangnya" ujar Seoyeon.

"Ya, gimana lagi. Emak gua pengennya gua ke farmasi, sedangkan Bapak gua pengennya gua ke Ekonomi"

"Wah, ga pusing apa, Jin?" tanya Nakyung.

"Pusing sih iya, jelas" jawab Heejin kemudian menghabiskan es serutnya.

"Lu, Kyung?" tanya Seoyeon.

Nakyung tersentak. Matanya hampir melotot. Tapi gadis itu segera menetralkan perasaannya dengan terlihat natural.

"Gua? Belom tau, hehe" jawab Nakyung.

"Tinggal ngitung minggu aja ini, lu masih belom tau?" tanya Heejin.

Dan Nakyung hanya nyengir, dengan harapan kedua temannya itu tidak akan memberikan wejangan seperti guru lesnya ketika dia menjawab seperti itu pada guru lesnya pula.

***

Semenjak berpacaran dengan Chaeyoung kemudian sepeninggalnya Haechan, secara otomatis Sunwoo bergabung dengan geng cowo.

Kali ini mereka sedang ngumpul di warkop. Sebenarnya ga cuma yang cowo doang, tapi ada Eunbin, Nancy, Siyeon dan Chaeyoung yang diikutkan dengan kekasihnya masing-masing, dan sekarang mereka sedang duduk dan mengobrol di meja terpisah yang ga jauh tempat cowo-cowo.

"Ini bau baunya nih si Felix sama Nancy langsung nikah habis lulus" ujar Jaemin kemudian menyesap kopinya.

Jeno mengangguk setuju. Walau ia juga punya niat seperti itu dengan Siyeon.

"Iya noh, udah tiga taun, tinggal nikah aja" sahut Hyunjin memperkuat argumen Jaemin.

"Kaga lah anjir. Gua sama dia sama sama pengen kuliah" bantah Felix.

"Nikah sambil kuliah kan bisa, lur" Sunwoo menepuk bahu Felix.

"Kaga fokus entar. Ribet. Banyak masalah" Felix menggeleng kuat.

"Panutan" sahut Jinyoung.

"Ini nih, diem diem aja, tau tau anak dua" ucap Jeno. Dan semuanya otomatis noleh ke Jisung.

"Apaan anjir. Kaga lah" Jisung membela diri.

"Alah, kaga usah membantah. Gua yakin lu ga mau pacaran, tapi langsung ngelamar Nakyung kan" sahut Jaemin.

"Cieee Jisung mau gercep nih. Undang kita kita yaa!!!" seru Eunbin dari meja sebrang, diikuti suara tawa dari teman-temannya.

"Kagaaa ish" Jisung mulai kesal, walau dalam hati kecilnya berkata 'Wah, boljug tuh'

***

"Young, mampir supermarket dulu ya, mau beli sabun muka gua" ujar Eunbin ketika motor Jinyoung tengah berhenti di lampu merah.

Jinyoung mengangguk pelan, "Jangan lama-lama tapi. Gua udah dipaksa pulang cepet. Si Shuhua sendirian di rumah"

"Iya iya. Ini nih, terlalu manjain Shuhua jadi kebiasaan kan anaknya" omel Eunbin seraya memukul pelan bahu Jinyoung.

"Iya emang dasar anaknya manja, mau gimana lagi" sahut Jinyoung "Lagian lu gua manjain kaga mau"

"Gua bukan cewe manja" tegas Eunbin.

"Iya iyaa, lu kan cewe kesayangan gua" ucap Jinyoung yang kemudian mendapat cubitan diperutnya dari tangan Eunbin sebelum cowo itu kembali menjalankan motornya karena lampu sudah kembali berwarna hijau.

"Eh, by, kamu jadi satu fakultas sama aku, kan?" tanya Jinyoung random. Nah, kalo udah aku-kamuan gini pasti bahasannya serius.

"Apasi, random banget" sahut Eunbin seraya mencari sabun muka yang biasa ia beli.

"Serius aku, by" ujar Jinyoung. Habisnya, cowo itu bosen nungguin cewenya milih sabun muka.

"Iya iyaa" jawab Eubin.

"Kalo salah satu dari kita engga diterima?" tanya Jinyoung.

"Ya, cari yang lain" jawab Eunbin santai.

"Berarti kita ga satu fakultas, dong?"

"Ya gapapa sih. Bucin amat dah pake harus satu fakultas" ucap Eunbin setelah menemukan sabun mukanya dan berjalan ke kasir.

"Iya, kan aku bucinnya kamu"

Eunbin melotot. Ini cowo sinting kali ya ngomong kaya gitu pas lagi di antrian kasir?!

Eunbin mendecih pelan kemudian membayar sabun mukanya dan langsung keluar dari supermarket.

Secret ||  00L [✔]Where stories live. Discover now