Chapter 14

4.9K 350 81
                                    

Hay I'm back. Aku gatau yaa lagunya cocok atau gak, tapi aku baper dengerin lagunya sambil ketik chapter ini.

AUTHOR POV

Sudah tiga hari semenjak kepulangan Phana dan Wayo dari Italia. Saat ini Phana sedang disibukkan dengan pekerjaan kantornya dan meninggalkan Wayo sendirian di Mansion megahnya. Wayo duduk di ruang utama mansion sambil memainkan cincin berlian yang Phana sematkan di jari manisnya ketika Phana melamarnya di Jembatan Rialto, Italia tiga hari yang lalu. Ia bosan dan ingin berjalan-jalan, semua orang yang berada di mansion sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Wayo sudah menghubungi Timmy untuk mengajaknya jalan-jalan tapi sayangnya pemuda manis itu tak bisa menemani Wayo karena harus menemani Ibunya berbelanja.

Wayo lagi asyiknya tersenyum mengingat kembali pada saat Phana melamarnya tiba-tiba seorang pelayan datang menghampirinya.

"Tuan muda, ada seseorang yang mencari anda." ucap pelayan itu.

"Siapa?" tanya Wayo bingung.

"Pria yang sering membawakan bunga untuk Tuan muda."

Wayo menjadi kesal ketika ia tau bahwa pria gila itu yang mencarinya. Ia jadi ingat ketika pulang dari Italia dan sampai di mansion mendapatkan banyak sekali kiriman bunga dan hal itu membuat Phana menjadi geram. Bunga yang dilihat Phana dan Wayo saat sampai di mansion hanya sebagian kecilnya, karena bunga-bunga yang lama sudah Forth dan Ming buang.

Wayo berdiri dari duduk. "Aku akan menemui dia."

Sang pelayan hanya membungkukkan badannya lalu berjalan meninggalkan Wayo untuk melanjutkan pekerjaannya.

Wayo berjalan menuju teras mansion dengan wajah yang ditekuk. Sampai didepan teras dapat ia lihat pria itu membelakanginya dengan sebuket bunga mawar besar ditangannya.

"Ada apa lagi?" tanya Wayo tanpa basa-basi.

Pria itu membalikkan badannya ketika mendengar suara Wayo. Ia lalu tersenyum saat retinanya menangkap sosok imut Wayo sudah berdiri di hadapannya.

Ia menyodorkan buket bunga mawar itu ke Wayo. "Hari ini aku membawakanmu mawar putih. Kau tau nong, mawar putih ini melambangkan kesucian cinta sejati. Aku memberikan ini sebagai lambang sucinya cintaku untukmu."

Wayo menatap mata pria itu lama, tentu dapat ia lihat kesungguhan dalam manik matanya. Tapi Wayo juga tak bisa memungkiri bahwa ada sedikit obsesi didalam kesungguhan itu.

"Apakah kau tau ada arti lain dari mawar putih ini?"

Pria itu menggelengkan kepalanya.

Wayo menatap mawar putih yang berada ditangan pria itu. "Sebagian orang mempunyai persepsi bahwa bunga mawar putih melambangkan kesucian cinta sejati, namun ada pula yang beranggapan bahwa warna putih pada bunga mawar melambangkan cinta antara sahabat saja. Ada pula sebagian orang beranggapan bahwa bunga mawar yang berwarna putih melambangkan perpisahan dan duka cita akan seseorang yang sudah tiada." Wayo menatap mata pria itu. "Bisakah kau berhenti melakukan ini Phi? Aku akan menerima pemberian bungamu hari ini dalam arti cinta antara sahabat."

Pria itu menatap tajam kepada Wayo tak terima dengan apa yang dituturkan Wayo.

"Aku datang kesini membawa cinta untukmu. Aku tidak membutuhkan cinta antara sahabatmu. Yang aku mau kau juga mencintaku seperti aku mencintaimu."

"Apapun yang kau lakukan aku tidak akan pernah bisa mencintaimu. Kau tidak bisa memaksakan seseorang untuk mencintaimu. Mencintai itu menggunakan hati bukan logika."

"Tidak ada salahnya mencintai dengan logika. Mungkin saat ini kau tidak bisa mencintaiku, tapi saat waktunya tiba kau akan berada dalam pelukanku."

You're My Destiny [MPREG] [COMPLETED]Where stories live. Discover now