Security of Intelligence Agency

13 1 0
                                    


Aku akhirnya keluar dari gedung pemerintahan tersebut, setelah sebelumya menyerah menuruni tangga yang sangat panjang dan berkahir dengan beralih ke lift yang cepat.

Beberapa langkah di depan gedung aku berusaha menanyai warga yang beraktivitas di sekitar gedung pemerintahan tersebut.

"Apakah disini ada sesuatu yang menjanggal akhir-akhir ini", tanyaku pada salah satu pedagang sebuah toko yang tidak berada jauh dari kantor pemerintahan.

"Maksudnya apa ya?", tanya penjual toko tersebut sambil mengerutkan dahi seakan bingung dengan apa yang sedang ku tanyakan.

"Apakah akhir-akhir ini terjadi keributan di sekitar ini", tanyaku berusaha menyembunyikan fakta bahwa petinggi kota ini telah meregang nyawa dan keadaan politik negeri ini semakin memburuk jika tidak ditangani dengan cepat.

"Sepertinya tidak ada, keadanaan disini aman-aman saja", jawabnya sambil mengingat apa yang terjadi akhir-akhir ini.

"Memangnya ada apa ya?", penjual toko itu berbalik bertanya kepadaku.

"Bukan apa-apa, aku heran padahal tahun kemarin banyak kekacauan terjadi disana sini, tetapi seakan semuanya tidak pernah terjadi ya ha ha ha" ujarku sambil tertawa.

"Iya, mungkin para warga puas dengan hasil dari penunjukan gubernur oleh para dewan, karena banyak kekacauan tahun-tahun kemarin karena diduga ada yang disembunyikan oleh para dewan agar gubernur lama tetap terpilih, jadi setelah keinginan mereka terpenuhi sepertinya tak ada tuntutan tambahan", ujar penjual toko tersebut panjang lebar.

"Anda pandai mengamati situasi politik kota ini", kataku pada penjual tersebut.

"Ya, sebenarnya aku juga termasuk partisipan dalam demo untuk menurunkan gubernur yang dinilai tidak bekerja dengan baik tersebut, padahal telah menjadi gubernur sejak 10 tahun lalu, ya mungkin warga lain juga merasa bahwa saatnya merubah pemerintahan yang seperti ini", ujar penjual tersebut.

"Sepertinya gubernur baru kita kaya ya",ujarku memancing penjual tersebut untuk memberikan informasi lebih lanjut.

"Ya sih karena setiap kami menjalankan orasi kami, kabarnya selalu diakomodasi oleh pak gubernur dan tanpa ada campur tangan donatur", jawabnya mengonfirmasi pernyataan ku.

"Uang selalu menjadi faktor penentu suatu peradaban, dari masa ke masa tak peduli kapan dan dimanapun ", gumamku dalam hati.

"Terimakasih atas info nya pak", ujarku seraya meninggalkan penjual toko tersebut.

Aku berjalan ke arah jalan raya yang berada tepat di depan gedung gubernur tersebut untuk mengamati sekali lagi gedung pemerintahan tersebut dari sudut pandang berbeda.

Jam telah menunjukkan angka dua ketika aku melihat jam tangan digital antik ku. Kuarahkan jam tersebut dengan sudut 180 derajat mencakupi seluruh gedung pemerintahan tersebut secara perlahan seakan jam tersebut dapat memotret panorama dari jam tersebut.

Aku mulai memutar jam tersebut beberapa kali dan muncullah sebuah hologram yang menampilkan gedung tersebut sekaligus cuaca yang sedang terjadi. Aku mulai memutar hari pada jam tersebut dan seketika juga cuaca pada hologram tersebut juga berubah, seakan aku sedang menatap cctv yang selalu mengarah ke gedung pemerintahan yang berada di hadapanku.

"Sedang apa pak?", tanya petugas kemanan gedung pemerintahan yang dari tadi melihatku karena dianggap mencurigakan.

"Cuma melihat-lihat saja, tidak boleh",jawabku.

2 ABADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang