part 3 : beautiful girl

8.9K 626 24
                                    

“Tuan, Nona Arin sudah sadar sejak pagi. Tapi ia sama sekali tidak mau makan dan meminum obatnya.”

Brian mulai menghela nafas berat, hal yang menyebalkan ini tak akan pernah bisa ia hindari. “Paksa dia untuk segera menemuiku, katakan padanya agar segera mempertanggung-jawabkan semuanya.”

“Saya sudah mencobanya Tuan, tapi Nona Arin justru malah menangis dan menanyakan hijabnya.”

“Aku sudah tidak tahan lagi!” dengan langkah yang amat-sangat marah, Brian mulai memasuki kamar yang sudah dua hari ini di tempati gadis itu dan langsung di ikuti oleh seorang ibu-ibu yang sudah lama bekerja padanya.

Semenjak malam dimana gadis itu pingsan, Brian memang belum pernah melihat gadis itu lagi ataupun hanya sekedar untuk menemuinya.

Mata bernetra hijau itu langsung menangkap sosok seorang gadis yang begitu sangat terkejut dengan kedatangannya, bahkan gadis itu langsung menyembunyikan seluruh tubuh dan kepalanya di balik selimut yang tebal saat Brian semakin menghampiri.

“Sejak pagi, aku sudah menyuruhmu untuk menemuiku.” Brian mulai menyilangkan tangannya dengan kesal, “tapi kau tetap keras kepala, membiarkan dirimu kelaparan dan malah menangis seharian.”

Dari balik selimut, Arin mulai menggigit bibir bawahnya merasa takut. Tapi seharusnya Arin berterima kasih, karena lelaki itu sudah berbaik hati membawa dirinya yang tergeletak pingsan dan menyuruh orang untuk merawatnya.

“Aku hanya meminta hijabku, maka aku akan berani untuk melihatmu,” ucap Arin dari balik selimut, membuat Brian langsung berdecak tidak mengerti.

“suaramu seperti Mummy jika membalas ucapanku dari balik selimut itu!”

Lagi-lagi, dalam hatinya Arin mulai di hinggapi perasaan kesal. Tidak bisakah lelaki asing itu mencari kata-kata yang enak untuk di dengar?

Ya allah, beri hambamu kesabaran.

Dengan usil, Brian mulai mencoba menarik selimut itu dengan cepat. Namun ternyata tidak mudah seperti dugaannya. Semakin ia menarik selimut itu dengan sekuat tenaga, gadis itu malah semakin gigih untuk mempertahankan selimut yang melingkupi seluruh tubuh dan kepalanya. Seolah tidak ingin memperlihatkan dirinya, membuat Brian sudah tidak sanggup lagi karena merasa kesal.

“Aaargh! Ternyata kau sangat keras kepala!” akhirnya Brian melepaskan selimut itu dari genggaman tangannya dengan napas terengah sambil terus menahan kesal.

Bagaimana bisa si gadis lusuh yang berwajah lugu bisa memiliki tenaga sekuat ini?

Ternyata benar apa yang selama ini ia pikirkan, gadis itu bisa saja memiliki karakter jahat yang tidak ia ketahui di balik sikap lugunya.

Ia harus waspada, gadis kucel ini bisa saja jadi berbahaya untuknya.

Dari balik selimut, Arin kembali berkata.. “Aku tidak mau melepas selimutnya!”

Brian langsung terdiam di tempat, lama-lama ia sendiri yang akan kalah melawan monster ini.

“Apa kau tahu,” Brian kembali menyilangkan kedua tangannya. “Suaramu terdengar seperti robot, hingga aku tidak memahami apa yang tadi kau katakan.”

Si mbok yang sejak tadi berdiri di ambang pintu, mulai terkikik pelan. Apa yang sedang ia saksikan saat ini, sungguh hal yang sangat lucu menurutnya.

Tidak pernah ada seorang-pun yang berani mempermainkan atau membuat kesal Tuan mudanya di rumah ini, meski itu adalah orangtuanya sendiri.

“Baiklah,” Brian akhirnya menyerah. Tentu bukan karena keinginannya, tapi karena sesuatu hal yang ia sendiri-pun tidak begitu mengerti. “Apa yang kau inginkan sekarang?”

Arin langsung terpana mendengarnya. Apakah baru saja ia mendengar bahwa lelaki itu menanyakan apa yang ia inginkan?

“Hijabku!” jawab Arin penuh semangat. “Aku inginkan hijabku, agar bisa menutupi rambutku dan berani untuk melihatmu.”

“Hijab kotor, lusuh, bau, dan juga lecek itu?”

Arin mulai mendelik kesal di dalam selimutnya saat lelaki asing itu mulai kembali mencemoohnya. “Iya, itu.”

“Aku sudah menyuruh orang untuk membuang semua yang melekat pada tubuhmu pada malam itu,” jawab Brian enteng, membuat Arin sedikit terkejut. “Dan juga, sepasang sendal jelekmu.”

Hati Arin langsung berdenyut sakit. Kenapa lelaki itu begitu jahat kepadanya? Memang hal fatal apa yang sudah di lakukan kakaknya hingga membuat lelaki asing ini begitu sangat marah?

Menyadari jika gadis itu langsung terdiam dalam waktu yang cukup lama karena ucapannya, Brian akhirnya kembali membuka suara.. “Aku akan membelikan hijab baru untukmu agar kau mau menemuiku.”

“Benarkah?”

Brian langsung menganga di tempat saat gadis itu dengan cepat membalas ucapannya hanya karena ia akan membelikannya sebuah hijab.

Sungguh memalukan! Sipat matre gadis sok lugu dan sok suci itu akhirnya keluar juga.

“Tentu saja aku harus melakukannya!” jawab Brian jengkel. “Agar aku, bisa cepat memasukanmu ke dalam penjara dan kau tidak akan merepotkanku lagi.”

***

“Tuan Brian, aku sudah membelikan hijab beserta pakaian yang Nona Arin inginkan, dan kini ia sedang memakainya.”

“Bagus!” Brian tetap sibuk dengan laptopnya. “Katakan pada gadis kucel itu, agar dia segera menemuiku.”

“Baik, Tuan.”

Selang beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu di iringi dengan ucapan salam yang langsung tertangkap oleh telinganya.

“Assalamu allakum,” Arin kembali mengetuk pintu itu dan lagi-lagi mengucapkan salam. Ia terus melakukannya sampai ada yang menjawab salamnya, atau setidaknya yang menanggapinya.

“Masuklah,” Brian memang mendengar ucapan salam itu sejak tadi, tapi sengaja ia biarkan. Ia hanya tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika ada seorang muslim yang mengucapkan kata itu.

Saat menyadari gadis itu sudah ada di dalam kamarnya, Brian-pun kembali berkata.. “Mohon di tutup kembali pintu kamarnya,” ucapnya tanpa melihat wajah Arin sama sekali.

“Aku tidak mau menutupnya!” jawab Arin tegas dan berani, meskipun di dalam dirinya kembali timbul perasaan takut.

“Baiklah,” Brian menghela nafasnya berat. “Biarkan saja pintu itu terbuka.”

Arin hanya terus diam tertunduk saat lelaki itu masih duduk membelakanginya tanpa ingin melihatnya. Lalu tiba-tiba saja ia mulai di hinggapi rasa takut saat lelaki itu mulai berdiri dan hendak membalikkan tubuhnya.

Brian, menaruh laptopnya di atas meja setelah selesai dengan urusannya lalu menutupnya. Ada seorang gadis kucel yang berwajah sok lugu namun begitu sangat keras kepala sudah ada di belakangnya. Ini adalah waktu yang sudah ia nantikan, dan waktu inilah yang akan memisahkannya dengan segala kesusahan yang gadis itu bawa semenjak pertama kali mereka bertemu.

Dan Brian-pun akhirnya membalikkan tubuhnya, menatap gadis berhijab itu yang sedang tertunduk dalam karena merasa ketakutan.

“Ternyata.. Kau bisa merasa takut juga padaku, hah?” Brian mulai menyilangkan tangannya dengan sombong. “Tatap aku, dan aku akan memberimu berbagai macam hukuman.”

Dan gadis berhijab itu, mulai mengangkat wajahnya, membuat Brian langsung tertegun di tempat hingga berkali-kali.

Cantik!

Ada yang suka?

Cerita ini nanti akan tersedia di Novelme

Gadis Ceroboh Itu Milikku! (Sudah Tersedia Di Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang