"Kau bekerja dengan baik selama seminggu ini Natasha."
Aku tersenyum mendengar pujian darinya. Ya, tidak terasa aku sudah ada di dunia ini selama seminggu penuh. Tidak ada kejadian yang berarti dan bisa dianggap penting setelah malam di mana aku memutar otakku untuk memikirkan si peri misterius. Ya, tidak ada penyerangan, tidak ada hal yang janggal, dan tidak pula bertemu peri itu. Semua terjadi dengan lancar dan baik-baik saja.
"Kau mendapat waktu libur dua hari. Nah, apa rencana liburanmu dalam dua hari ini?"
Aku berpikir sebentar. Aku sama sekali tidak memiliki rencana liburan. Melihat dari kehidupanku dulu, bisa dibilang aku tidak punya waktu libur karena harus bekerja di rumah untuk nenek sihir.
"Aku tidak tahu."
"Tidak tahu?" tegas Emerald yang membuatku sedikit kesal.
"Ya."
"Kalau begitu, bagaimana kita berkeliling lagi di Bright Land? Atau, kau mau belajar sihir?"
Aku menepuk dahiku pelan karena sudah melupakan hal penting itu.
"Ah ya aku lupa tentang itu. Emerald, apa kau mau mengajariku menggunakan sihir?"
"Tentu saja, sebenarnya waktu dua hari tidak cukup untuk mempelajari sihir, tapi sudah lebih dari cukup untuk mempelajari dasar-dasar penyerangan dan perlindungan diri."
Senyumku kembali merekah dan kami berdua berseru heboh.
"Baiklah, kita akan belajar sihir!"
***
Aku menunjukkan pada Emerald bahwa aku sudah bisa menggunakan sihir angin. Meski dengan kualitas rendah, aku cukup bangga karena aku mempelajarinya sendirian.
Emerald mengangguk senang dan menyuruhku untuk membaca mantra lainnya dalam buku sihir. Ngomong-ngomong, aku baru tahu ada padang rumput luas, yang katanya dibuat khusus untuk mereka yang ingin mempelajari sihir dan melatih kekuatannya.
"Emerald, apa semua peri di dunia ini tertarik mempelajari sihir?" tanyaku penasaran.
"Tidak. Hanya sedikit peri asal dunia manusia yang berminat mempelajarinya. Yah, soalnya sihir tidak terlalu dianggap penting dan mereka cenderung lebih fokus pada pekerjaan mereka, juga lebih memilih untuk bersantai di rumah saat mendapat waktu libur," jelasnya yang membuatku mengangguk.
Aku kembali menatap halaman buku sihir dan membaca deskripsi jenis kekuatan elemen angin. Aku tidak tahu apa yang harus kupelajari terlebih dahulu, tapi saat membaca deskripsi-deskripsi teknik sihir itu, aku tertarik dengan kekuatan membuat angin tornado dan tameng angin.
Aku menghafalkan kedua mantra tersebut dan menyerahkan buku sihir itu pada Emerald.
"Kau mau mencoba sihir yang mana?"
Aku menunjuk teknik pemyerangan dan teknik pelindung satu persatu. Emerald mengangguk mengerti lalu menyerahkan buku sihirnya kembali padaku."Caranya sama, hanya saja untuk penyerangan, kau dibebaskan untuk memilih seberapa besar mana yang ingin kau keluarkan. Semakin besar, semakin kuat pula pusaran angin yang tercipta. Tapi ingat, kau tidak boleh menyia-nyiakan mana dalam tubuhmu begitu saja. masih banyak penyerangan-penyerangan lain yang harus kau lakukan, jadi tidak boleh boros memakainya."
Emerald meletakkan kedua tangannya sejajar ke depan hingga terbentuk sebuah pusaran angin yang tingginya sekitar tiga meter. Ia melepas pusaran angin itu hingga berjalan dengan kecepatan sedang dan berakhir dengan hilangnya kekuatan tersebut setelah menyentuh garis sihir pembatas padang rumput ini.
Aku berdecak kagum melihat aksinya barusan. Anginnya terasa sangat nyata dan menerbangkan apa saja yang ada di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [END]
FantasyTerbangun di sebuah dunia yang indah, siapa yang akan menolaknya? Natasha, gadis berumur lima belas tahun yang tinggal bersama seorang wanita yang mengadopsinya. Bukan disayang, ia justru merasa diperlakukan seperti pelayan pribadinya. Tak heran ji...