First Part : Cinta

8.8K 451 8
                                    

Aku menyesap Cotton candy frappucino yang sejak beberapa menit lalu ku beli dari kasir café ini. Minuman favoritku, Hye Rim yang mengenalkannya sejak beberapa bulan lalu.

"Ah, Kim Hye Rim.. kenapa lama sekali." Kataku was-was.

Mataku berpendar keluar lewat dinding kaca café ini. Ku lihat butiran salju masih turun di langit Seoul. Ini salju pertamaku sejak memutuskan hijrah ke Seoul untuk melanjutkan kuliahku di Hanguk University. Sebenarnya bukan hanya itu. Alasanku bahkan mati-matian belajar agar diterima di Hanguk adalah agar aku bisa merasakan menghirup udara yang sama dengan BTS, hehe.. klasik sekali. Tapi itu benar dan begitulah kenyatannya.

Sudah pukul 2 siang dan Hye Rim belum terlihat. Aku sudah 10 menit disini. Kalau menunggu, rasanya 10 menitpun bahkan terasa begitu panjang. Ditambah lagi aku cemas karena takut ketinggalan acara fansign BTS hari ini. Ini adalah fansign pertamaku, tentu saja. Aku bahkan beruntung sekali karena punya teman-teman yang sangat baik. Mereka memberikanku tiket masuk yang bahkan tidak semua orang bisa mendapatkannya. Karena tahu sendirikan? BTS itu idol papan atas Korea dan butuh keringat darah dan airmata untuk bisa dapat tiketnya. Mungkin karena teman-teman satu club dikampus tahu bagaimana kerasnya usahaku untuk sampai ke Korea, mereka tersentuh. Ah, aku benar-benar beruntung sekali.

"Cinta, maaf aku terlambat." kata Hye Rim yang muncul membuyarkan lamunanku sesaat lalu.

"Ah, aku bahkan hampir gila menunggumu. Ayo.. aku tidak sabar pergi kesana." Rengekku padanya.

Hye Rim mengangguk semangat. "Sudah siapkan kata-kata?"

Kini giliranku yang mengangguk, "Sudah. Aku bahkan sudah menghafalnya semalaman."

"Wow... Daebak!"

Bagi seorang ARMY apalagi sepertiku yang baru mengikuti acara ini untuk pertama kalinya, memikirkan kata-kata terlebih dahulu itu adalah keharusan. Kenapa? Tentu saja karena kau bisa mematung dan tidak bisa memikirkan lagi kata-kata ketika kau sudah berhadapan dengan BTS.

"Hadiah?" tanya Hye Rim lagi.

"Sudah." Jawabku menunjukkan paper bag yang sedaritadi setia menemaniku menunggu Hye Rim.

"Jantung?"

Aku menarik nafas dan membuangnya teratur. "InsyaAllah." Kataku membuat Hye Rim memutar bola matanya, berfikir. Tentu saja, Hye Rim dan aku berbeda keyakinan. Dan di Korea kata-kata itu tidak awam untuk didengar olehnya. Tapi aku sering kali mengucapkan itu dan beberapa kata seperti Alhamdulillah. Jadi, walau dia sedikit lama untuk memproses maknanya, dia akan mengerti pada akhirnya.

"InsyaAllah. Aaa iya iya. Aku ingat artinya. Oke baguslah kalau sudah." Kata Hye Rim memberikan senyuman yang membuat matanya bahkan hilang. Hye Rim sama seperti Park Jimin. Eye smile-nya indah sekali.

"Ayo.." kataku semangat.

"Eh, tunggu dulu." Katanya mencegahku. Hye Rim mengeluarkan ponselnya. "Kita foto dulu. Followers-ku semakin bertambah sejak beberapa waktu ini karenamu, hahaha."

Aku hampir saja tertawa melihat ekspresinya yang menggemaskan. "Ayo.. ayo.."

"Hana dul set!" katanya sambil menekan tombol bidikan setelahnya. "Aku tulis caption apa ya.. ahh Pergi ke Fansign BTS bersama si cantikku, Cinta. Simbol hati. Tunggu aku, suamiku Park Jimin. Tambahkan gambar bibir, selesai. Hehe.."

"Cepat.. Ayo kita pergi.." kataku sambil menarik lengan Hye Rim.

"Iya iya. Ah kau ini. Ayo.."

Butuh hanya berjalan kaki untuk kami sampai ke tempat fansign diadakan. Cukup ramai, tapi tidak seramai nonton show sih, lumayanlah. Aku dan Hye Rim berada di kursi barisan tengah dan posisi duduk ditengah, ini namanya rezeki anak soleha, hehe..

Suasana sudah cukup riuh dan bertambah riuh ketika para member memasuki ruangan. Dan kau harus tahu, mereka sangat berkilauan. Mataku menatap salah satu member dengan tubuh tinggi, berambut surai cokelat senada dengan warna matanya hari ini, pakaiannya bisa ku tebak Gucci lagi dan dia juga memasang senyum yang aku bersumpah itu manis sekali. V, tapi aku lebih suka memanggilnya Taehyung Oppa.

"Park Jimin!" Seru Hye Rim membuatku tersenyum.

Aku belum terbiasa disituasi seperti ini. Rasanya jantungku hampir meledak, tidak bisa berkata apa-apa. Ini terlalu dekat. Biasanya saat aku menonton konser, ditengah kerumunan para ARMY, rasanya sedikit jauh dari mereka. Tapi ini berbeda, dan aku menyukai situasi ini.

Hye Rim meremas tanganku, "Cinta, apa kau masih hidup? Kenapa kau diam saja?"

"Aku rasa aku hampir mati, Hye Rim-ah." Kataku sambil menggembungkan pipiku, membuat Hye Rim gemas.

"Saat kau tepat didepan mereka, aku mohon jangan pingsan, haha.." kekeh Hye Rim, ku sambut kekehan paksa juga. Bibirku rasanya kaku, kaku sekali. Aduh rasanya benar-benar gugup!

Setelah beberapa waktu berselang, inilah saat yang paling ditunggu. Sesi tanda tangan. Kami harus rela berjajar antri dan itu cukup membuat kaki rasanya cukup pegal. Tapi tidak apa-apa. Inilah perjuangan. Dan selama perjuangan itu berlangsung, aku hanya bisa tertunduk. Mengatur irama jantungku yang serasa ingin mencelos keluar, mengingat kata-kata yang akan ku katakan pada mereka, juga memikirkan harus minta fanservice apa pada mereka, hehe inilah yang paling membuat gugup.

Hye Rim mencolek-colek punggungku, membuatku berpaling kebelakang. "Cinta, sejak tadi beberapa kali para member menatap kearahmu."

"Benarkah? Ah, tidak mungkin. Kebetulan saja mungkin."

Hye Rim menggeleng, "Aku rasa karena kau memakai penutup kepala ini. Wah, aku iri sekali." Kata Hye Rim.

"Hijab, Hye Rim. Hehe.." kataku sambil terkekeh pelan. Aku mengedarkan pandanganku pada ARMY yang hadir. Mungkin ada benarnya juga kata Hye Rim. Mataku akhirnya berakhir pada meja dimana para member sibuk memberikan tanda tangan. Aku melihat mata Taehyung Oppa tepat menatapku. 'Apa ini? Eye contact? Eye contact dengan Kim Taehyung Oppa? Ya Allah jangan pingsan, jangan, jangan ku mohon.' Cerocosku dalam hati, lalu kembali tunduk.

TBC-

Sarang (Cinta) ✔ END || Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang