6. Pria Misterius

2K 203 11
                                    

Seluruh murid terpaksa di liburkan dikarenakan takut menjadi bertambah korban lagi, Maura dan teman-temannya pergi ke Cafe untuk membuat pikiran mereka menjadi tenang.

"Gua masih gak nyangka sama kejadian di sekolah." ujar Dwi sambil merebahkan tubuhnya di sofa yang empuk.

"Gak usah di omongin lagi." jawab Maura dengan ketus.

"Yah... si Maura udah takut dia." ejek Bagas sambil tertawa.

"Lo juga sama kan? Dasar gak nyadar." jawab Maura dengan sinis.

"Udah ya kita kesini tuh mau tenangin diri bukannya nambahin pikiran." ujar Rafli.

"Tapi... apa mungkin ini semua ada hubungannya sama permainan Ouija punya lo?" tanya Joshua sedikit serius.

"Mana gua tau." jawab Rafli dengan singkat.

"Gua mau nanya ke kak Ardi tentang hal ini tapi gua takut dia jadi marah sama gua." jawab Maura.

"Coba aja dulu, Ra." jawab Dwi.

"Nggak ah, gak berani." jawab Maura.

"Halah! Pengecut!" ceplos Bagas.

"Bawel lo banci Prancis!" jawab Maura dengan sinis.

"Gua mau pulang lah, disini bukannya tenang malah ribut." ujar Rafli dan kemudian mengambil tas miliknya.

"Raf, gua ikut." ujar Maura kemudian juga mengambil tasnya.

*****

Mereka saling diam, Rafli fokus menyetir dan Maura fokus menikmati angin di sepanjang jalan. Kini mereka berhenti di lampu merah, tiba-tiba Maura kembali teringat dengan kakaknya dan juga kakaknya Rafli.

"Raf." ujar Maura.

"Apa, Ra?" jawab Rafli.

"Mungkin gak sih kalau kakak kita itu ada hubungannya dengan ouija?"

Rafli diam tak menjawab, dia kembali mengingat kematian kakaknya.

"Raf, jawab kek." ujar Maura kembali sesikit kesal.

"Gua gak tau, Ra."

"Kakak gua setiap ada yang menyebut kata-kata ouija pasti dia marah, gua jadi penasaran kenapa kakak gua segitu bencinya sama ouija."

"Yaudah nanti lo tanya kakak lo aja."

"Ah! Ngomong sama lo singkat terus jawabannya."

"Lah gua jawab apa adanya."

Lampu merah berganti hijau, Rafli kembali memfokuskan dirinya untuk mengendarai sepedah motornya. Namun, tiba-tiba Rafli membelokkan motornya ke arah kiri dan membuat mereka menjadi terjatuh. Beberapa pengendara motor yang melewati jalan tersebut langsung menolong mereka.

"Tadi itu siapa?" gumam Rafli merasa syok.

"Mba sama Mas nya tidak kenapa-kenapa kan?" tanya seorang bapak-bapak yang menolong mereka.

"Kami baik-baik aja pak, terima kasih ya pak." jawab Maura dengan ramah.

"Iya sama-sama, kalau kalian ngantuk lebih baik istirahat dulu, jangan di paksain." jawab Bapak-bapak itu dengan ramah.

"Iya pak."

Bapak-bapak itu akhirnya pergi dan meninggalkan mereka berdua.

"Raf! Lo kenapa sih?!" ujar Maura kepada Rafli dengan nada sedikit kesal.

Death School [TAMAT]Where stories live. Discover now