7. Motivasi

1K 156 16
                                    

o0o

"Menyingkir!"

Aku menatap kesal kaki Sasuke yang entah kenapa bisa berada di atas perutku. Kebiasaan, Sasuke kalau tidur tidak bisa diam di tempat. Berputar ke sana-kemari. Kalau dia tidur sendiri sih tidak masalah, tapi 'kan ada aku di sini.

Ah, tidak-tidak! Ini bukan tidur bersama seperti yang kalian pikirkan, serius.

Kami habis menonton film di televisi, setelah itu ketiduran. Well, sudah menjadi rutinitas menghabiskan weekend bersama. Setiap Sabtu atau Minggu, bahkan bisa keduanya (jika Sasuke tidak sibuk) kami wajib meluangkan waktu untuk sekadar menonton film, bercerita, ataupun berusaha menyembuhkan phobiaku.

Dan itu benar-benar hampir sehari penuh sebab aku akan menuju rumahnya saat matahari belum terbit (yeah, kau tahu aku tidak bisa terkena sinar bola api itu) lalu akan kembali sekitar jam 9 atau 10 malam. Jangan tanya apa saja yang kami lakukan selama itu karena sebagian besar dihabiskan untuk tidur atau bermalas-malasan.

Eum, tidak selalu di rumah Sasuke sih, kadang di rumahku, tapi lebih sering di rumah Sasuke, soalnya kalau kami bertengkar di rumah, ibu akan mengoceh tidak karuan dan itu sangat menggangguku, apalagi ancamannya cukup menyebalkan. Menikahkan kami berdua? Hell, bukankah itu justru membuat kacau dunia? Sudah jelas-jelas kami sering adu mulut.

Ibu juga tidak keberatan melihat aku selalu ke rumah Sasuke. Dia justru senang. Ah, jika kau ingat dialah yang menyuruhku berkenalan dengan Sasuke dulu, bukan?

Dia juga tampak tak khawatir anak gadisnya bersama seorang pemuda hanya berdua di dalam rumah, mungkin dia tahu Sasuke tidak bernapsu padaku. Kalau kau tanya bagaimana denganku, well yeah aku sama dengan kalian /blushing.

Namun, ibu melarang kami bermain di kamar, katanya takut Sasuke khilaf. Soalnya 'kan kalau berduaan, ditengahnya setan. Jika di ruang tengah, ketika aku teriak, ibu bakal langsung dengar karena rumah kami sebelahan.

Dalam diam, aku berpikir, sebenarnya yang harus waspada itu Sasuke, bukan?

"Ganggu saja, sih!" Sasuke mengangkat kakinya lalu menendang pahaku keras. Sialan banget bukan? Tapi untung saja aku sedang sabar.

Mengingat janjinya tadi, aku bangun lalu mengguncang tubuhnya, "Katanya mau terapi lagi? Fyi, sekarang sudah jam sembilan, Uchiha Sasuke, kau sudah tidur selama 2 jam!"

Sasuke menguap lebar, ia mengucek mata kemudian mengacak rambutnya, terlihat sekali enggan untuk bangun. Buktinya saat ingin duduk tubuhnya oleng ke belakang, untung kakiku sigap menahan punggungnya.

"Mandi dulu sana, kau bau!"

Mata tajamnya memincing tajam pertanda tidak terima. "Kau mungkin!"

Males beradu argumen, aku memutar bola mataku, "Anggap saja begitu."

Dia tersenyum puas. Kemudian berdiri dan berjalan menaiki tangga, menuju toilet di kamarnya. Melihat kepergiannya, aku menggeleng heran.  Kalau aku tidak mengalah, perdebatan kami bisa terus berlanjut sampai siang.

Kami seperti pasangan bodoh.

Ah, tidak, bahkan kami tidak berpacaran. Sakura no baka.

segera mungkin -Kayin2k18

V a m p i r e ? —

Kini Sasuke sudah duduk bersila di hadapanku, dia sudah terlihat rapi dan menyegarkan, wangi mint dari parfumnya juga amat menyerbak. Kalau aku sih, sudah mandi sebelum kemari. Sore nanti baru menumpang di rumah Sasuke, aku sudah bawa salinan dari rumah yang kusimpan dalam ransel doraku.

VAMPIRE? Where stories live. Discover now