LM - 15

5.2K 169 1
                                    

Happy reading.



Pihak kampus mendadak menghubungi Keisha untuk segera datang. Ia yang tadinya tengah istirahat harus buru-buru, mereka bilang ada hal penting yang ingin disampaikan.

Pikiran-pikiran buruk selama perjalanan terus berputar dikepalanya, Keisha berdoa semoga ini bukan karna kasus yang ia dapatkan.

Sesampainya di kampus, Keisha berjalan cepat saat beberapa laki-laki menggoda bahkan sempat melempar kertas ke tubuhnya, mendadak kampus menjadi sangat ramai dengan sorakan.

Keisha menaiki tangga menuju lantai dua dimana ruangan rektor kampus berada. Setelah sampai didepan pintu yang tertutup itu, ia menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya.

Diketuknya pintu tersebut, setelah mendapat balasan dari dalam akhirnya Keisha masuk.

"Permisi pak, saya Keisha."

Pria dengan wajah khas arab itu mengangguk, "Silahkan duduk Keisha."

Dengan gugup Keisha duduk dihadapan rektor dengan memilin jarinya. "Ada apa ya pak?"

Pria itu mengehela nafas. "Saya yakin kamu pasti tahu alasan kenapa saya panggil kamu kesini."

Keringat didahi Keisha semakin bertambah, kini jantungnya berpacu dengan cepat. "Karna masalah itu pak?"

Pria itu diam sejenak, "Keisha, kampus kita salah satu kampus terbaik dan ternama. Saya berusaha untuk membuat nama kampus ini baik, setelah saya cari informasi, berita itu sudah tersebar keluar."

"Apa?"

Syok, terlihat jelas diwajah Keisha saat ini. Ia tidak mengira ini akan berimbas sangat besar. Nama kampus menjadi buruk karna berita palsu itu.

"Pak, tapi saya bersumpah, saya gak kayak yang mereka bicarakan."

"Saya tidak tahu harus berada dipihak mana Keisha. Disatu sisi, kamu mahasiswa terbaik dengan nilai yang selalu diatas rata-rata tapi disatu sisi nama kampus menjadi buruk karna itu."

Keisha menggeleng, ia tahu kemana arah pembahasan kali ini. "Pak, saya mohon jangan keluarkan saya pak."

Rektor tersebut menghela nafas, "Keisha, saya harus tetap mengambil keputusan ini."

"Pak, saya sudah dua tahun lebih berkuliah, sebentar lagi pak, kasih saya waktu sampai saya lulus."

"Maafkan saya, Keisha."

"Enggak pak, saya mohon." Air mata yang Keisha tahan akhirnya lolos begitu saja.

"Kasih saya waktu sebentar lagi pak. Saya mohon. Bagaimana nanti saya memberitahu orang tua saya, pak, saya mohon kasih kesempatan."

"Maafkan saya Keisha. Tapi saya harus mengeluarkan kamu dari kampus agar semua baik-baik saja."

Bahu Keisha merosot kebawah, hancur sudah harapannya untuk bisa menjadi sarjana. Berusaha mati-matian untuk meraih nilai terbaik, mengandalkan ijazah untuk bekerja membantu ibunya kini sudah hilang.

Keisha keluar dari ruangan tersebut dengan lemas, kakinya tidak kuat untuk menopang tubuh. Seseorang dengan cepat meraih tubuh itu sebelum terhempas ke lantai dingin itu.

Love Maze✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant