2 Abad

22 2 0
                                    


Prologue

Tahun 2145

Lalu lintas di ibukota yang seakan tidak pernah tidur. Dengan berjuta-juta cahaya yang menghiasi malam yang panjang. Sangat sulit dibayangkan oleh para pendiri bangsa bahwa negeri ini menjadi negara yang maju meski harus menghabiskan waktu 2 abad. Kriminalitas dimana-mana kemiskinan merajalela, seakan kejahatan tidak luput di negeri ini bahkan satu hari saja...

Aku bingkai foto yang terdapat dimeja kerjaku, foto yang mana diambil saat negeri ini masih menjadi negara yang berkembang.

"Huh, negeri ini tidak ada beda nya dengan zaman itu...",keluh ku meratapi negeri yang telah merdeka sejak tahun 1945 ini.

Sirine mobil polisi tiba-tiba mengacaukan ketenangan seisi kota saat. Aku bergegas beranjak dari tempat kerjaku.

"Malam yang sibuk..", dalam benakku. Seorang pemuda dengan tergesa –gesa datang ke ruangan ku, ia tampak pucat dan gemetaran.

"pak.. ",serunya. "Ada keadaan darurat! Korban ke 3 telah ditemukan!",Ujarnya dengan muka yang semakin pucat.

"Tenang dulu Dean, tunjukkan gambar tkp",ujarku.

Pemuda itu menujukkan hologram yang ia dapat di TKP, sebuah hologram yang diambil dengan menggunakan kamera 4D sehingga dapat melihat 4 sisi dari hologram tersebut dengan sangat jelas.

"Sepertinya kali ini lebih sadis dari sebelumnya, apakah ada yang menunjukkan kesamaan dengan 2 pembunuhan lain?", tanyaku sambil mengerutkan dahi.

" Ada pak, di sekitar tempat kejadian ditemukan sebuah pisau yang sama dan dengan sebuah sarung tangan yang warna dan ukurannya sama dengan 2 kasus pembunuhan sebelumnya",jelasnya.

"Jadi apa yang ingin diinginkan oleh pihak kepolisian?",tanyaku.

"Kami butuh bantuannya pak karena situasi ini semakin mendesak, karena ketiga korban ini semuanya pejabat yang menjabat di kota besar dan kematian mereka masih dirahasiakan demi menjaga ketertiban pak",ujarnya menjelaskan.

"Jadi apa yang bisa di bantu oleh pria yang sudah tua ini?",kataku.

"Pak seluruh devisi investigasi telah mengakui kejelian dan kejeniusan anda dalam menyelesaikan kasus yang telah menggemparkan tahun lalu yang membuat polisi kesusahan untuk menemukan jalan terang meskipun satu saksi pun" jelasnya.

"Mengingatkan kejadian tahun lalu ya . Baiklah Berikan berkas kasus ini biar ku dalami dulu",kataku sambil mengamati mayat yang tergeletak dalam hologram dengan sadis dibunuh.

"Baik pak, ini berkas tentang kasus ini dan semua data para korban yang telah diidentifikasi",ujarnya sambil memberikan tumpukan kertas ke atas meja.

"Memang cara konvensioanl lebih baik",gumamku.

"Begitulah pak, demi menjaga kerahasiaan kasus ini kami mengumpulkan arsipnya secara tulis tangan tanpa ada campur tangan digital sehingga tidak dapat untuk di retas, mengingat banyak data kepolisian yang bocor ke publik", ungkapnya.

"Kalau begitu saya permisi pak, selamat malam", ujarnya sambil meninggalkan ruang kerjaku yang sempit.

"Akhirnya pekerjaan sulit datang lagi", ujarku sambil meutup hologram yang berada di atas meja.

2 ABADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang