0.1. EMO : Asing

40 4 0
                                    


Beep... beep... beep...

Suara monitor dan bau obat sudah menjadi hal yang biasa di rumah sakit. Ruangan putih dan selang infus yang menggantung pun juga hal yang wajar terlihat. Di atas ranjang, di bawah selimut tipis yang melapisi, terlihat tubuh seorang pemuda yang tertidur. Perban melapisi dahi dan pergelangan tangannya. Luka sobekan yang menganga, mungkin itulah yang tersembunyi di balik perban itu.

Kedua mata yang tertutup mulai terbuka. Menampakkan sepasang iris onyx yang terlihat indah. Lalu mengerjap pelan karena di silaukan oleh cahaya lampu yang menggantung di langit-langit ruangan. Pemuda itu menatap bingung disekelilingnya. Kepalanya terasa sangat sakit saat dia mencoba bangun.

Kenapa ruangannya begitu sepi?

Sakit kepalanya mulai mereda. Dia terbaring dengan mata yang memandang ke langit-langit.

Mencoba merenungkan sesuatu.

"Kau sudah sadar?" Sebuah suara terdengar. Pemuda itu menoleh dan melihat seorang gadis berambut panjang berdiri di sampingnya.

Dia menautkan kedua alisnya.

"Siapa Kau?"

Gadis itu mendadak sedih.

"Kau... tidak tahu?"

Pemuda itu hanya menggeleng lemah.

"Maaf,"

Raut wajah sedihnya berubah menjadi terkejut. Dalam beberapa detik, gadis itu menundukkan wajahnya.

"Akan ku panggilkan dokter"

Lalu menghilang di balik pintu.

Pemuda itu merasa sedikit bersalah saat melihat wajah sedih yang gadis itu tampakkan. Gadis itu mungkin mengenalnya, mungkin juga mereka sangat dekat. Tapi, kenapa pemuda itu tidak ingat apapun tentang gadis itu? Kenapa wajah nya terlihat asing? Apa ada yang salah dengan dirinya?

Ceklek.

Tap.

Tap.

Tap.

Suara pintu dibuka dan suara langkah kaki mengalihkan pemuda itu dari semua yang dia pikirkan. Dia melihat si gadis berjalan dengan seorang lelaki ber jas putih.

"Saudara Allen, bagaimana keadaanmu? Apakah kau merasa lebih baik?" Sapa dokter muda itu ramah.

Dia mengganti botol cairan infus dengan yang baru, lalu menyuntikkan cairan lain di dalamnya.

"Dok, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya gadis itu.

Sang pemuda hanya bisa menatap mereka berdua. Bingung.

"Hm, saya akan memeriksanya. Tapi, itu tergantung keadaan pasien"

Kedua pasang mata menatap kearah pemuda itu.

"Saudara Allen, saya akan mengajukan pertanyaan untuk anda." Kata dokter. "Hanya... jika anda tidak keberatan"

Pemuda itu mengangguk.

"Baiklah... apa anda tahu kenapa anda berada disini?"

Pemuda itu menatap lengannya yang terluka.

"Karena saya sakit?" Jawabnya yang terdengar seperti sebuah pertanyaan.

"Apakah anda memiliki keluarga?"

Pemuda itu terlihat bingung.

"Saya tidak tahu..."

"Siapa nama anda?" Dokter itu menggeleng pelan, "Maaf,... saya lupa jika saya telah menyebut nama anda dua kali"

"Dok.. bagaimana ini?"

Erased Memories [REVISI]Where stories live. Discover now