59. Suatu Kebenaran

1K 38 0
                                    

Pagi ini Naya disibukkan oleh mata kuliahnya, pasal nya ia harus belajar giat untuk mencapai hasil yang memuaskan. Karena sebentar lagi sudah memasuki ujian semester, dan sebentar lagi ia akan lulus dan menjadi sarjana.

Ini sudah buku kelima, yang sudah ia pelajari dari pagi-pagi buta tadi, setiap menit ia habiskan untuk belajar.

Baru Naya tinggal selama tiga hari di rumah orang tua kandung nya, tetapi perubahan demi perubahan mulai muncul dalam keluarga ini.

"NAYA! NAYA!" Teriak Rosa dari lantai satu.

Naya mendengar teriakan Rosa, langsung berlari menuju lantai satu. Naya sempat heran, karena tidak biasa nya Rosa berteriak seperti itu.

"Iya Bun, ada apa? Kok teriak-teriak." Ucap Naya.

"KAMU NGAPAIN AJA DI KAMAR? TIDUR?!"

"E-engga Bun, Naya tadi belajar. Soalnya sebentar lagi Naya ada ujian."

"ALAH ALASAN KAMU!"

Rosa mendorong tubuh Naya hingga kepalanya terbentur ke tembok, lalu Rosa menjambak rambut Naya dengan sangat kuat. Naya hanya meringis kesakitan, karena akhir-akhir ini Rosa selalu berbuat kasar kepada Naya.

Rosa kembali menjambak, lalu menampar Naya hingga sudut bibir mungil nya sobek, setetes darah mulai mengalir dari bibir Naya.

"SEKARANG JUGA KAMU BERSIHIN RUMAH INI!"

"I-iya Bun."

"Oh iya, jangan lupa cuci piring, masak, cuci baju, cuci mobil, dan jangan lupa baju nya kamu setrika! Awas saja kalo bunda pulang kamu belum membersihkan semua nya."

"I-iya Bun."

"Ya sudah sekarang bunda mau arisan! Satu jam lagi bunda balik." Rosa melepaskan cengkraman tangannya, lalu kembali mendorong tubuh Naya hingga kepala nya membentur dan ia mulai merasakan pusing.

"Bunda kenapa? Kok jadi kasar sama aku? Pa-dahal...mamah gak pernah mukul aku..." Ucap Naya di sela isak tangis nya. Tangan nya masih memijit pelipisnya yang terasa sakit.

Naya mulai melakukan pekerjaan yang tadi di perintahkan oleh Rosa. Bagaimana bisa ia mengerjakan semua nya dalam satu jam?

Naya tidak memikirkan hal itu, lebih baik ia langsung memulai pekerjaan nya daripada membuang-buang waktu.

Ia mulai memasukan baju-baju yang kotor kedalam mesin cuci, lalu menambahkan detergen. Setelah memencet tombol, ia langsung bergegas menuju dapur.

Naya melangkahkan kakinya menuju kulkas, dan mengambil bahan-bahan yang ia perlukan untuk memasak.

Sambil menunggu masakan matang, ia mulai mencuci piring yang sudah menumpuk di wastafel nya.

Sesekali ia menyeka keringat yang ada di wajah nya. Wajahnya mulai pucat, bahkan kepalanya bertambah sakit, dan ia merasakan perih di bibirnya karena luka sobek akibat dari tamparan Rosa.

Setelah selesai mencuci semua piring yang kotor, ia mengecilkan api kompor, lalu mulai menyetrika pakaian yang sangat banyak.

"Aduh pusing banget kepala gue."

"Gak. Naya harus kuat!" Ucap Naya menyemangati dirinya.

Ia melihat arloji di tangan nya. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30, dan berarti waktu nya tinggal tiga puluh menit lagi. Sedangkan semua pekerjaan nya bum selesai.

"Ya ampun, Naya lupa masakan di dapur." Ucap Naya sambil menepuk jidatnya, lalu bergegas menuju dapur.

Naya mencicipi rasa makanan nya, lalu tersenyum bangga, karena rasa makanan nya itu sangat enak. Setelah itu ia mematikan kompor dan menyajikan makanan nya di piring.

Destino [SELESAI]Where stories live. Discover now