13

716 85 18
                                    

Irene baru saja melepas sepatu saat sebuah suara perempuan yang tidak begitu familiar menghampiri telinganya. Ia bergegas ke arah sumber suara di sudut ruang televisi dan menemukan dua sosok yang sedang asyik bermain.

"Mama!" Daeul berhambur ke arah Irene dan memeluk kakinya sebelum mengulurkan kedua tangannya untuk digendong.

"Taeyeon?" Irene masih memandang bingung Taeyeon yang secara tiba-tiba hadir di kediamannya walau tangannya sudah meraih untuk memeluk Daeul dalam dekapannya.

Taeyeon bangkit dengan kikuk dan melambaikan tangannya, "H-hei, Irene."

"Oh iya, hei," Irene menengokkan kepalanya cepat ke arah penjuru ruangan, "Baekhyun mana? Baek~" Ia melangkahkan kakinya ke arah dapur setelah melepas totebag sembari memanggil sang suami.

"Ng, Baekkie..."

Irene menoleh dengan cepat saat sebuah panggilan tak biasa terdengar, "Baekkie?"

Taeyeon menggigit bibirnya keras, menghukum bibir tak sopannya memanggil Baekhyun dengan panggilan tersebut di depan istrinya, "O-oh maksudku, Baekhyun di..."

"I'm here, Baby," Baekhyun menuruni anak tangga dengan sedikit melompatkan tubuhnya dan menghampiri Irene untuk mendaratkan kecupan singkatnya.

"Kamu kok ninggalin Daeul sama tamu, sih? Udah tahu anaknya susah diem, kan kasian Taeyeon pasti repot tadi."

Baekhyun mengusak rambut Daeul yang sudah bersandar di bahu Irene, "Dia-nya yang mau kok."

"Bibi Jung kemana?"

"Pas kamu berangkat, Mama nelfon minta Bibi Jung ke sana, jadi aku cuma berdua Daeul."

Irene mengangguk, "Tadi Daeul tidurnya lama, gak?"

Baekhyun memamerkan gigi rapinya sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Daeul belum tidur, dia—"

"Kamu nih," Irene menepuk lengan Baekhyun sembari menggigit bibirnya kesal, "Ayo Daeul bobo dulu," Irene mengusap punggung Daeul lembut sembari beranjak meninggalkan dapur, "Taeyeon, aku ke atas dulu, ya," Tanpa menunggu jawaban dari Taeyeon, Irene melangkahkan kakinya menuju lantai dua.

"Irene concern banget cuma karena Daeul belum tidur siang," Taeyeon beralih posisi dari teepee tent ke sofa depan televisi yang kini diduduki Baekhyun.

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya, "Aku pikir semua orang tua akan concern ke anaknya, apalagi kalau anaknya lagi sakit."

"Sorry, aku belum jadi orang tua jadi belum paham," Taeyeon merutuki dirinya yang terdengar bodoh saat ini. Ia mengetukkan jemarinya di atas tungkai kaki cepat, "Kayaknya Daeul lebih sering sama kamu daripada sama Irene, ya?"

"Enggak juga, kebetulan aja akhir-akhir ini Irene agak sibuk karena salah satu bukunya mau diangkat jadi film."

"Dia penulis? Bukunya mau diangkat jadi film?" Baekhyun mengangguk pelan sembari menyandarkan punggungnya pada sofa, "Wow. Gimana rasanya?"

"Maksudnya?"

"Irene pasti jadi banyak dikenal orang, kamu juga. Gimana rasanya keseret populer? Seingetku kamu gak suka jadi pusat perhatian."

Baekhyun tertawa sebentar, "Aku gak punya pilihan selain ikutin arus, kan? Masih adaptasi, tapi lama-lama juga terbiasa."

"Kamu berubah banyak," Taeyeon ikut menyandarkan punggungnya pada sofa, "Dulu kamu susah banget disuruh perform di depan temen-temen pas Summer Fest. Yaaa, walau pada akhirnya kamu mau perform juga karena aku temenin."

Baekhyun menyunggingkan senyumnya, ia ingat kejadian yang berlangsung lebih dari satu dekade silam itu. Ia tampak bodoh menyanggupi untuk tampil di sebuah acara sekolah hanya karena seorang perempuan yang dulu nyaris setiap hari memenuhi pikirannya.

"Masih inget gak lagu yang kita nyanyiin dulu?" Taeyeon menumpu kepalanya dengan sebelah tangan sembari menanti jawaban Baekhyun.

Laki-laki di depannya yang tak berubah banyak selain terlihat bertambah dewasa dan matang, tampak memperlihatkan smirk-nya, "Nguji ingatan aku?"

"Enggak juga sih, mantan pemenang lomba olimpiade mana mungkin punya ingatan buruk, hahaha."

"Taeyeon, mau ikut makan malem di sini?" Suara Irene yang tiba-tiba menginterupsi tawa Baekhyun dan Taeyeon dalam seketika meluruhkannya. Setelah berhasil menidurkan Daeul dengan cepat, ia langsung kembali untuk menyiapkan makan malam.

Taeyeon melihat ke arah Baekhyun sesaat, "Ng—"

"Oh, atau kamu ada jadwal nyanyi? Aku denger tiap weekend kamu nyanyi di Hotel Byun juga," Irene mulai merajang air dan mempersiapkan beberapa bahan makanan.

"E-enggak, aku baru mulai minggu depan nyanyi di hotel."

"Ya udah, kalau gitu ikut makan malem aja di sini," Baekhyun bangkit dari duduknya dan membantu Irene memasangkan apron bermotif bunga.

"Ng—" Seandainya diperbolehkan jujur, Taeyeon tidak sanggup untuk berlama-lama melihat Baekhyun bersama Irene, membuat matanya sakit, terutama hatinya. Tapi, ia juga tidak bisa mengelak kalau ia ingin lebih lama melihat Baekhyun.

"Gak usah takut kemaleman, nanti bisa aku panggilin taksi," Irene membuang pandangnya ke arah Taeyeon dengan tersenyum simpul, "Atau nanti Baekhyun bisa anterin kamu pulang," Baekhyun yang tak percaya mendengar ucapan sang istri hanya mengerjapkan matanya cepat.

Dan setengah jam kemudian, mereka bertiga sudah duduk di meja makan menyantap makan malam dengan kesunyian yang menggeluti. Baekhyun tahu ia harus memecah keheningan tersebut karena ia satu-satunya jembatan di antara keduanya.

"Tadi gimana meeting sama PH-nya?" Baekhyun menoleh ke arah Irene setelah menyuap udang tempuranya.

Entah apa yang tiba-tiba menyergap Irene, sejak ia duduk makan malam bertiga bersama salah seorang teman Baekhyun membuat isi kepalanya mendadak sibuk berpikir. Ia tersentak saat Baekhyun bertanya padanya.

"Ooh? Hm, seru. Aku ketemu beberapa produser, sutradara, sama penulis script. Tadi ada editorku juga nemenin."

"Lancar?"

Irene mengangguk semangat dengan binaran di matanya, "Dua bulan lagi bakal mulai shooting-nya kalau pemerannya udah ditentuin," Baekhyun melebarkan matanya terkejut, ia tak menyadari jika prosesnya akan secepat itu, "Tebak dong, aku ngasih kandidat siapa yang jadi pemeran utama laki-laki di film-nya."

"Hmm, Bogum?" Irene menggeleng dan masih menunggu dengan sabar jawaban yang tepat dari sang suami, "Park Jisoo?" Lagi-lagi Irene menggelengkan kepalanya, "Oh, Lee Jongsuk pasti!"

"Aish, bukan. Aku ngasih kandidat—Sehun!"

Rahang Baekhyun serasa akan jatuh seketika mendengar nama salah satu sahabatnya disebut, "Sehun? Kamu gak salah minta anak ayam itu yang jadi pemeran utama film kamu?"

Irene menggeleng semangat, "Sehun tuh mukanya mendukung banget buat karakter yang bakal dimainin, walau aslinya beda 180 derajat, hahaha. Dia juga aktingnya bagus."

"Ini Sehun—Oh Sehun temen kita?" Taeyeon yang sedari tadi hanya mendengarkan akhirnya membuka suara setelah menaruh sumpitnya dan melihat Baekhyun.

"Oh, iya. Kamu—kenal Sehun?" Irene melihat seksama Taeyeon yang masih menunggu jawaban dari Baekhyun dengan lekat.

Sebuah anggukan dari Taeyeon membuat Irene kembali dirundung awan kelabu. Semakin lama, Irene merasa kehadiran Taeyeon membuatnya sedikit tidak nyaman, seolah gerak-geriknya selalu diperhatikan, seolah ia ingin mendapat peran di antara Baekhyun dan Irene. Ia menggelengkan kepalanya sebentar, mengusir segala bisikan-bisikan busuk yang menghampiri telinganya. Ia tidak perlu khawatir dan takut tentang apapun.

Ia tidak perlu takut, selama Baekhyun di sisinya.

***

해라 ❤

HEARTBEAT | book 2 of 3Where stories live. Discover now