0.2. EMO : Luka

26 3 0
                                    


"Aku tak tahu apa yang akan kau lalui. 

Tapi ada begitu banyak kehidupan di depan matamu.

Dan itu tak kan lama.

Tak peduli apa yang kau
lakukan,

kau harus
bertahan"

(Swan_Hold On)

.

.

Kedua kaki jenjang berbalut bot merah di arahkan untuk melangkah diatas jalanan yang mulai ternodai rintik hujan. Gigitan kecil nyamuk pada permukaan kulitnya membuat gadis itu sesekali mengibas-ngibas kan telapak tangan. Gadis itu meringis kecil saat lengan dan kakinya mulai terasa gatal. Dia yakin, sesampainya dirumah nanti, kulitnya pasti memerah. Gadis itu mempercepat langkahnya saat rintik hujan dirasa semakin deras. Menjadikan kantung plastik yang Ia bawa sebagai payung, gadis itu berlari menuju bangunan terdekat.

"Permisi... "

Dia menoleh dan bersamaan dengan itu, suara kedua botol kosong yang di tabuh terdengar membentuk melodi acak.

"Aku yang dulu bukanlah yang sekarang.  Dulu ditendang sekarang ku sayang. Dulu dulu
dulu ku menderita sekarang aku bahagia~"(1)

Bibir yang semula datar mulai membentuk sebuah senyuman. Matanya tak lepas dari pengamen kecil yang terus menyuarakan lagunya meski hujan sedikit menenggelamkan suaranya.

"Uang?" dia menengadahkan telapak tangannya yang pucat. Bibirnya tampak bergetar dan
bulir-bulir air di rambutnya tampak bersinar terkena pantulan cahaya lampu.

"Kau hanya bernyanyi sebentar dan meminta uang?" kata gadis itu dengan nada sedikit mengejek.

Pengamen itu menurunkan telapak tangannya dan mulai berpaling.

"Hei, tunggu! Aku belum selesai bicara, bocah!"

Bocah itu berbalik dan mendatangi gadis itu dengan wajah menunduk.

"Lagu apa lagi yang bisa kau nyanyikan? Inggris?"

"Despacito"

"Tidak, selain itu!" Ucap gadis itu sedikit ngeri dengan jawaban yang bocah itu ucapkan.
Bagaimana bisa anak kecil menyanyikan lagu itu? Dihadapannya lagi!

"Dangdut"

"Aku tidak suka,"

Bocah itu tampak berfikir.

"Terserahlah, nyanyikan apa saja yang bisa menghiburku"

"Kau akan memberiku uang? "

Gadis itu memutar bola matanya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dengan segera.

"Lihat? Uang yang sangat banyak!"

"Baiklah" Bocah itu tersenyum girang.

Tukatukkatukkatuk tuk tuk tuk

"Ku bukan superstar, kaya dan terkenal..."

Gadis itu membelalakkan matanya saat melihat si pengamen kecil mulai bernyanyi dengan penuh semangat. Tangannya tak lagi memegang botol kosong, tapi dibiarkan bebas untuk bergerak lincah mengikuti lirik lagu yang dia nyanyikan.

Dan saat dia mencapai bagian "Sexy badannya, Mulan J*meela* cantiknya dia seperti aku!"

Bocah itu berlagak menjadi seorang wanita yang memamerkan seluk beluk tubuhnya. Tapi bagi gadis itu, dia lebih terlihat seperti banci pasar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Erased Memories [REVISI]Where stories live. Discover now