1 : Prolog

679 59 8
                                    

-Menangislah kalau memang kau ingin menangis. Tak usah di tahan, itu akan sakit. Tak peduli dimana kau berada, tak peduli ada yang memerhatikanmu, menangislah. Kadang, sesuatu yang sakit itu akan keluar bersama jatuhnya air mata- Unknown.

.

.

.

Api menyala hebat memakan segala sesuatunya yang ia temui. Tak kenal hari sedang mendung atau tanggal sedang libur, api itu terus berkobar memamerkan dirinya yang seakan tak terkalahkan.

Hanya ada satu hal yang Taehyung ingat kala itu. Semua anggota keluarganya habis menjadi abu bersama beberapa kendaraan yang berada di sampingnya. Sebuah kecelakaan besar di salah satu jalan besar di Seoul.

Sesak. Hanya itu yang ia rasakan karena terlalu banyak menghirup asap tebal. Bahkan untuk meneriakkan nama ayah dan ibunya, ia tak sanggup. Hingga akhirnya ia hanya bisa meraih jas putih kebesaran milik seseorang yang ada disana.

"Tolong ibu dan ayahku..." katanya.

"N-Ne." jawab orang tersebut yang tak lain adalah seorang dokter.

Hanya sekali suntikkan, Taehyung akhirnya memejamkan matanya, larut bersama obat bius dan bermimpi dalam tidurnya yang entah, kapan akan kembali bangun.

*

"Eommaku sedang hamil 7 bulan, dan kami berencana berlibur ke Jeju untuk beberapa hari, karena ayahku yang bekerja sebagai agen pengiriman barang sedang berlibur. Aku tak pernah sedikitpun melunturkan niatku untuk terus tersenyum hingga akhirnya kejadian itu terjadi. Tabrakan hebat nan besar mengakibatkan kebakaran yang akhirnya menelan banyak korban termasuk ayah, ibu dan adikku. Entah kenapa, aku merasa ingin membalas dendam akan kejadian ini. Tapi pada siapa?"

*

"Apa kau mempunyai rumah?"

"Ne."

Setelah sekitar 8 hari sejak kejadian kecelakaan besar yang menimpa keluarga Taehyung, kini Taehyung sudah kembali sehat dan dibolehkan untuk pulang.

"Apa kau masih sekolah?"

"Ne. Aku masih SMA." jawab Taehyung.

"Rumah sakit akan memesankanmu kendaraan agar kau bisa langsung ke rumah. Tenang saja, semua dibayar pemerintah."

"Ne."

Hidup Taehyung di rumah sakit memang terjamin. Tapi Taehyung masih harus belajar dan bersekolah mengingat waktu libur sebentar lagi akan selesai.

"Tunggu Doktermu dulu memberi resep, baru kau bisa pulang." ucap sang perawat sebelum akhirnya meninggalkan ruang rawat milik Taehyung seraya membawa beberapa peralatan rumah sakit yang selama ini menempel di tubuh Taehyung.

Seert.

Pintu ruang rawat Taehyung akhirnya terbuka menampilkan dokter spessialis pengampu luka Taehyung yang masih mudah jika dilihat dari wajahnya. Namanya Dokter Min Yoongi.

"Ambil ini dan pulanglah." ucap Dokter Min.

"Neeee." jawab Taehyung seraya memasang wajah kesalnya. Pasalnya, dari dulu ia mengaku menjadi fans dari Dokter tersebut karena memiliki karisma yang berbeda. Hanya saja, Taehyung menjadi jengkel kalau Dokter itu sudah mulai berbicara. Seperti tak niat untuk berkata. Irit sekali, kadang terdengar menyakitkan.

Dokter mana yang datang menemui pasiennya untuk terakhir kalinya tanpa senyuman? Malah kesannya seperti mengusir.

"Aku akan pulang kemana?" tanya Taehyung.

'Cause My PastWhere stories live. Discover now