cappuccino

110 20 7
                                    

Sinb melempar bolpoinnya kesal. Rambutnya udah acak-acakan saking kesalnya. Sepuluh menit dia berkutat sama satu soal termokimia tapi gak ketemu juga jawabannya.

"Woo, bantuin dong."

yang diminta tolong malah pura-pura budek sambil anteng makan popcorn.

"Woo, ayo dong bantuin kan bagian lo udah selesai tuh" pinta Sinb memelas.

Jungwoo tetep gak ngerespon. Mangkuk besar berisi popcorn buatan mama Sinb kini dia letakkin di atas meja terus lanjut scroll instagram tanpa peduli sama Sinb yang misuh-misuh.

"JUNGWOO!" teriak Sinb di kuping Jungwoo.

"Astaga. Apa sih Bi!" Jungwoo meringis sambil mengusap-usap kupingnya. Sakit coy.

"Kerjain dong" Sinb mengulurkan buku tulis kimia-nya.

Jungwoo menggeleng tanda menolak, "Kan itu bagian lo ngerjain termokimia."

"Lagian cuma satu soal doang masa gak bisa?" lanjutnya.

"Gak bisa."

Jungwoo menghela nafas. Dia menyimpan handphone-nya di saku celana kemudian mengambil buku tulis yang diulurkan Sinb dan mulai mengerjakan soal yang dikeluhkan sedari tadi, "Bukannya gak bisa, tapi gak mau usaha."

"Hehe, gue traktir deh sebagai gantinya. Lo mau apa? Gue beli sekarang" ucap Sinb menggebu-gebu.



🐧🐧🐧🐧


"Bi, gue kan mintanya cappucino dari kafe depan bukan capcin mbak Umi."

"Sama aja elah, sama-sama cappucino."

Jitakan mendarat mulus di kepala Sinb.

"Aduh!"

"Nih ambil, buat lo aja. Gak selera gue."

Jungwoo meletakkan cappucino cincau tersebut di atas meja lalu membereskan barang-barangnya kemudian melipir pergi.

"Woo, mau kemana?!"

"Pulang."

"Yeu, ngambekan."

trouvaille (k-idols)Where stories live. Discover now