Chapter 18

5.8K 358 135
                                    

Hay aku kembali dengan sebuah kebahagiaan wkwkwk.

AUTHIR POV

Saat ini sudah tiga bulan usia kandungan Wayo, permintaannya semakin hari semakin aneh dan apabila tidak dituruti ia akan merajuk dan menangis. Phana sampai bingung sendiri menghadapi sifat manja dan ngidam Wayo. Baru beberapa hari kemarin Wayo meminta mangga muda pada Phana dan itu harus Phana sendiri yang memanjat pohon dan memetiknya, setelah dengan susah payah Phana mengambilnya ternyata Wayo sudah tidak menginginkannya lagi. Phana menghela nafas pelan dan bersabar menghadapi kelakuan ngidam Wayo. Dan masih banyak lagi keinginan absurd Wayo. Kit dan Beam tak ketinggalan, kemarin Wayo meminta keduanya untuk menemaninya jalan-jalan. Mungkin kalau jalan-jalan biasa akan membuat Beam dan Kit senang bahagia namun tidak saat itu, mereka harus terpaksa mengenakan pakaian wanita atas permintaan Wayo dan menjadi pusat perhatian sepanjang jalan. Mereka malu setengah mati tapi tidak dengan Wayo, ia tersenyum senang dengan menggenggam tangan keduanya di sisi kanan-kirinya. Hanya Ming dan Forth yang belum dapat jatahnya. Karena mereka selalu sibuk di kantor dan akan kembali saat Wayo sudah terlelap.

Ngidam Wayo tidak akan pernah berhenti, seperti malam ini, jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari namun terlihat Wayo gelisah dalam tidurnya dan terbangun dengan perlahan dalam pelukan Phana. Ia mengguncangkan tubuh Phana menginginkan Phana bangun dari tidurnya.

"P'Pha." Panggil Wayo manja membangunkan Phana.

Wayo yang tidak melihat reaksi apapun pada Phana lalu mengguncang lebih keras.

"P'Pha. Bangun!"

Phana yang sedang nyenyak dalam tidurnya kemudian terbangun akibat suara teriakan kecil Wayo dan guncangan pada tubuhnya.

"Ada apa sayang?" tanya Phana dengan memaksa membuka kedua matanya.

"Yo ingin sesuatu."

"Apa sayang? Katakan pada Phi."

"Phi.. Yo ingin ke mall."

Phana lalu membuka matanya lebar-lebar. "Apa? Sekarang?"

"Iya sekarang. Yo ingin ke mall sekarang Phi." Wayo memasang wajah memelas dengan puppy eyesnya.

"Sayang, ini sudah pukul 2 pagi. Mall tidak buka sampai dini hari, mereka sudah tutup sayang. Tidak ada orang disana." Jelas Phana lembut.

Mata Wayo sudah berkaca-kaca karena keinginannya tidak tercapai. "Phi jahat. Phi sudah berjanji pada Yo akan menuruti semua keinginan Yo."

"Sayang. Phi memang sudah berjanji untuk menuruti semua keinginan Yo. Tapi keinginan Yo saat ini tidak mungkin untuk dituruti. Apa Yo tega membangunkan para karyawan mall itu ditengah malam seperti ini, hm?"

"Phi kan milyarder, Phi bisa melakukan apapun di Negara ini dan pastinya untuk membuka Mall itu sangat gampang bagi Phi. Aku tidak mau tau, buat mall itu buka sekarang juga. Phi lebih mementingkan karyawan itu atau baby yang menginginkannya? Phi jahat." Air mata Wayo sudah mulai menetes perlahan.

Phana menghela nafas pelan. Memang susah untuk tidak menuruti keinginan Wayo. Ia kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja nakas samping ranjangnya dan menghubungi seseorang.

"Ada apa Pha?" suara seseorang terdengar.

"P'Forth bangun! Sekarang juga hubungi pemilik Mall dan suruh ia membuka Mall itu."

"Apa? Sekarang? Apa kau sudah gila Pha? Ini masih pagi dan tidak mungkin  ia mau membuka Mall itu."

"Aku tidak peduli dengan ini masih pagi atau apapun. Yang aku mau ia harus membuka Mall itu. Kalau dia tidak mau membukanya, gampang saja, kau tinggal membeli Mall itu. Istriku saat ini sangat ingin ke mall itu sekarang juga, dalam waktu 30 menit mall itu harus segera dibuka." Phana mematikan ponselnya tanpa mendengar jawaban dari Forth yang sedang menatap tak percaya pada ponselnya.

You're My Destiny [MPREG] [COMPLETED]Where stories live. Discover now