5.

188 32 4
                                    

Siang itu, Jinri tidak keluar sama sekali dari kamarnya. Ini akibat kejadian tadi pagi. Dimana ia mengemis - ngemis pada orangtuanya untuk membatalkan perjodohan dan berakhir dengan penolakan.

Jinyoung tentu tidak tega mendengar saudara kembarnya itu menangis tanpa henti dari luar kamar tidurnya yang bersebelahan dengannya.

Tok tok tok!

"Jinri? Keluar dong."

Tetap tidak ada jawaban. Jinyoung sendiri bingung dengan sikap gadis itu. Setelah menerima telfon dari Chan, ia langsung menemui Ayah dan meminta dibatalkan perjodohannya. Namun Ibu datang dan langsung membentaknya habis - habisan.

Lagipula, kenapa harus Bae Jinri yang dijodohkan? Bukannya Bae Jinyoung?

Perlahan pintu kamar Jinri terbuka. Memperlihatkan sosok perempuan dengan rambut berantakan dan wajah yang sudah dibasahi air mata.

Sebagai saudara kembar yang baik, tentunya Jinyoung tidak pernah tega jika Jinri seperti itu terus menerus, walaupun ia kadang sering membuat gadis itu menangis karena hal sepele seperti merebutkan makanan atau sebagainya.

"Aku ga mau nikah sama siapa siapa hiks."

"Mau jadi perawan tua?"

Satu pukulan melayang ke lengan Jinyoung dengan tak tanggung - tanggung.

"Pokoknya bantuin aku. Perjodohan itu harus batal. Titik."

Laki - laki itu diam sejenak, disatu sisi ia sangat menyukai calon kakak iparnya yang baik dan ramah tapi disatu sisi ia tidak mau melihat saudari kembarnya menangis.

"Iya, tapi makan dulu ya?"

"Hooh."

***

Berulang kali sudah Chan menghubungi calon tunangannya yang tidak kunjung mengangkat satu panggilan pun.

Ia panik. Entah kenapa.

Belum lagi Minhyuk yang terus menerus mengejeknya karena sudah ditolak oleh tunangannya sendiri.

"Aku harus ke rumahnya", ucapnya pada diri sendiri.

Diambilnya jaket bomber hitam beserta helm sebagai pengaman kepalanya guna terjadi sebuah benturan dengan serangga liar di jalan.

Kendaraannya melaju dengan kecepatan rendah. Hal ini dilakukanny agar ia dapat berpikir, apa yang harus dilakukan begitu sampai di rumah Bae Jinri.

Tidak lupa juga ia menggunakan headset dengan setelan lagu favoritenya.

🎵Ed Sheeran - Happier

Begitu sampai di halaman depan rumah Jinri, ia otomatis melepaskan helm dan headset yang ia sematkan di telinganya tadi. Bahkan satpam yang sudah memanggilnya berulang kali ia tidak dengarkan karena kerasnya volume lagu yang ia putar.

Ia berjalan dengan langkah ragu menuju pintu utama. Tangannya sudah siap menekan tombol bel di atas pintu berwarna putih yang cukup pendek itu.

'Cklek'

Belum sempat ia menekan tombol tersebut, tiba - tiba pintu itu terbuka dan menampilkan wajah seorang laki - laki tampan yang nampak kaget dengan kehadiran Chan.

Dancing With The Devil ; Kang YuchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang