[06 : It's Not An Eyesight Of The Future]

330 60 45
                                    

Bagaimana jika takdir itu sendiri yang mempermainkan?

Pagi yang cerah dimulai dengan iringan nyanyian kicauan burung-burung yang berterbangan kian kesana kemari. Langit biru terang menjadi pemandangan yang meneduhkan dan awan-awan putih yang bergerak dengan tenang menjadi bumbu-bumbu pemanis serta objek kesukaan Daehwi.

Pemuda manis ini membawa mobilnya menelusuri jalanan pagi yang masih tampak tenang. Tubuh kurus itu sudah terbalut seragam sekolahnya, tatanan rambut yang menutupi dahinya membuatnya terlihat manis. Ia memutar musik di handphone nya yang terhubung dengan earphone yang ia pasang di salah satu telinganya. Sesekali ia bersenandung mengikuti irama music dengan sepasang matanya yang tak lepas dari jalanan.

Nyatanya masih terlalu pagi untuk pergi ke sekolah, tapi yaa.. lebih baik berangkat pagi dari pada terlambat, bukan?

Mobil Daehwi memasuki pagar sekolahnya dan memarkirkannya. Setelahnya, Daehwi keluar dan mulai memasuki koridor yang masih tampak sepi.

Sebuah bola cahaya bersinar

Daehwi membawa kaki-kaki mungilnya menelusuri koridor

Petir-petir biru tipis mengelilinginya dengan asap biru langit terang memenuhi ruang dalam bola cahaya tersebut

Pandangannya memandang lurus ke depan

Semakin lama bola cahaya tersebut seperti tak terkendali, gerakan asap dan petirnya tidak beraturan.. dan..

J'DAR!!

"Aarrrggghhh...!!"

Daehwi memegang kepalanya yang berdenyut, menahan sakit yang teramat menyakitkan baginya. Ia menutup matanya, tak tertahankan.

Ia membuka matanya perlahan. Cahaya masuk melalui retina matanya dan mulai memfokuskan cahaya tersebut. Sebuah pantai yang berhasil pertama kali ditangkap oleh pandangan matanya.

Daehwi tersadar ia berdiri di bibir pantai dengan telapak kakinya yang sudah tenggelam dalam air. Lalu ia mundur perlahan dengan memasang wajah terkejutnya serta menampilkan sedikit raut ketakutan. Ia sama sekali tak mengenal dimana tempat ia berdiri sekarang, semuanya terasa asing dan baru baginya.

"Dimana ini?" Daehwi bermonolog sendiri dengan mata yang melihat ke kanan dan kiri, memastikan lebih lanjut tempat apa yang tengah ia pijak. Tetapi hanya ada hutan yang tidak begitu lebat dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi tepat di belakang tubuhnya.

"Apa---apa-apaan ini?" Daehwi tampak kebingungan sekarang. Ini bukan sebuah rangkaian penglihatan akan masa yang datang, ini lebih tepat dikatakan ia berada di ruang dimensi lain? Bisakah Daehwi menyimpulkan seperti itu?

Tak ingin lebih sibuk dan menerka-nerka, Daehwi melangkah masuk ke dalam hutan tersebut. Tanah yang lembab dirasakan oleh telapak kaki tealnjangnya yang tidak memakai apapun. Yang pasti ia ketahui sekarang adalah tubuhnya yang hanya memakai kemeja putih kebesaran bahkan kemeja tersebut menutupi celana putih pendek yang dikenakan dan sebagian pahanya.

"Akh.." kejutnya dengan dahi yang sedikit berkerut serta matanya yang melebar.

Daehwi terkejut melihat hewan-hewan kecil seperti kelinci, dan kijang berada disamping kanan dan kirinya, berlari kecil kearah yang sama dengannya atau mungkin kini mereka mendahului Daehwi. Tampak seolah kumpulan hewan itu tak ada habisnya seperti sekumpulan anak yang berlari mendapatkan permen di depannya. Daehwi menengok ke belakang tetapi sebuah suara menghentikannya, membuat Daehwi tersentak dan mengurungkan niatnya awalnya.

"Jangan melihat ke belakang, cukup lihat ke depan"

Lalu yang dapat dilihat Daehwi adalah sebuah taman besar yang begitu luas dengan di bagian tengahnya seseorang tengah berdiri di kelilingi rerumputan yang melingkar. Ia tidak melihat dengan jelas wajah orang tersebut karena cahaya putih terang tepat bersinar di belakang orang tersebut. Ia terpanah dengan kecantikan taman tersebut, namun ia ragu untuk mendekat. Entah apa yang yang mampu memberanikan dirinya untuk melangkah pada orang yang kini melebarkan tangannya seolah menyambut Daehwi untuk mendekat lebih pada orang itu.

The Hidden Secret [Tahap Revisi](Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang