Sebuah Cerita

39 0 0
                                    


09 Juni 2022

Hari ini, usiaku tepat menginjak 24 tahun. Tentu saja, sudah tak bisa dikatakan muda lagi. 4 tahun yang lalu, aku menyelesaikan pendidikan S1 ku disebuah Perguruan Tinggi Negeri di daerahku. Dan kini aku sudah bekerja, menjadi pengajar di sebuah sekolah Negeri tempat dulu aku menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Sudah begitu banyak hal yang terjadi di hidupku hingga saat ini. Jatuh bangun untuk mendapat gelar sarjana sudah cukup memuakkan. Ironisnya, satu hal yang tak pernah berbeda dari tahun ke tahun. Yaitu, kisah percintaanku. Dulu, ketika aku sering ditanya kapan akan mulai serius dan mencoba yang namanya "Ta'aruf", aku hanya mampu menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil dan tersenyum simpul.

Tak ada jawaban yang ingin ku lontarkan, yang pasti keinginan itu jelas ada. Namun, lagi - lagi. Aku masih berada di tahun sebelum, sebelum, dan sebelumnya. Menjadi orang yang tak mampu melangkah, dan terus menjadi orang yang selalu melihat masa lalu saat itu.

Bicara soal cinta. Aku masih terjebak dalam ilusi yang ku buat seorang diri. Ilusi, akan hidup bahagia bersamanya. Yah, bersamanya yang menjadi cinta pertamaku. Lagi - lagi aku hanya bisa tertawa. Sebenarnya aku tak pernah percaya, bahwa cinta pertama itu akan berhasil. Namun, sekeras apapun aku melawan perasaan itu, tetap saja air mata itu tak bisa terbendungkan.

Dan tepat hari ini, usiaku bertambah, dan hidupku semakin berkurang. Semoga Ayah dan Ibu bersabar dalam penantian bahwa anak sulungnya ini belum juga ingin memulai suatu hubungan. Bukan tak ingin, bukan pula tak mampu. Hanya saja masih berada dijalan penantian, entah hingga kapan. Karena "Aku percaya, sesungguhnya Allah selalu memiliki skenario terindah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas dalam penantian."

Seperti tahun sebelumnya, hari ini sama membosankannya. Tak ada yang istimewa, bahkan semua terlihat tak peduli, entah orang rumah (Ayah, Ibu, kedua adek), di kantorpun juga tak kalah membosankannya. Amy, sahabat karibku dari kelas 2 SD, sedang sibuk - sibuknya bergabung dalam sebuah proyek besar, entah proyek apa namanya.

Tak lama kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu rumahku. Pelan, namun aku masih mendengarnya. Aku keluar dengan masih mengenakan pakaian kerjaku. Rumahku masih sama, tak ada yang berubah. Masih rumah sederhana yang berada di gang kecil yang jalannya berlika - liku, tak kalah rumitnya dengan perjalananku selama ini :D

And than, aku benar - benar terkejut dengan apa yang sedang aku lihat. Dia berdiri kokoh dengan senyum hangat yang tak pernah kulupakan. Senyum yang mampu membuat hatiku menghangat, dan seakan menenangkan. Dia masih dengan posisinya, dan aku pun masih dengan posisi terkejutku.

"Assalamulaikum," ucapnya.

Katakan aku berlebihan. Berkedip pun susah untuk kulakukan. Dia lagi - lagi tersenyum, apa aku seaneh itu(?) Dia maju selangkah, di ikuti dengan langkahku yang mundur menjauhinya. Terlihat sebuah kebingungan di wajahnya. "Tak ada siapa - siapa dirumah, mungkin kita bisa tetap disini," sanggahku, tak ingin dia berpikir yang tidak - tidak.

Hanya anggukan yang kuterima darinya, yang menandakan ia mengerti maksudku. Kami duduk dibangku teras rumah. Saling berhadapan. Lama. Kami saling berpikir. Dan akulah yang paling berpikir keras disini. 'Sebenarnya apa yang terjadi???'

"Mau ngantar undangan nikah ya?" tanyaku dengan kakunya.

Dia tak menjawab, aku masih dengan posisiku yang tak mampu untuk menatapnya. Aku hanya bisa melihat, dia terus meremas tangannya dalam tundukku. "Apa yang sedang dia pikirkan?," benakku.

"Kalau dihitung - hitung, sudah 7 tahun ya, terakhir kali kita ketemu. Dan itu masih waktu maba banget," kekehku.

Dia memang bukan orang yang suka basa - basi, dan akan memulai pembicaraan lebih dulu. Dia juga bukan type cowok yang suka mengoceh sana - sini. Tapi, yang paling aku ingat ketika awal masuk SMA, dia sedikit berubah dari yang ku tahu. Dia mulai menjalin kasih dengan seorang cewek - cewek cantik semasa SMA dulu. Dan itu cukup memilukan buatku, cukup menyakitkan.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 08, 2018 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Mungkinkah Bahagia?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora