gak ada penolakan

18 4 0
                                    


"Ren, kantin yuk." Ajak Nadia ketika bel istirahat berbunyi.

"Yuk," jawab Renata sambil menarik tangan Nadia.
"Ah, apaan sih lo Ren, main narik-narik. Emangnya gue kambing?," ujar Nadia tidak terima ketika tangannya ditarik Renata.
"Brisik deh lo. Udh biar cepet ini," ujar Renata masih menarik tangan Nadia.
"Ih Renata, lepasin gak?," ucap Nadia kesel.
Karena ucapannya tidak digubris oleh Renata, Nadia pun semakin kesal.

"Ren!!" Masih tidak ada jawaban dari Renata. "RENATA SENJA AZ—." Ucapan Nadia terpotong ketika dengan tiba-tiba Renata menutup mulutnya.

Nadia pun berusaha melepaskan tangan Renata yang membekap mulutnya.

"Renata! Gila lo ya? Lo mau gue mati kehabisan nafas?." Nadia berkata setelah mulutnya terbebas dari tangan Renata.

"BAGI SISWA YANG BERNAMA RENATA SENJA AZALEA GUE TUNGGU DI LAPANGAN!!"

"Sttt!! Diem dulu bisa? Lo denger gak?," tanya Renata.
"Iya gue denger. Tunggu, keknya nama yang dipanggil tuh, nama lo deh." Nadia berkata sambil menghadap Renata.
"Nah loh. Siapa coba yang manggil nama gue?," tanya Renata bingung.

"Udah. Kita kelapangan aja." Nafia mengusulkan sambil menarik tangan Renata.

Keknya hobby mereka tuh narik tangan ya :-)

"SEKALI LAGI UNTUK CEWEK BERNAMA RENATA SENJA AZALEA GUE TUNGGU DI LAPANGAN."

"Nad." Panggil Renata.

"Temuin aja dulu. Mungkin aja penting kan?," ujar Nadia.

Renata pun segera maju kedepan menghadap orang yang memanggil namanya.

"Kamu manggil aku?," tanya Renat hati-hati.

"Lo cewek yang bernama Renata?," tanya orang itu.

"iya. Ada apa kamu manggil aku?," tanya Renata sambil menunduk.

"Oh…" kata orang itu. " GUE CUMA MAU BILANG KALAU GUE, ALAN LANGIT PRSETYA MAU LO…" tunjuk Alan pada Renata "GUE MAU LO JADI CEWEK GUE." Ucapan Alan tersebut membuat semua orang terkejut tak terkecuali Renata.

"Tapi—"
"Berani nolak gue, jangan harap lo bisa tenang sekolah di sini,"ujar Alan datar.
"Iya, aku mau," ucap Renata masih menunduk tidak berani menatap Alan yang ada di hadapannya.
"Bagus," ucap Alan sambil berlalu pergi bersama kedua temannya meninggalkan Renata yang masih menunduk.

Setelah semua orang pergi, Nadia segera menghampiri Renata.

"Ren, lo gak papa?," tanya Nadia khawatir.

"Nad. Akhirnya cowok yang selama ini gue anggap gak bisa deket sama gue, tadi dia nyatain perasaan ke gue Nad," ucap Renata senang sambil memeluk Nadia.

"Iya Ren. Gue ikut senang atas hal itu." Nadia berkata sambil membalas pelukan Nadia.
"Oh ya Ren, pj nya jangan lupa," ucap Nadia cengengesan.
"Iya-iya, yuk ke kantin. Gue yang traktir," ujar Renata sambil menarik Nadia.

'Gue bahagia banget ngeliat lo kayak gini Ren, gue harap ini bukan kebahagiaan semu. Gue janji sama lo, kalau Alan berani nyakitin lo , gue yang pertama ngehajar dia' ucap Nadia dalam hati.

****

"Woww Al, gila lo. Lo beneran bikin tuh cewek jadi pacar lo dalam beberapa menit, sekarang gue gak ngeremehin pesona lo Al." Angga berteriak heboh sambil mengangkat kedua jempolnya.

"Kayak gak tau pesona sahabat lo yang bernama Alan lo Ngga. Siapa sih, cewek yang gak terpesona sama sahabat kita ini," timpal Adam sambil duduk di kursi kantin sebelah Angga.

"Hahaha, iya sih. Itu mah gak usah di raguin," ucap Angga. "Eh, Al. Liat noh cewek lo," ucap Angga ketika melihat Renata dan Nadia memasuki kantin.

Alan yang mendengar ucapan Angga segera mengarahkan tatapannya kepada Renata.
Sedangkan Renata yang merasa di perhatikan menolehkan kepalanya sehingga tatapanya bertemu dengan tatapan Alan. Renata tersenyum ke arah Alan, sedangkan Alan kembali memfokuskan matanya ke arah benda pipih yang digenggamnya.

"Al, samperin sono pacar lo," ucap Angga.
"Males," jawab Alan singkat.
"Meh, lo tuh ya, dia pan pacar lo. Samperin gih, dari tadi ngeliatin lo terus dia," ucap Angga lagi.
Alan melihat ke arah Renata, dan memang Renata sedang menatapnya.
Alan pun berdiri dan pergi ke tempat Renata duduk.

"Eh, Al. Lagi makan ya?," tanya Renata kikuk.
"Menurut lo?," jawab Alan sambil duduk di sebelah Renata. Renata yang melihat itu tidak bisa menghentikan detak jantungnya yang kian cepat berdetak. Ini kali pertamanya berada di dekat orang yang disukainya.

"Kenapa liatin gue?," tanya Alan yang merasa terus diperhatikan Renata.
"Eh, engga kok," ucap Renata gugup.
"Kenapa gak makan?," tanya Alan yang melihat Renata hanya mengaduk-ngaduk makanannya. "Mau gue suapin?," tanya Alan yang membuat pipi Renata memerah.
"Eh, nggak perlu," ucap Renata cepat sambil segera melahap makanannya.

Alan yang melihat Renata salah tingkah hanya tersenyum kecil yang tidak disadari oleh Renata.

TBC

Not MeΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα