Prolog

7 0 0
                                    


Namaku Emi. Aku terlahir dari keluarga biasa, ayah dan ibuku seorang PNS dan aku memiliki 3 saudara sedangkan aku anak pertama. Inilah kisah dimana aku terlahir tanpa mengerti arti sebuah ikatan dan kasih sayang, banyak yang bilang teman, cinta, dan keluarga adalah anugerah yang tak ternilai harganya, aku belum merasakan hal yang seperti itu, aku memiliki banyak teman namun tak ada yang mengerti tentang rasa sakit dan penderitaanku, terkadang aku merindukan mereka mengucapkan"SELAMAT ULANG TAHUN TEMANKU" namun semua itu adalah hal yang tak mungkin, aku sering bertanya-tanya untuk apa mereka berteman denganku? Apa arti dari keberaanku? Berarti kah aku? Pertanyaan bodoh itu yang selalu terlintas dibenakku, tak ada yang dipermesalahkan karena aku menikmati menjadi teman bagi orang lain, aku juga memiliki keluarga namun keberaanku dianggap ada kerena aku memiliki tunangan yang tak pernah aku cintai, jika aku bisa menerimanya maka meraka mengakui keberaanku tanpa mengerti rasa sakit yang aku terima karena harus memaksakan perasaanku untuk mencintai orang yang tak pernah aku cintai. Sakit!!! Yang selalu aku rasakan. Entahlah terlalu lelah untuk mengeluh, mungkin orang tuaku berpikir demi kebaikanku, dan aku sebagai anak hanya menuruti apa yang meraka perintahkan. Untuk cinta aku pernah mencintai namun sebelum aku mengerti tentang arti cinta itu sendiri aku sudah terluka karenanya, cinta itu apa? Rasa sakit atau kebahagian? Tak ada yang mau memberi penjelasan tentang semua itu.

Dunia mengenalku sebagai orang yang tak memiliki tujuan dan tidak memiliki masa depan yang jelas, meski aku seorang wanita namun aku lebih bangsat dari seorang laki-laki, karena aku selalu membuat orang tuaku kecewa, mengapa begitu? Karena aku selalu merasa tertekan dan tersiksa tak ada yang mau mengerti tentang keinginanku hanya aku yang selalu melakukan keinginan mereka, sehingga keinginanku selalu terabaikan. oleh karena itu aku selalu berontak kepada mereka. Dan  berdosakah aku? Jika aku mengingkari amanah orang tuaku, aku memilih berhenti kuliah meski orang tuaku sudah mengeluarkan biaya yang begitu banyak! Aku selalu merasa bersalah namun karena meraka aku seperti ini, karena pertunangan itu aku harus seperti ini, aku tidak menyangka pertunangan itu akan menjadikanku wanita yang tak berperasaan.

Jalanku sudah buntu aku kehilangan arah sebagai wanita! tak ada yang menolongku, teman dan keluarga semua sudah berlalu jauh, hanya ada satu yang bisa aku tuju, Tuhanku yang Maha kuasa yang dapat mengerti hanya Allah SWT, tentang keadaanku. Aku hanya bisa memohon kepadanya demi kehidupanku dan masa depanku.

"Hey...!!!"

"ya ampun.......!!!aku kaget!"

"sorry,sorry habis kayaknya kamu serius banget? Sampek gak sadar kalo ada aku!"

"hehehe... maaf!"

"kamu lagi apa?"

"seperti biasa!"

"hahhh.. iya.iya.iya aku ngerti?"

"hems,,, kamu ngapain disini gak masuk kuliah kah?"

"masuk sih. Cuma aku lagi badmood jadi aku kesini aja, mungkin badmoodku hilang kalo ketemu kamu!

"aaaahhh... kamu ada aja, memangnya kamu kenapa?

" aku lagi tengkar sama kakakku, dia ngelarang aku pacaran, tapi aku sudah punya pacar, hubungan kami sudah mau hampir 1 tahun, kalo tiba-tiba harus putus aku belum siap aku masih sayang sama dia, menurut kamu gimana?"

"bukankah kamu harus mengorbankan salah satu perasaan mereka, perasaan kakakmu atau pacarmu, pilihlah yang sangat berarti buat kamu"

"semua sangat berarti bagiku"

"ikatan saudara lebih penting daripada kekasihmu"

"terus aku harus bagaimana?"

"ikuti kata hatimu, apapun pilihanmu itulah yang terbaik"

"benarkah?"

"tentu" aku tersenyum

"oke, aku balik lagi ke kampus, makasih sarannya!"

"oke sama-sama, hati-hati"

"oke"

Dia temanku, yuzu. Aku tak mengerti dari sekian banyak temenku hanya dia selalu menemuiku, mungkin karena dia selalu membutuhkan saran dariku, hati seseorang tidak ada yang tau.

BREATLESSWhere stories live. Discover now