Strange

6 0 0
                                    


Hari-hariku cuma di depan laptop, merangkai kata-kata yang tak tersampaikan, terkadang aku merindukan suasana kampus, tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku tak mungkin kembali keduniaku yang dulu. Hari ini yang seharusnya aku gunakan dengan baik untuk masa depan, aku yakin tuhan sudah menungguku disana. Aku ingin mencintai orang yang aku cintai untuk sekian kalinya, tanpa egois dan tanpa kekangan. Tuhan... aku bingung harus bagaimana? Inginku kembali tapi bukan saatnya aku untuk kembali. Sebenarnya untuk apa aku hidup? Terlalu banyak kebimbangan dalam hatiku, aku tak mungkin bisa melalui semua ini sendirian. Tunangan!!! Aku benci mendengar kata itu, orang yang selalu membuatku terpuruk dan selalu memaksakan perasaannya padaku. Tak ada yang tidak mau menerima orang baik namun ada berapa alasan orang bisa menolaknya begitu juga denganku. Cinta!!! mungkin karena alasan itu aku belum bisa menerima tunanganku atau ada alasan lain yang selama ini aku sembunyikan dari orang-orang. Biarlah waktu yang menjawabnya.

"kakak!!!"

ada yang memanggilku kakak, suara yang asing namun terasa merdu

"iya, ada yang bisa kakak bantu?" aku membuka pintu kamar

"nama kakak Emi kan!"

"iya, kenapa ya?"

"gak cuma penasaran aja"

"oh... kamu anak baru ya?" aku bertanya dengan suara lembut

"iya kak, oiya ini kamar kakak?"

"iya ini kamarnya kakak, sudah 3 tahun kakak menempati kamar ini"

"waaahhh... sudah cukup lama ya, kamarnya cantik"

"terima kasih" aku tersenyum

"sama-sama" dia balik tersenyum

"oiya! kamar kamu ada disebelah mana?"

"Kamarku ada dibawah kamarnya kakak"

"sungguh?" aku kaget

"iya kak"

"maaf ya kalo aku suka rame dan selalu berisik"

"gak kok" dia pasang wajah polosnya yang terlihat lucu

"hehehe, iya dek"

"oiya kak aku harus balik, soalnya aku ada kuliah siang ini"

"iya tidak apa-apa, selamat belajar ya"

"oke kakak cantik" dia mencium pipiku

Heeeehhhh... aku lupa bertanya namanya, mungkin lain waktu saja, tapi dia begitu hangat dan penuh kejujuran dalam dirinya, aku suka sikap dia yang seperti itu. Aku membuka laptopku, melihat video k-pop kesukaanku. Aku suka melihat anime dan drama korea, cerita yang tak pernah membosankan yang bikin aku selalu ketawa. Surabaya selalu panas membuatku malas keluar kosan, angin dari kipas terasa panas, bikin tidak konsen. Aku ingin pulang. Aku ingin melihat kucing kesanganku namanya jacky. Wajah dan tingkah lucunya selalu aku rindukan. Pulang membuatku sedih namun jika aku tidak pulang aku selalu merindukan keluargaku. Rumah tetap paling aman untuk berlindung namun aku selalu menghindari perlindung itu. Mungkin dalam cerita hidupku tidak ada yang menyenangkan selalu saja membosankan bagaimana ada orang yang mau tau tentang kehidupan yang membosankan ini.

Di luar halaman kos sangat ramai, banyak mahasiswa yang berkeliaran membeli makanan, aku hanya bisa melihat dari kejauhan, karena aku bukan mahasiswa lagi. Tuhan... terasa sakit melihat semua orang tersenyum mengapa untukku tersenyum itu adalah hal yang sangat sulit aku lakukan. Ketika aku mulai tersenyum atau tertawa selalu datang penderitaan. Aku tak mengerti mungkin itu sebuah cobaan atau sebuah hukuman, aku tidak mau berprasangka buruk kepada tuhanku. Karena sesungguhnya dialah yang selalu menlindungiku selama ini. Mana mungkin aku bisa melakukan hal itu. Sungguh aku memang orang tak berguna.

Aku melihat lelaki yang memandangiku dari kejauhan. Dia terlihat aneh, entahlah mungkin dia melihat ke arah lain.

"hahhhhhhh"????

"my god!!!!! Aku kaget

"hehehehe"

"yuzu, kamu"!!!!!!! Aku memukul pundaknya

"aw,aw,aw,,,,, maaf,,, habis kamu lagi ngelamun, lihat apa sih?" yuzu bertanya sambil mengeluh kesakitan karena aku pukulin

"tadi ada cowok lihatin aku terus, dia terlihat aneh"

"mungkin stalker!"

"eeehhh,,, kamu ada ja, gak bakalan lah, emangnya aku siapa? Penguntit tertariknya sama orang terkanal ja"

"kata siapa? Ada kok, penguntit yang biasanya suka sama orang namun gak berani yang mau bilang, jadi dia bisanya cuma cari tau tentang orang itu"

"masak sih? Aku gak percaya!" aku sambil terlihat nyolot

"yasudah kalo gak percaya"

"hehehe aku percaya kok, Cuma bercanda"

"huh.... kamu nih!" yuzu terlihat marah

"hehehe... maaf, oiya kamu kok sudah pulang?"

"dosennya tidak masuk"

"hemsss....!"

"kamu sudah makan?" yuzu bertanya sambil masuk kamarku

"belum, kalo kamu?" aku menuju kamar juga

"aku belum juga"

"gimana kalo kita beli makan bareng?"

"oke, aku ganti baju dulu?"

"oke, aku tunggu"

Aku siap-siap berangkat sambil menunggu yuzu di tangga, yuzu sudah selesai dia sedang mengunci kamarnya. Kami langsung berangkat beli makan.

      Bintang dan bulan terlihat sangat terang, cahaya yang membuatku damai, aku suka senja namun malam keburu bangun. Bintang terlihat kecil namun dia memiliki banyak teman beda dengan bulan yang selalu sendirian, meski begitu bulan selalu memberi cahaya kepada umat manusia. Hari beranjak malam mungkin sudah waktunya aku harus tidur, agar tidak kesiangan. Perlahan aku mulai menutup mataku dan terbawa ke alam mimpi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BREATLESSWhere stories live. Discover now