0.23 | menkent

1.8K 134 47
                                    

0.23
Ra, lo tau ke mana sekarang kupu-kupu
yang dulu ada di diri lo pergi?

Ramira tidak pernah melihat sesuatu yang begitu indah selama hidupnya seperti sekarang ini

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Ramira tidak pernah melihat sesuatu yang begitu indah selama hidupnya seperti sekarang ini. Dan yang Ramira lihat hanya—Jevan di sana. Bernyanyi sambil memainkan gitar elektriknya. Semua layaknya film yang Ramira tonton; semua part menjadi slow motion, memperlihatkan bagaimana Jevan yang berhasil merebut semua atensi Ramira. And why sunddenly there are so many butterflies in her stomach? Menggelitiknya. Membuatnya tiba-tiba menarik kedua sudut bibirnya ke atas bertepatan dengan tatapan Jevan yang mengarah padanya.

Suara lembut Jevan terdengar. Ramira bisa menuliskan beberapa paragraf untuk mendeskripsikan semua yang terdengar dari mulut Jevan. Suara Jevan ingin Ramira dengar berkali-kali. Sudah Ramira simpan dengan rapat di dalam ingatan dan akan Ramira putar setiap harinya.

Jevan di sana juga terlihat begitu menarik. Jika Ramira bisa dan mau, Ramira tidak akan membagi Jevan pada orang lain. Biar Ramira saja yang dapat melihat keindahan Jevan di sana. He's so beautiful that make my heart hurts. Ramira pikir, ia akan menangis.

Jevan yang Ramira tahu, baru pulang sekolah mengiriminya pesan singkat atau lebih tepatnya tempat di mana band-nya akan tampil. Ramira yang sedang berada di dalam kelasnya saat itu berpikir. Billa sudah ada janji pergi dengan pacarnya. Temannya yang lain pasti sibuk dengan kegiatannya juga dan Ramira.. Ramira memberanikan untuk pergi sendiri.

Dan di malam itu, Ramira tidak menyesalinya sama sekali.

"Gue kira lo nggak akan dateng." Itu kata pertama Jevan pada Ramira setelah dirinya berpamitan dengan teman-temannya dan membawa Ramira menjauh. Mereka berdua kini sudah berada di dalam mobil Jevan.

Ramira menyandarkan kepalanya pada jok. Melihat ke arah Jevan di sebelahnya. Bagaimana dulu Ramira akan memaki Jevan saat melihat wajah laki-laki itu dan sekarang malah Ramira ingin memandangi Jevan terus-terussan. "Gue kan udah janji. Jadi, gue ke sini deh." Dengan senyumannya, Ramira menyahut.

Perlahan-lahan Ramira dapat melihat bagaimana kedua sudut bibir Jevan terangkat. Tersenyum walau tipis. Melihat bagaimana Jevan juga menyandarkan kepalanya pada jok yang ia arahkan pada Ramira dengan pelan-pelan juga. Bagaimana rambut laki-laki itu jatuh ke dahinya. Ramira mengamati semuanya yang Jevan lakukan—yang memang sayang sekali untuk dilewatkan. Semua pergerakkan Jevan juga tidak ada yang membosankan.

Jika Ramira memiliki keberanian lebih, ia akan mengangkat tangannya lalu menyingkiran helaian-helaian rambut Jevan yang menutupi salah satu matanya itu sekarang juga.

"Gue pengen banget band gue bisa dikenal banyak.. orang." Jevan mulai membuka suaranya kembali. Senyum tipisnya belum juga hilang. Jika diperhatikan lebih dekat lagi, ada binar di kedua mata Jevan ketika mengatakan itu.

4.1 | starTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon