Part 11

4K 383 35
                                    

"Tapi perlahan saja, kami juga tak memaksa kalian secepatnya untuk memberikan kami cucu. Jadi jangan di jadikan beban ya So Eun ah."

So Eun diam dengan kedua tangan saling menggenggam. Kepalanya menunduk, tak berani menatap sekitar. Keringat mulai muncul di dahi So Eun. Napasnya sesak. Walaupun katanya tak perlu di jadikan beban, bagi So Eun sekarang bebannya bertambah berkali-kali lipat.

Kim Bum sedari tadi lebih banyak memperhatikan So Eun dari pada mendengar kata-kata eommanya. Dia ingin membantah, tapi tak ada yang salah dengan perkataan eommanya. Bahkan eommanya juga tak memaksa. Jadi terpaksa Kim Bum hanya diam.

•••

Kedatangan orang tua Kim Bum waktu itu tak pelak malah menambah keruh suasana. Kim Bum dan So Eun yang awalnya melakukan aksi diamnya, sekarang semakin diam saja.

Keadaan ini sudah sampai dua minggu. Tak ada dari mereka yang berniat untuk memperbaikinya, seolah menikmati kehidupan yang seperti ini. Sampai kejadian pagi ini membuat mereka kembali berinteraksi setelah sekian lama hanya saling diam. So Eun yang tergesa-gesa menaiki tangga dan Kim Bum yang buru-buru turun tangga di rumah mereka.

So Eun tergesa-gesa karena meninggalkan tugas kuliahnya yang harus di kumpulkan hari ini. Dan Kim Bum buru-buru karena bangun kesiangan yang hampir tak pernah terjadi selama ini.

Bagaimana tidak akan telat bangun jika setiap malam Kim Bum memiliki pekerjaan baru. Berlama-lama menatapi So Eun yang sedang tertidur pulas.

"Aww"

So Eun berteriak kesakitan, menyadari ternyata rambutnya tersangkut di jam tangan Kim Bum yang kebetulan sedang mengangkat tangannya.

"Kau tak apa?" Kim Bum cemas melihat So Eun yang meringis kesakitan. Melihat jamnya yang menyangkut di rambut So Eun yang sedang dikuncir kuda.

"Perih."

"Tenanglah, aku akan melepaskannya."

Kim Bum berusaha melepaskannya, tapi entah kenapa begitu sulit. Rambut So Eun melilit kuat di sana.

"Bisa?"

"Tunggu, aku sedang berusaha."

"Kenapa lama sekali?"

"Rambutmu melilit kuat di sini."

"Cepatlah? Leherku sakit."

"Sabarlah."

Kim Bum terus berusaha, namun karena So Eun terus bergerak mengakibatkan lilitannya semakin kuat.

"Lepas saja ikatannya."

"Apa?"

"Ikat rambut."

"Kenapa?"

"Biar lebih mudah."

"Tapi aku sudah terlambat."

"Tapi akan menyakitimu jika ikatannya tak di lepas."

Ini percakapan terpanjang mereka dalam sejarah mereka sebagai suami istri. Dan sepertinya ini juga pertama kalinya pembicaran yang tidak melibatkan emosi di dalamnya.

"Hmm baiklah."

Perlahan So Eun melepaskan ikat rambutnya. Harum semerbak dari rambut So Eun menyapa hidung Kim Bum, memecah konsentrasi Kim Bum untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Sudah?"

"Owh, tunggu sebentar."

Setelah berusaha cukup keras karena Kim Bum tidak bisa fokus mengerjakannya, akhirnya lepas juga.

THE EXAM OF LOVE (Complete)Where stories live. Discover now