the truth is

319 32 1
                                    

hhhaaaiii!!! long time no see, yorobun. ada yang kangen diriku ato work abal2ku ini ga? hehe. aku comeback nih! ga usah ngadain tumpengan segala kok, cukup kasih vomments kalian aja ok?







"park woojin! mentang-mentang kamu duduk di belakang bukan berarti bisa tidur seenak jidat ya!"

ini sudah kesekian kalinya dalam sehari aku mendengar teguran dari mulut mrs. kim dan ditujukan untuk seseorang yang sama, park woojin.

"apa, buuu? maaf nih, saya ga bisa denger karena baru setengah sadar."

mrs. kim menggertakan giginya kesal dan mengarahkan jari telunjuknya pada woojin. "kamu, mulai sekarang duduk di depan."

sebelum woojin sempat protes, mrs. kim sudah terlebih dahulu melihat bangku kosong di sebelahku.

"untuk seterusnya, kamu duduk di sebelah (y/n) dan jangan mikir buat diam-diam pindah kalau ga mau saya kasih tugas nulis esai sebanyak seribu kata!"

woojin mau tidak mau mulai memberesi barang dan berjalan dengan malas ke tempat duduk barunya. aku bahkan sempat mendengar suara helaan napas sebelum dia melempar tas ke bangku kosong di sebelahku.

"mau kemana?" tanyaku begitu melihatnya berjalan menuju pintu kelas.

woojin berhenti melangkah untuk menatapku dengan sinis sambil berkata, "toilet. kenapa? mau ikut?"

sudah ditanya baik-baik, jawabnya malah begitu. dasar manusia.

tebak apa? dia bahkan tidak kembali lagi ke kelas sekedar untuk mengambil tasnya sampai bel pulang sekolah berbunyi.

hari berikutnya, woojin benar-benar datang ke sekolah tanpa membawa apa pun selain dirinya sendiri.

"ini nih, yang kemaren katanya mau ke toilet tapi nyatanya malah cabut," cibirku yang sukses membuat woojin menatap diriku.

"nyariin gue kali?" ledeknya.

"idih, siapa juga yang sudi?"

hanya cengiran khas yang menampakkan gigi gingsul woojin yang kudapat setelah itu. sedetik kemudian, dia menarik kursi dan duduk di atasnya dengan manis layaknya bayi kucing. membuatku bertanya-tanya bahwa apakah seseorang di sebelahku ini benar park woojin yang kukenal?

"lo tuh sebenernya niat sekolah ga sih?" tidak tahu juga kenapa tiba-tiba pertanyaan itu meluncur dari mulutku.

"niat deh kalo seatmate-nya cantik macem elo gini."

aku diam. benar-benar menggelikan. karena tidak ada reaksi, woojin pun mengikuti jejakku untuk terdiam. aku mengira dia akan tetap begitu sampai sekolah selesai, tapi ternyata tidak.

sesaat sebelum bel istirahat pertama berbunyi, aku mendapati lelaki itu sedang memperhatikanku lekat-lekat dari atas ke bawah. dan itu berlangsung selama sekitar 3 menit.

"kenapa?" tanyaku risih.

"enggak," dia menggeleng. "cuman gue baru nyadar kalo lo pake seragam kotak-kotak bisa keliatan cantik banget."

untungnya bel langsung berbunyi tidak lama setelah itu, jadi aku bisa segera melarikan diri sebelum woojin mulai meracau lagi. aku berharap otaknya akan bekerja lebih maksimal jika perutnya sudah penuh, tapi lagi-lagi aku salah.

"serius deh, kalo lo secantik ini mulu gue bisa demen lama-lama."

"heh, park woojin!" suaraku sekeras itu sampai membuat yang dibentak terkejut.

"lo pikir dengan modal gombalan murahan kaya gitu bisa bikin gue baper sama lo gitu?" aku menurunkan volume suara. "gue tuh suka cowo jujur, bukan yang suka bohong macem elo."

keheningan berlangsung selama beberapa saat. namun akhirnya woojin memutuskan untuk berbicara lagi.

"kalo gitu mau gue kasih tau rahasia?"

belum sempat aku menjawab, woojin sudah terlebih dahulu mendekatkan bibirnya pada telingaku dan berbisik, "semua omongan gue ke elo hari ini jujur kok, ga ada yang bohong."

duaaarrr!!!













































































duaaarrr!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 10, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

cosmosWhere stories live. Discover now