4. Dijodohkan

1.7K 197 58
                                    

Keisya tersedak begitu saja ketika mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keisya tersedak begitu saja ketika mendengarnya. Ia tidak salah dengar, 'kan? Perjodohan? Apakah ia masih hidup di jaman Siti Nur Baya?

"Pah?" panggil Keisya meminta penjelasan.

"Aku 'kan belum selesai kuliah, ini aja masih pusing mikirin skripsi, Paaah. Ditambah lagi perjodohan ini. Aku nggak mau nikah muda," rengek Keisya pada papahnya.

"Nggak apa-apa, dulu papah sama mamah kamu aja nikah muda lho," jawab Hendra.

"Tapi aku 'kan malu kalo sampai ketahuan temen-temen pah," kata Keisya lagi merengek berharap papahnya berubah pikiran.

"Nanti resepsinya tertutup kok, hanya saudara dan kolega papah yang datang."

"Tapi, 'kan aku nggak kenal sama dia."
"Ya kenalan dong, mulai dari sekarang kalian harus sering ketemu."

"Tapi—"

"Kamu masih sayang sama papah, 'kan?" potong Hendra menghentikan ucapan Keisya. Sedang perempuan itu mengatupkan bibirnya ketika melihat wajah serius dari papahnya. Kini mood-nya benar-benar down. Bagaimana bisa ia menikah sebelum menyelesaikan skripsinya yang masih revisi sana-sini?

Kini Hendra menatap Roni dengan wajah kemenangan. Kemudian Roni menatap anak laki-lakinya itu penuh harap. "Kamu gimana? Setuju, 'kan?" tanyanya.

Keisya jadi ikutan melirik ke arah Rino, berharap pemuda itu juga menolaknya. Keadaan sempat hening beberapa saat sebelum Rino mengatakan, "ya, setuju, Yah."

Keisya memejamkan matanya pasrah. Mulai hari ini dan seterusnya, mungkin kehidupannya akan berubah berkat perjodohan konyol ini.

***

Sedari tadi, gadis dengan rambut panjang bergelombang itu mendengus sepanjang jalan. Bagaimana tidak? Setelah papahnya menjodohkan dirinya dengan seorang pemuda yang tak dikenalnya itu, dengan ringan Hendra menyuruh anaknya untuk berjalan-jalan—sekaligus mengakrabkan anaknya dengan calon menantunya.

"Rino dan Keisya, kalian jalan-jalan dulu gak apa-apa, 'kan? Sekalian berkenalan dulu. Papah mau ngobrolin tentang bisnis dulu."

Hufft ... Mengingatnya saja bisa membuat mood-nya sangat berantakan. Kini, mereka berdua sedang berjalan-jalan di sekitar komplek yang kebetulan masih ramai.

Merasa berjalan sendirian, Rino membalikkan badan dan mendapati Keisya sedang termenung lima meter di belakangnya.

"Gak mau ikut?" ucap Rino untuk pertama kalinya pada Keisya. Ah ralat, kedua kalinya setelah pertemuan tidak sengaja di kantor siang itu.

Keisya tersadar lalu mendekat pelan ke arah Rino yang masih menunggunya. Jujur, Keisya masih merasa canggung sekaligus kesal di saat bersamaan.

Setelah dirasa sudah dekat, Rino kembali menghadap depan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Ia tahu, gadis di belakangnya ini tidak mau jalan berdampingan dengannya.
Namun, secara tiba-tiba Rino menghentikan langkahnya, membuat Keisya yang sedang berjalan menunduk di belakangnya menabrak punggung lebar Rino.

Keisya mendongakkan kepalanya dengan kesal lalu memegangi hidungnya yang sedikit terasa sakit.
'Kalo mau berhenti, bilang-bilang dulu bisa gak sih?' kesalnya dalam hati.

Rino kembali menghadap belakang dan berkata, "Jalannya di samping sini, jangan di belakang. Nanti lo diculik gua nggak tahu."

Dengan terpaksa, Keisya berjalan ke samping pemuda itu dan menyamakan langkahnya. Tentunya masih menjaga jarak, karena ia masih merasa kesal. Apakah pemuda itu tidak memikirkan masa depannya? Bagaimana bisa ia dengan ringan menyetujui perjodohan ini?

Walaupun begitu, setelah dilihat-lihat wajah Rino tampan juga. Dengan garis rahang tegas, bulu mata tebal, mata yang tajam, tetapi auranya terlihat lembut dan dingin.

Setelah lama berjalan, akhirnya mereka berhenti di sebuah taman yang tak jauh dari rumah Keisya. Rino menghampiri penjual gula kapas lalu membelinya. Sebelumnya ia juga sudah menawarkan Keisya, tetapi gadis itu tidak mau.

"Enggak deh, nanti gigi gue sakit," balasnya kemudian pergi menghampiri penjual minuman rasa matcha.

"Gua temenin?" tawar Rino. Keisya menggeleng lalu melanjutkan langkahnya.

Setelah membeli beberapa minuman, mereka berdua duduk di bangku yang sudah disediakan di pinggir taman. Suasananya hening, tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan.

Keisya menyeruput es boba rasa matcha yang tinggal setengah dengan merenung, sebelum akhirnya ia menunduk dan bergumam, "kenapa lo menerima perjodohan ini?" tanya Keisya tanpa menoleh ke arah Rino.

Rino menoleh pada gadis di sampingnya yang sedang menunduk. Membuat rambut panjangnya ikut terjuntai ke bawah. Rino berpikir sejenak. Sejujurnya, ia juga bingung harus menjawab apa. Di lain sisi, ia juga tidak merasa keberatan dengan perjodohan ini. Karena sebagai penerus ayahnya, ia merasa dirinya sudah mapan dan terlalu fokus pada kerjaan kantornya. Sehingga ia tidak mempunyai banyak waktu hanya untuk bermain keluar atau berkencan.

"Karena lo penolong gua."

Keisya mengangkat kepalanya menatap Rino tidak mengerti. Ia jadi berpikir, kebaikan apa yang telah ia perbuat untuk pemuda ini?

"Nolong lo?" tanyany heran. Sedangkan Rino mengangguk ragu.

"Tadi siang saat kita tabrakan di kantor, gua mau ngajak lo jadi pacar tipuan gua biar bokap gua batalin perjodohan ini. Ternyata lo adalah orang yang mau dijodohkan dengan gua. Sorry, gua belum nemu alasan yang pas untuk menolak," jelas Rino panjang lebar.

Keisya hampir saja tersedak ludahnya sendiri dan mendelik ke arah pemuda itu. 'Alasan macam apa itu?' pikirnya.

Sedangkan Rino menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dengan melihat reaksi Keisya, ia tahu jawabannya pasti sangat terdengar konyol. Ia juga bingung harus menjawab apa, tetapi ia juga tidak berbohong atas apa yang ia katakan tadi. Menikah dengan Keisya? Tidak terlalu buruk juga.

"Semua omongan lo nggak masuk akal, No," ucap Keisya ketus lalu bangkit pergi meninggalkan Rino yang masih terdiam di tempat duduknya.

Rino menatap kepergian gadis itu di bawah temaramnya lampu taman. Gadis itu hanya butuh waktu dan ia juga butuh waktu untuk membuat gadis itu bisa menerima dirinya. Rino menghela napasnya sebentar dan meyakinkan diri sendiri. Bahwa ia berjanji akan membuat Keisya jatuh hati padanya.

My Stranger Husband✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang