9) Jawaban

2.1K 101 0
                                    

Hari ini Halimah ada mata pelajaran yang di luar jam KBM, pelajaran olahraga pada jam 09:30 WIB. Karena liburan Farhan masih lama, jadi ia masih mengantar-jemput Halimah.

Halimah sudah siap dengan seragam olahraganya yang berwarna biru-putih serta kerudung langsung yang lumayan lebar. Saat pelajaran ia tak memakai kacamatanya.

Sesampainya di sekolah, Halimah langsung masuk ke dalam sekolahnya, sedangkan Farhan langsung pulang.

Sementara itu, di rumah Halimah …

"Nak," panggil Abinya Farhan.

"Na'am Bi, kenapa?"

"Abi-Ummi dan Abi-Ummi Halimah ingin meminta jawaban Halimah atas rencana perjodohan kalian."

Farhan pun tertegun.

"Na'am, Bi. Baiklah, nanti akan kutanyakan pada Halimah."

"Bagus lah. Ya sudah, sekarang cepat jemput Halimah. Nanti ia bisa lelah kalau menunggumu terlalu lama!"

"Na'am. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Farhan baru saja sampai di sekolah Halimah, dan dilihatnya Halimah sedang membeli minum bersama dengan siswa-siswi 7E yang masih lengkap, 40 murid. Mungkin karena belum ada yang jemput jadi mereka belum pulang.

Dengan langkah ragu, Farhan berjalan ke arah Halimah yang sedang mengobrol bersama teman-teman dan kedelapan sahabatnya.

"Assalamu'alaikum.. Halimah." seru Farhan sambil menepuk pundak kanan Halimah.

Semua pasang netra menatapnya seketika. Tapi Farhan tak acuh dan malah menatap Halimah dengan tatapan yang sulit diartikan. Karena kondisi perasaannya saat ini juga sama, sulit diartikan.

"Eh? Wa'alaikumussalam, Akh. Ayo pulang,"

"Na'am. Tapi …"

"Tapi..?"

"Eum.. i--itu, a--aku mau bicara sama kamu dulu sebentar."

"Soal apa?"

"Ehm ... perjodohan kita,"

Halimah termangu. Ia melirik sekitar. Lalu berbisik pada lelaki di sebelahnya, "Ngomonginnya jangan di sini, Kak."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Farhan berjalan lebih dulu menjauh dari tempat semula dengan Halimah yang mengekorinya di belakang. Namun ada sepasang mata yang menyaksikan itu semua dengan lamat. Sepasang mata milik Arfan.

"Kenapa, Kak?" tanya Halimah.

"Jawabanmu, kamu belum memberi jawaban, 'kan?"

"Oh, itu."

"Jadi.. mau atau tidak?"

"Kalau aku menolak, aku bisa merusak hubungan persahabatan orang tuaku dan orang tua Akhy Farhan. Tapi.. bagaimana dengan perasaanku pada Arfan? Ya mughitsu, aghitsni ..." batin Halimah berkecamuk, pikirannya kacau seketika.

"Halimah.."

Halimah masih diam, ia masih berpikir harus menjawab apa, ia hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Sedangkan teman-teman dan sahabat-sahabat Halimah hanya melihat sekilas saja.

"Bismillah … na'am Akh, aku menyetujui perjodohan kita."

'Deg!'

Sungguh, Arfan sangat tidak percaya akan jawaban yang diberikan Halimah. Sedangkan Farhan menatap Halimah penuh tanya, karena ia kira Halimah akan menolaknya.

"Syukran, ya."

"Na'am.. afwan,"

"Ya udah, ayo pulang!"

"Ayo,"

"Assalamu'alaikum," ujar Farhan dan Halimah.

"Wa'alaikumussalam," ujar teman-teman dan sahabat-sahabat Halimah.

Mereka pun pulang. Meninggalkan Arfan dan teman-teman Halimah lainnya yang mulai dibelenggu kebingungan.

~•~••~•~••~•~

Arfan merasa sangat sakit hati, ditambah dengan melihat Farhan dan Halimah yang lagi-lagi bergandengan tangan saat masuk kelas.

"Halimah, aku pulang dulu, ya!"

"Na'am, Akh."

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Halimah pun segera menaruh tasnya di tempat duduknya.

"Mira! Kamu serius setuju sama perjodohanmu dan Akhy Farhan!?" ujar Balqis dengan suara yang bisa didengar sampai kelas 7F, kelasnya Hafshah karena teriakan Balqis memang sangat keras sampai membuat telinga orang-orang yang di sekitarnya menjadi sakit.

[Hush! Sembarangan kau Author..! ~Balqis. Sembarangan sesepuhmu..! Itu 'kan fakta! Fakta! ~Author. Oke sip√=,=√ ~Balqis. Oke, kita balik lagi ke cerita! Btw, Thor hampirr ajaa kehabisan ide:( makanya kemaren gak update:( ~Author. Bwahahah makan tuh kehabisan ide! Lagian sih aku gak dimasukin di cerita ini! ~Bayu. Soalnya kamu ngeselin sih! ~Author. Yayaya ok sip-,- Btw Thor, cerita ini kira-kira bakal happy ending  atau sad ending nih Thor? ~Bayu. Thor sih pengennya sad ending, yah mungkin yang baca cerita Thor dikit banget dan mungkin bakal B aja pas baca endingnya, atau mungkin udah gak baca lagi, tapi Thor tetep lanjutin aja dah. Soalnya Thor kuker plus gabut banget di rumah ~Author. Oh bagindass, kenapa bikin cerita ini Thor? ~Bayu. Hm, cuma karena Author itu orangnya suka ngomong sendiri (dalem hati) plus males nulis di buku plus tukang ngayal, jadi bikin cerita ini dehh, heheh√>.<√ ~Author. Ohh gituu, trus… ~Bayu. Udah woy! Nanya mulu! ~Author. Iya deh maap..:( ~Bayu. Y ~Author.]

"Na'am Qis, aku serius." jawab Halimah lalu duduk di depan Arfan.

"Kenapa?!"

"Aku.. gak mau persahabatan antara orang tuaku dan orang tua Akhy Farhan jadi renggang karena keegoisanku. Memang aku yang akan dijodohkan, aku yang akan menikah, dan memang ini tentang perasaanku, tapi aku gak mau memikirkan diriku sendiri."

"Huftt, baiklah, terserah kamu aja."

"Na'am."

"Hm,"

"Arfan?" panggil Halimah.

"Na'am, Wa. Kenapa?"

"Asif …." jawab Halimah sambil menunduk dan hampir menangis.

"Na'am, gak apa kok …."

Bel dimulainya pelajaran pun berbunyi, mereka segera menuju tempat duduk masing-masing.

B e r s a m b u n g . . .

Assalamu'alaikum!
Asif, kalo kurang bagus:(
Vote, jika suka:"
Sekian,
Syukran >...<
Wassalamu'alaikum!

| 6 Juli 2018 |
By : kwati7970.

[SDRS1] HALWA | V1 | SELESAI✔Where stories live. Discover now