Stalker<2>

3.5K 432 68
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

Jeno menatap nanar tubuhnya yang tebujur kaku di ranjang rumah sakit. Alat medis melilit tubuhnya.

Ia mengingat kejadian 4 bulan lalu.

Saat Jeno diberitahu bahwa ia menderita kanker. Saat itu ia dan Haechan berpacaran kurang lebih 10 bulan.

Ia menjalani kemoterapi secara diam- diam. Agar Haechan tak khawatir.

Semua berjalan lancar, hingga saat hari jadi mereka yang pertama. Jeno yang berniat keluar menemui Haechan sesuai janji mereka di taman untuk kencan.

Harus di batalkan karena belum sampai ia membuka pintu pusing menyerang kepala Jeno, tanganya yang tak sengaja memegang hidungnya merasa ada cairan kental keluar. Bau anyir darah.

Tubuh Jeno terasa dingin dan lemah di susul dengan pandanganya yang mulai buram dan menggelap. Samar- samar ia bisa mendengar teriakan khawatir kakaknya, Mark.

"Kak, jangan beritahu Haechan.."ujar Jeno dengan sisa tenaga yang ia miliki.

Setelah itu ia hanya bisa melihat gelap. Dan saat terbangun ia melihat tubuhnya dan Mark yang berada di sampingnya, tengah menangis tersedu, dibelakangnya ada Jaemin yang mencoba menenangkan Mark.

Ia mendatangi rumah Haechan, ia melihat Haechan yang menangis dan terpuruk.

Mulai saat itu juga. Jeno mengirimi Haechan surat, yang entah bagaimana caranya ia bisa. Agar Haechan mulai melupakan keberadaan dirinya.

Berpura-pura menjadi pengagum rahasianya.

Tapi, itu memang benar. Lee Jeno adalah pengagum terbesar seorang Haechan.
.
.
.
.
.

Tapi, sepertinya usaha untuk membuat Haechan melupakanya itu gagal, lihatlah. Pintu kamar tempat Jeno di rawat dibuka dengan kasar. Haechan masuk dengan air mata berlinang.

Flashback...

Haechan merasa tidak tenang. Ini sudah bulan keempat Jeno menghilang. Tapi, Jeno tak kunjung kelihatan.

Ia hanya berniat untuk menanyai alasan Jeno meninggalkanya di saat hari jadi mereka. Hari yang membahagiakan untuk mereka. Seharusnya...

Ia sudah menanyai teman sekelas Jeno, guru olahraga yang dekat dengan Jeno, ia juga menanyai orang yang biasa pergi bersama Jeno tentang keberadaanya. Tapi, hanya satu jawaban yang mereka berikan seolah sudah di rencanakan.

"Tidak tau.."

Haechan sudah menanyakan perihal kepindahan Jeno kepada Kepala Sekolah. Tapi, malah jawaban ini yang ia dapatkan.

"Jeno tidak pindah sekolah. Aku tau apa yang terjadi. Tapi, aku tak bisa memberitahumu, Haechan. Cobalah kau tanyakan sendiri kepada kakak laki-laki Jeno mungkin ia mau memberi tahukanmu."

Di luar pintu ruangan kepsek ia bisa mendengar sekilas bisik- bisik karyawan sekolah.

"Kau tau dia di tinggal kekasihnya saat anniv satu tahunya. Karena kekasihnya harus dirawat di rumah sakit. Tapi, kekasihnya tak ingin ia tau kalau ia sedang sakit, dan memilih merahasiakanya.. "

"Aku kasihan dengannya. Semoga ia tidak syok mendengar kabar kekasihnya..."

Mendengar itu, perasaan Haechan mulai tak tenang. Segera ia keluar dari area sekolah dan menuju halte bis.

Kisah Tentang MerekaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant