Chapter 11

2.8K 381 6
                                    

"sshhh" Jaehyun merintih perlahan sambil memukul pelan dadanya.

"Jae, neo waeire?" tanya Ten khawatir, Jaehyun menggeleng. "lalu dadamu kenapa?" tanya Ten lagi menepuk pundak Jaehyun. Kini Jaehyun tersenyum kecil menatap kedua mata Ten.

"sedikit nyeri hyung. Entahlah, perasaanku tak enak" pikir Jaehyun. "hyung, apapun keputusanku kau akan mendukungku kan?"

"apapun itu, asalkan terbaik untukmu" lirih Ten.

"hyung, setelah masalah ini selesai aku akan berhenti menjadi ghost hunter"

*
*
*

Firasat Ten berubah buruk mendengar kata 'Berhenti' yang diucapkan Jaehyun.

***

Jaehyun menuangkan arak di cangkir kecil yang ia letakkan di dekat pintu kamar Renjun. Ia juga menggantungkan kantung putih di atas pintu. Dalam hatinya ia berdo'a semoga dengan cara ini arwah itu tak akan masuk ke kamar Renjun. Selain itu, ia juga terus memikirkan bagaimana cara memusnahkannya.

"apa itu?" tanya Kun.

"ini arak suci. Semalam aku pergi ke kuil dan biksu memberiku ini" jawab Jaehyun. "dan itu kantung bawang. Aku sendiri yang membuat jimat itu. Dulu saat aku kecil aku selalu membawa kantung berisi beras, garam, dan bawang kemanapun" Jelas Jaehyun semangat. Kun salut, ia sangat menghargai Jaehyun yang juga membuat jimatnya sendiri.

Kun memastikan Renjun baik-baik saja di kamar. Anak itu tertidur pulas setelah semalaman terjaga. Tak lama Taeyong dan Ten datang. Sejak pagi mereka pamit ke kuil.

"lihat apa yang ku dapatkan" seru Ten sambil menunjukkan guci kecil berwarna merah menyala dengan tulisan cina kuno sebagai motifnya.

"untuk apa kau beli barang antik?" tanya Kun.

"anio, ini bukan guci biasa. Biksu di kuil memberikannya. Dan tulisan ini adalah do'a" Jelas Ten.

"biksu bilang guci ini untuk mengunci roh-roh jahat, dan guci ini yang terkuat dari semua guci yang ada" sambung Taeyong.

"sekarang yang perlu kita pikirkan adalah cara untuk menangkap arwah itu"

"aku yang akan melakukannya. Aku yakin akan berhasil" Kata Jaehyun mantap.

Mendengar perkataan Jaehyun, firasat buruk kembali muncul memenuhi hati Ten. Jujur saja, ia tak ingin Jaehyun terlibat lebih jauh dalam masalah ini.

***

Ten dan Jaehyun sibuk mengerjakan tugas kuliah mereka yang terbengkalai sedangkan Kun dan Taeyong bergelut dengan alat-alat masak. Renjun masih enggan keluar dari kamarnya yang telah dipasang banyak jimat.

"makanan siap!" seru Taeyong.

"aku akan panggil Renjun" kata Kun. "Renjun-ah" panggilnya saat membuka pintu kamar Renjun. "Renjun" panggilnya lagi mendapati Renjun tak ada di ranjangnya.

Kun mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Mungkin Renjun ada di dalam pikirnya. Ia membuka pintu kamar mandi yang sudah sedikit terbuka.

"kau di dalam?" tanya Kun. Kun terkesiap, kosong?  "Renjun eodiya?!" teriak Kun mulai panik. Ia mematikan kran yang menyala. "HUANG RENJUN!" teriaknya.

"Kun-ssi, waeirae?" tanya Taeyong.

"Renjun hilang! ia tak ada di kamar" jawaban Kun sontak membuat semuanya panik.

"akh... sshhh" Jaehyun kembali merintih sambil meremas dadanya.

"ya! gwaenchana?" Tanya Ten.

Jaehyun acuh. Ia masih terlalu sibuk mengontrol rasa sakitnya. Rasa nyeri dan panas menyeruak begitu saja dan timbul lah rasa tak tenang.

"gudang"

*
*
*
tbc

ada yang nungguin ini? :v

vote and comment jusseyo :'

My Secret Wall (END)Where stories live. Discover now