Chapter 1

4.8K 292 96
                                    

Sir Seaton berjalan di kantornya, dipintu depan, ribuan rakyat mendemonya memintanya untuk turun dari jabatannya karena telah seenaknya menindas para kaum tak bersalah, dan tentu saja ia tak mau.

Ia membuka pintu ruang rapat, para dewan telah menunggunya di dalam. "Maaf saya terlambat." Katanya enteng seakan 'terlambat' bukanlah masalah yang besar.

"Jadi Tuan Seaton, apa yang harus kita lakukan? Para penduduk sudah sangat mendesak anda." Seorang anggota dewan mengajukan pertanyaan.

Tuan Seaton terlihat berpikir, "ada saran?"

"Tuan yang berkuasa di bumi, kau bebas mengeluarkan peraturan apa saja."

"Bagaimana kalau sistem Kasta?" Usul Tuan Seaton.

"Usul yang bagus, tuan, tapi bagaimana kita melaksanakannya?"

"Kita sebar sistem ini mulai besok, setiap kota di bumi dibagi menjadi 6 bagian, Aland untuk Alpha sang pemimpin, Odintas untuk kasta Beta sang terkemuka, Igetes untuk kasta Gama para pemuka dasar-dasar bumi, Stratiot untuk kasta Delta para pelindung bumi, Synithis untuk kasta Iota para masyarakat biasa, dan terakhir Kaki untuk kasta Teta para buruh dan si miskin."

"Usul yang bagus, mari kita laksanakan!"
.
.
.

Recording Year 2468, Location withheld, Earth.

***

Aku melemparkan katafonis yang kupinjam dari perpustakaan untuk tugas sejarah. Tapi malah menemukan rekaman yang membuatku sangat geram karena ulah pemerintahan yang diktator. Bagaimana tidak, karena sistem kasta itu, aku jadi harus terpisah dari kedua orang tuaku sejak kecil. Sejak umur 5 tahun aku tinggal sendirian di Synithis Centropolis, sementara kedua orang tuaku tinggal di Stratiot Centropolis. Ayahku adalah seorang Delta, ia adalah seorang pelindung bumi yang sebenarnya membuatku bangga, tapi setiap anak dari Delta akan otomatis turun ke Iota apabila sang anak gagal melewati tes yang dilaksanakan saat aku umur 5 tahun itu.

Mataku basah, aku tak pernah ingat wajah kedua orang tuaku, aku hanya tahu suara mereka berdua dari sebuah gelang yang tak pernah aku lepaskan, aku tak pernah bisa datang ke daerah mereka karena aku dan orang tuaku berbeda kasta. Satu abad yang lalu, pada rapat dewan disahkan peraturan sistem kasta itu. Andai mesin waktu itu nyata, aku ingin membalikan waktu agar rapat dewan tak dilaksanakan saat itu. Aku hanya ingin melihat wajah kedua orang tuaku barang sebentar saja. Sebentar saja.

Aku Alpha Aldric, seorang anak yang lahir dan besar pada abad ke-26, orang tuaku menamaiku Alpha karena mereka berharap aku bisa menjadi seorang Alpha dan membawa kedamaian untuk dunia, setidaknya itu yang aku tahu dari gelang berisi rekaman suara ibu dan ayahku itu. Suara itu masih terngiang dikepalaku.

Anakku, Alpha Aldric, ini ayah dan ibumu, maaf kami tak bisa merawatmu lebih lama karena pemerintah. Kami berharap namamu menjadi doa. Alpha. Semoga kelak kau bisa menjadi seorang Alpha dan membawa kedamaian bagi Centropolis dan Dunia, jangan lupakan ibu dan ayahmu, kami mohon jangan marah karena kami tak bisa merawatmu. Kami selalu menyayangimu.

Air mata jatuh kepipiku, terkadang aku iri pada mereka yang bisa bermain dengan bebas bersama kedua orang tuanya, sementara aku? Hanya bisa melihat mereka sambil tersenyum, berharap semoga orang tuaku tak pernah melupakanku.

Aku mengelap air mataku, jendela didepanku memperlihatkan pemandangan Centropolis yang sangat maju, namun menurutku, pemikiran Alpha tak cukup maju, terbukti dari kota yang disekat-sekat ini. Bagian tengah adalah tempat untuk Alpha, bagian utara untuk Beta, Barat untuk Gama, Selatan untuk Delta, Timur untuk Iota, dan terakhir daerah pinggiran untuk Teta.

Beberapa hari yang lalu aku berhasil masuk ke Centropolis High School di umurku yang ke-15, CHS adalah sekolah umum, meski begitu wilayahnya tetap terpisah-pisah, gedung terbesar dan tertinggi dikhususkan untuk kasta BetaGama, gedung yang sedikit lebih kecil dikhususkan untuk kasta Delta, dan gedung terkecil dibuat untuk kasta Iota dan Teta. Satu-satunya yang menjadi penghubung antar gedung itu adalah taman kecil berbentuk lingkaran ditengah-tengahnya.

Jika kau berpikir masa depan itu indah dan penuh kemudahan, kau salah, masa depan itu buruk.

***

Aku berjalan perlahan di skywalk diantara gedung dengan tinggi ratusan lantai di Centropolis. Meski minim pepohonan, matahari jarang sampai ke dasar permukaan tanah, ada beberapa alasan, salah satunya adalah skycrapper yang berdempetan dan tinggi membuat sinar matahari terhalang.

Sebenarnya bisa saja aku memakai astforeio, kereta dengan kecepatan cahaya, untuk pergi ke sekolah, namun aku memilih berjalan karena selain lebih hemat, astforeio juga mengeluarkan cukup banyak CO² dan menurutku itu buruk untuk bumi. Jangan bayangkan sekolahku seperti sekolah-sekolah di abad 21, sekolah dizamanku lebih mirip sebuah pencakar langit kaca dengan 67 lantai dan sekolahku adalah bangunan terpendek di Centropolis.

Beberapa langkah sebelum aku sampai ke sekolah, seorang Gama menghadangku, dari wajahnya aku tahu ia tak ramah padaku. Aku telah bersiap untuk bertarung jika ia menyerangku, namun perkiraanku salah, ia tertawa seraya meninggalkanku.

Aku mengerutkan kening, ada apa? Ah, masa bodoh! Aku kembali berjalan memasuki taman ditengah-tengah sekolah, tatapan anak-anak Beta dan Gama menghakimiku membuatku semakin bertanya-tanya, ada apa gerangan? Apakah ada yang salah denganku?

***

ALPHA (Telah Terbit)Where stories live. Discover now