9. Begin (AkaKuro)

1.5K 138 25
                                    

Ada tiga hal yang mengganggu benak Seijuurou saat ini.

SatuーTetsuya

DuaーTetsuya

TigaーTetsuya

Oh, semuanya Tetsuya? Apakah Seijuurou lupa memberitahu kalau dunia Seijuurou hanyalah Tetsuya seorang?

Dan sekarang kalian boleh menertawakan kebodohannya. Bodoh karena ia tidak menjawab pernyataan cinta Tetsuya tempo dulu, dan menggantungkan perasaan pemuda itu di awang-awang.

Kejam, sungguh. Seijuurou pun sadar akan perbuatannya. Tapi dia bisa berbuat apa? Kini giliran dia yang malah digantung Tetsuya.

Manik tajam Seijuurou tampak tenang mengamati dari jauh, gerombolan anak yang tengah bermain tumpukan daun di pinggir taman. Salah seorangnya, berwajah lugu dengan benang rambut sewarna daun musim gugur, berlari menyambut pemuda manis yang baru saja datang dan membawa bungkusan plastik berisi minuman hangat. Bocah berpipi gembil tersebut terkekeh riang dan pemuda tadi ikut tertawa sembari mengacak helai rambut cokelat keemasan itu.

Seijuurou menahan napas. Ia menyipitkan mata untuk mempertajam pandangan, setelah sebelumnya tidak terlalu yakin dengan apa yang ia lihat.

Tetsuya?

"Aku menyukai anak-anak, Akashi-senpai. Karena itu aku senang sekali datang ke taman bermain untuk menemani mereka."

Desiran hangat mengisi rongga dada Seijuurou. Ia ingatーia sangat ingatー apa yang Tetsuya katakan padanya beberapa tahun lalu, saat mereka melewati sebuah taman bermain sepulang sekolah.

Dan Seijuurou pun tersenyum.

Sepertinya tokoh utama kita ini tahu langkah apa yang akan dia ambil untuk merebut kembali hati seorang Tetsuya Kuroko.

.
.
.

Autumn, 2015

Tetsuya membuka pintu kamarnya, hanya untuk mendapati Seijuurou tengah berdiri bersandar pada balkon koridor. Mendengar suara pintu terbuka, pria tampan tersebut menoleh dan tersenyum kecil.

"Ah, Tetsuya, selamat pagi," ucapnya sembari mengetuk-ketukkan puntung rokok pada dinding koridor.

Kening Tetsuya berkerut, lalu ia mundur dua langkah. "Sejak kapan Akashi-senpai merokok?" Ia mengibas-ngibaskan tangan menghindari asap yang berhembus ke arahnya.

Seijuurou tertawa, lalu berjalan mendekati kotak sampah di samping pintu. "Sejak aku kau gantungkan," ujarnya kalem. Puntung rokok pun meluncur mulus ke dalam kotak. "Kurasa ini lebih baik daripada aku melampiaskannya dengan minum-minuman keras, bukan?"

Raut wajah Tetsuya langsung terlihat masam saat itu juga. Ia menutup pintu dan menguncinya dalam satu hentakan.

"Hei, santai Tetsuya sayang, pintunya bisa rusak nanti," Seijuurou mendekat, lalu mengurung pemuda itu di antara kedua tangannya. "Omong-omong, kau belum membalas sapaan selamat pagiku, lho."

"Selamat pagi Akashi-senpai. Bisa permisi? Aku mau lewat," ujar Tetsuya datar, tidak terpengaruh sama sekali dengan wajah geli pria tampan di hadapannya.

"Mau kemana?"

"Kemana saja, aku rasa itu bukan urusan senpai. Bisa minggir?"

"Bisa kalau kau mengijinkanku untuk menemanimu pergi."

Jengah, Tetsuya memutar matanya dengan malas. Ia meraih lengan kokoh Seijuurou dan menyingkirkannya. "Terserah senpai saja, toh aku juga tidak keberatan kalau dapat tumpangan gratis. Daripada naik bus keluar uang."

AUTUMN SERIES ✔Where stories live. Discover now